Quantcast
Channel: Dunia Kecil Indi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 312

We've Made It!

$
0
0


Selamat tahun baruuuuuuu! :) Eh, boleh ngucapin nggak sih? Hehehe. Jujur sekarang gue takut salah kalau bikin ucapan (---ntar ada yang balas 'gue nggak rayain'). Soalnya di grup whatsapp unfaedah gue ramai banget soal ngebanned terompet dan segala macam atribut yang pas gue kecil identik banget dengan tahun baru. Di satu sisi gue senang soalnya suasana di komplek rumah jadi lebih senyap, nggak ada yang niup terompet. Di sisi lain gue sedih dong lihat penjaja terompet dst etc di jalanan yang sepi pembeli :( Gue sih no comment kalau ada yang bikin argumen tentang agama, tapi buat gue sendiri selama dilakukan dengan tertib dan nggak berlebihan ya why not? Kita tinggal di Indonesia kok, dan tahun memang berganti, ---buktinya saja kalendernya ganti angka, kan, hehehe. Gue sendiri nggak punya tradisi khusus tiap tahun baru, yang penting kumpul dengan keluarga dan buat gue itu positif. Kalau ada yang bilang, "Kumpul keluarga mah bisa tiap hari kali!", well, lucky you then. Manusiawi kok kalau ingin sesuatu yang istimewa sesekali. Dan tahun baru itu cuma "moment" alias penanda kalau 365 hari sudah dilalui. Melewatinya dengan sedikit perayaan bersama keluarga sambil bersyukur buat gue nggak ada yang salah :)

Buat gue dan Shane ini adalah tahun baru pertama yang kami lalui bersama secara langsung. ---Maksudnya kami berada di tempat yang sama, gitu :p Soalnya tahun baru 2018 lalu, waktu kami masih sahabatan dilalui dengan makan pizza bersama tapi lewat telepon. Gue di Indonesia dan dia di Amerika. Perbedaan waktu kami juga 13 jam, jadi pas pergantian hari gue doang yang heboh sendiri, hehehe. Gue dan Shane excited sekali, tapi lebih fokus ke quality timenya sih karena kami nggak ada rencana bakal ngapain. Yang penting barengan. We can do whatever we want, mau melek sampai pagi juga boleh. Karena meski kami nggak kerja kantoran, tapi break tahun baru ini memang bertepatan dengan selesainya salah satu project gue. Shane sih bilangnya kepengen nonton film bareng saja, mungkin kami bisa cari speakers yang agak bagusan karena punya gue yang lama sudah rusak. Gue setuju, dan berhubung ada dua keponakan gue di rumah jadi kami juga mau sekalian cari kembang api biar mereka ikut happy. Jadilah siang harinya di malam tahun baru gue dan Shane ke mall terdekat buat cari speakers dan kembang api. Dan berhubung tahun lalu kami makan pizzanya terpisah sepuluh ribu miles lebih (lol), jadi kami putuskan buat beli bahan-bahannya sekalian. Mau masak berdua ceritanya, hehe.


Oh iya, beberapa hari sebelumnya gue dan Shane sudah beli kado buat Ibu, Bapak dan dua keponakan. Kami sebenarnya sudah rencanakan ini jauh-jauh hari, cuma karena gue sedang nggak enak badan jadi belanjanya rada mepet. Eh, bukan "rada" lagi sih, tapi memang mepet. Mall sudah mau tutup sampai kami diusir halus gitu, tapi apa daya kami pura-pura budeg saja karena memang butuh :p Gue yakin we can choose something better kalau ada waktu lebih, tapi nggak apalah, anggap saja ini sebagai kenang-kenangan karena sudah melalui tahun 2018. Ini semacam kebiasaan bagi gue untuk bagi-bagi kado (---meski nggak bisa dibilang "tradisi" karena ada kalanya gue bokek, hehe). Buat seru-seruan saja, biasanya gue taruh kado-kadonya di ruang TV waktu orangtua gue tidur, jadi pas bangun mereka kaget, hehehe :D Kalau sedang ada rezeki lebih kadang gue juga belikan sesuatu buat karyawan yang bekerja untuk Ibu, termasuk untuk hewan-hewan peliharaan gue juga (mudah-mudahan tahun depan, ya!). Dan berhubung keponakan-keponakan gue itu masih bayi-bayi, jadi timing bagi kadonya agak diubah sedikit, ---di sore hari biar masih pada segar bugar!

Sepulang dari mall gue dan Shane langsung panggil the boys, Ali dan Abi yang lagi sibuk berantakin ruang TV. Orangtua mereka harus lembur di bank karena akhir tahun, jadi kami kebagian dikunjungi sampai malam. Usia mereka 3 dan 1,5 tahun alias usia-usia yang bikin dilema; jauh kangen, tapi kalau dekat kadang bikin pusing, hahaha. Ali sudah mengerti dengan konsep kado. Jadi dia excited sekali untuk buka pembungkusnya, termasuk yang punya adiknya. Kalau diingat-ingat Ali itu memang selalu antusias dengan "hari besar". Entah karena dulu sering menghabiskan waktu sama gue, atau memang dia terlahir kaya gitu :p Ingatannya kuat sekali, meski baru 3 kali merayakan Halloween tapi dia ingat dengan 2 yang terakhir, termasuk kostum dan makanannya. Hampir tiap hari dia bertanya kapan Halloween lagi. Lucunya dia juga mengerti kalau hantu pas Halloween itu bohongan semua, jadi dia malah semangat buat lihat bukannya takut, hehehe. Juga dengan moment tahun baru ini, dia semangat untuk main kembang api sampai-sampai ruang TV dia beresin sehabis dapat kado supaya bisa cepat-cepat ke halaman rumah :D



Seperti kedua keponakan gue, Ibu dan Bapak juga dapat kado lebih cepat. Ya, kalau nunggu sampai malam gue takut mereka pikir gue lupa buat kasih kado, lol. Reaksi mereka sungguh overwhelming. Masih merinding kalau gue bayanginnya, padahal kadonya sederhana banget; sandal buat Ibu dan termos elektrik buat Bapak. Beruntung gue sempat abadikan reaksi mereka lewat kamera handphone jadi bisa gue lihat berulang-ulang. Memang ya, namanya kado itu sekecil apapun pasti bikin senang. Gue juga dapat kado lho, dari Shane, ---ada makanan, piyama dan baju baru. Sampai hari ini bajunya belum gue terima karena dia pesan online gitu. Tumben banget gue pilih model overall celana padahal biasanya pakai dress. Soalnya desainnya lucu banget sih gambar mangkuk ayam ala-ala penjual mie. Jadi nggak sabar dan juga penasaran gue kaya apa kalau pakai celana, hehehe. Ibu mertua gue juga kirim kado yang harus kami jemput ke kantor pos karena terkena bea cukai, sniff... Isinya banyak banget, ada pernak-pernik Hello Kitty buat gue dan The Beatles buat Shane. Senang sekali, karena gue juga dapat sekantung pita rambut dengan berbagai warna. Secara gue punya kebiasaan pakai matching hair bow dengan baju, hahaha (Jojo Siwa mah lewat). By the way, gue bilang "sniff" bukan karena gue kecewa harus bayar bea cukai, ya. Namanya kado, itu pasti tanggungan si pemberi. Tapi jujur gue memang agak bete karena urusan bea cukai ini merusak kejutan. Soalnya jika harga barang di atas 100USD pasti dikirimi email dengan pertanyaan isi barang. Niatnya mau bikin kejutan tapi gue jadi harus nanya-nanya sama ibu mertua apa isinya, haduh :( Ini bukan pengalaman pertama, waktu gue dan Shane masih temenan (ecieeeeh...) dia sempat kirim hadiah natal ke sini. Setelah melewati proses bea cukai yang habis 2 jutaan rupiah, rupanya paketnya dibuka dulu dan ada 1 barang (cover CD) yang hilang. Ditambah bonus ada jejak sepatu pula di suratnya. Gue mengerti sih, itu aturan. Tapi gue harap petugasnya bisa lebih hati-hati lagi, kan namanya hadiah pasti ingin diberikan dengan kondisi terbaik, dong.


*Link video ada di akhir post*

Jadi gue bersyukur banget, gue dan Shane sudah tinggal bersama. Nggak perlu lagi ada masalah dalam "kado-kadoan". Lagian bukannya gue gombal, TBH ada dia di sini saja sudah jadi kado terbaik buat gue. Keluarga gue tumbuh, kalau dulu hanya Ibu dan Bapak, sekarang ada dia juga :) Dan apa kado yang gue kasih buat Shane? Well, sampai tulisan ini dibuat gue belum kasih apa-apa, lol. Gue belum pro nih sebagai seorang istri, jadi mau ngasih juga bingung soalnya ntar pakai duit dia juga kan, hahaha. Just kidding. Rencananya gue akan belikan dia kaset kosong untuk dipakai merekam musik-musik buatannya. Agak susah carinya di sini, nggak seperti di negaranya yang penggunaannya masih populer. Kalau ada yang punya rekomendasi seller boleh lah kontak gue :p *Lah, tulisan gue jadi kemana-mana ya.
Setelah acara buka kado yang super menghangatkan hati, kami pindah ke halaman rumah untuk main kembang api. Sebenarnya yang main gue sama Shane saja sih, para bocah cuma nonton :D Mau gue kasih pegang tapi khawatir sama percikannya, lumayan pedih juga lho. Pssst, dulu waktu gue kecil paling takut kalau disuruh pegang kembang api sendiri, di otak gue sudah kaya pegang dinamit saja. Tapi syukurlah semakin besar semakin berani karena kalau nggak kan malu di depan para bocah :p Ali beberapa kali pengen coba pegang, what a brave boy, dia kayanya gak takut meski jarak pegangan ke belerangnya dekat sekali. Yang gue beli ini jenis kembang apinya pendek-pendek, cuma berapa detik sudah habis. Lebih aman, tapi lumayan nyebelin karena lebih lama usaha bakarnya daripada nyalanya, hahaha. Ada celetukan kocak dari Ali, gue kan bikin bentuk-bentuk gitu dari kembang api, waktu gue tanya dia mau bentuk apa, dia jawab, "BRI." Spontan gue dan Shane ngakak. Entah dia cuma nyebut huruf-huruf random, atau dia bermaksud bilang namanya bank. Ini bocah memang nggak terduga :D



Di tengah acara kembang api ipar gue datang buat jemput the boys. Dia juga bawa bola yang bisa nyala-nyala gitu. Sudah pasti mereka girang, tapi karena berebutan bolanya nggak berumur panjang. Suara petasan di luar pun kalah sama tangisan mereka, hahaha. Gue sih nggak lihat gimana kejadiannya, yang pasti Ali jadi ngambek sama adiknya dan dia menolak ikut pulang. Setelah itu dia kelelahan dan tertidur sambil memeluk boneka doggynya. ---Well, rupanya bukan cuma dia saja yang lelah. Nggak lama setelah Ali, gue dan Shane pun menyusul. Nggak tahu kenapa badan rasanya lelah padahal masih jauh ke tengah malam. Rencana bikin pizza dan cookies bareng pun batal karena kami langsung ke alam mimpi. Kami baru terbangun karena Eris, anjing gue kaget dengan suara petasan. Waktu lihat jam ternyata sudah tahun baru! (---mau ngejokes soal "tidur setahun" tapi basi, ah, lol). Apa ada yang terasa beda? Nop. Semua masih terasa sama seperti tahun kemarin. Tapi kami saling senyum,"We've made it." Kami berhasil melewati tahun 2018 dengan pahit manisnya. Gue dan Shane berhasil melewati fase persahabatan kami dan memutuskan untuk naik ke level yang lebih tinggi. Gue dan Shane berhasil tetap "waras" meski income terbesar kami terhenti dan terus bangkit. Gue dan Shane berhasil menghandle OCD gue dan stop dengan segala macam terapi obat. Gue dan Shane keluar dari zona nyaman dan nggak ada sedikit keinginanpun untuk kembali. Dan yang terpenting gue dan Shane berhasil mengalahkan ketakutan kami sendiri yang pernah bilang kalau hubungan kami "mustahil". Lihat dimana kami sekarang! We've made it... We've made it! Kami berhasil bertahan dan melihat ke belakang membuat yakin kalau kami pasti bisa melewati tahun-tahun yang akan datang. 


*Pizza dan cookies pun dibuat keesokan harinya*

Well, selamat tahun baru untuk semuanya, ---yang merayakan atau tidak, yang pro kembang api atau tidak :p 
Suka atau nggak, here we are now. Why being so negative, tahun baru bisa menjadi penanda untuk melihat apa yang sudah kita lalui dan lalukan. Tahun baru juga bisa digunakan untuk break sejenak, "puji" diri sendiri atas pencapaian sekecil apapun. Bukannya narsis, terlalu keras sama diri sendiri kadang membuat kita terus membanding-bandingkan dan lupa kalau kita juga "hebat". We are worthy. Kalau kalian merasa down, pssst lihat kalendernya sudah ganti lho. Masih ada kesempatan ;)






that sleepy girl,

Indi


----------------------------------------------------------------------------------------------

Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: namaku_indikecil@yahoo.com

Viewing all articles
Browse latest Browse all 312

Trending Articles