Hai teman-teman, it's me again, Indi! (Ya iyalah, ini kan blog gue, hehehe). Apa kabar semuanya? Semoga dalam keadaan sehat, ya. Waktu gue sedang menulis post ini juga kesehatan gue semakin membaik, sudah bisa jalan-jalan walau belum bisa lama-lama :) Nah, gue mau bercerita agak sedikit mundur, nih. Kejadiannya tanggal 16 November 2013 alias 5 hari setelah selesai operasi tumor payudara, gue diundang untuk ke radio CBL. Awalnya gue membaca twit Albert, salah satu penyiarnya yang sedang mencari penyayang hewan khususnya di Bandung untuk di interview. Nggak disangka-sangka ternyata gue yang ditawari. Dengan kondisi yang masih jauh dari stabil, gue awalnya ragu untuk memenuhi undangannya. Pasalnya jahitan gue baru dilepas plesternya, masih sensitif dan sering membuat gue panas-dingin. Tapi setelah dipikir-pikir, kesempatan ini terlalu berharga untuk ditinggalkan karena belum tentu akan datang lagi. Jadi gue segera menghubungi Albert untuk menyetujui undangannya sambil menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan gue. Syukurlah dia mengerti dan bersedia mengatur agar sesi gue dibuat sesingkat mungkin.
Di luar kondisi kesehatan yang bikin Ibu dan Bapak (bahkan gue, lol) khawatir, sebenarnya kami setuju bahwa ini adalah saat yang paling tepat bagi gue untuk bicara di depan umum mengenai hewan. Pasalnya selain karena sangat dekat dengan hewan, baru-baru ini juga nyawa gue baru diselamatkan oleh hewan peliharaan gue. Seperti yang sudah beberapa kali gue tulis di blog ini, Eris, anjing gue lah yang pertama kali menemukan tumor di payudara gue. She saved my life, which is dia adalah seekor pahlawan. Jadi jika gue meluangkan (sedikit) waktu untuk mengenalkannya pada "dunia", tentu nggak ada apa-apanya dengan apa yang dia lakukan untuk gue. Tapi ini bukan hanya mengenai Eris. Gue percaya setiap hewan mempunyai peranan masing-masing untuk manusia. Karena itulah Tuhan menciptakan mereka berdampingan dengan kita. Jauh sebelum Eris ada gue sudah beberapa kali merasakan hubungan istimewa dengan hewan-hewan peliharaan gue. Salah satunya dengan Veggie, anjing golden retriever yang sekarang sudah di surga. Meski dia nggak menyelamatkan nyawa gue secara langsung seperti Eris, tapi Veggie memberikan banyak pelajaran berharga untuk hidup gue. Semangat hidupnya ditengah epilepsi yang diidapnya dan kemauan kerasnya untuk belajar meski nggak lagi muda menjadikannya guru yang baik bagi gue :)
Untuk mengenangnya gue menulis sebuah novel berjudul "Guruku Berbulu dan Berekor". Ini juga sebagai bentuk 'terapi' agar gue mengingat hal-hal baik tentangnya dan nggak terus terlarut dalam rasa kehilangan. Gue percaya di luar sana pasti ada orang yang merasakan hal yang sama: mendapatkan pembelajaran dan terapi tanpa syarat dari hewan peliharaannya. Maka gue mencari volunteer untuk ikut menyumbangkan kisahnya dalam novel gue. Nggak disangka, ternyata banyak sekali yang mengirimkan kisah-kisah bersama hewan peliharaannya. Ada yang lucu, menyentuh, menyebalkan, tapi semuanya inspiratif. Dan luar biasanya mereka rela nggak dibayar sepeserpun dan setuju untuk menyerahkan seluruh royaltinya pada hewan-hewan yang membutuhkan.
Jadi sebelum on air gue pun menceritakan tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor" pada Albert lewat BBM sembari masih di perjalanan menuju studio dengan ditemani Bapak. Kami setuju nanti akan membahasnya setelah bercerita tentang Eris, dan memutuskan untuk menyelipkan ajakan menolak kekerasan terhadap hewan.
Meski agak terlambat karena gue sempat lemas dan cuaca yang sangat dingin, Albert berkata bahwa kami nggak perlu terikat dengan waktu dan bisa selesai kapanpun gue kelelahan. Syukurlah. Tapi gue berharap seperti apapun durasi obrolan kami nanti pesannya akan tetap sampai pada para pendengar :)
Interview gue termasuk dalam program "Band on the Run"yang sudah berjalan sebelum gue tiba. Jadi Albert sudah mengenalkan sedikit tentang gue pada para pendengar. Dimulai dengan bertukar sapaan, gue langsung melanjutkan dengan bercerita tentang Veggie. Bagaimana dulu dia sangat semangat menjalani hidupnya, memberikan banyak keceriaan dan akhirnya mati karena epilepsi di usianya yang belum 7 tahun. Senangnya percakapan berlangsung sangat mengalir karena Albert juga seorang penyayang hewan. Dia juga memahami apa yang gue rasakan karena baru-baru ini dia kehilangan sahahat berbulunya karena usia tua :')
Setelah itu cerita berlanjut tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor", latar belakang mengapa gue membuatnya dan juga tujuannya. Alasannya tentu saja Veggie. Tapi yang lebih penting gue ingin siapapun yang membaca novel ini tahu bahwa hewan memang diciptakan untuk hidup berdampingan dengan kita. Mereka juga punya perasaan dan apa yang dilakukan pada mereka akan berbalik kembali pada kita. Ditambah dengan sumbangan-sumbangan kisah dari para volunteer, gue harap akan menjadi semakin banyak "bukti" bahwa kita bisa belajar banyak dari teman-teman berbulu dan berekor di sekitar kita. Hewan bukan untuk dieskpolitasi atau disiksa.
Ketika jeda iklan, gue dan Albert masih tetap berbincang, lho. Bahkan Bapak juga ikut meski (tumben, nih, hehehe) menolak untuk ikut on air. Kami benar-benar prihatin dengan apa yang menimpa hewan-hewan belakangan. Monyet-monyet disiksa untuk dijadikan tontonan dan anjing-anjing dibantai untuk dikonsumsi dagingnya. Padahal masih ada mata pencaharian lain, dan tentu saja hewan ternak untuk dikonsumsi. Mengingatnya saja sudah bikin gue sedih :( Sayang nggak semua yang kami bahas mengudara, ketika mic sudah on gue langsung 'skip'tema karena khawatir berbicara terlalu lama membuat keringat dingin gue semakin deras, sniff.
Albert penasaran dengan kisah Eris yang bisa menemukan tumor, katanya anjing memang mengerti manusia tapi kadang kitalah yang nggak mengerti mereka, hehehe. So true, gue pun begitu waktu Eris pertama kali "memberi tahu" ada yang salah dengan payudara gue. Dia "berbicara"dengan tatapan dan kibasan ekornya hinga butuh waktu sekitar 2 bulan untuk akhirnya mengerti apa yang dia maksud. Tapi gue nggak merasa terlambat, gue malah bersyukur karena tanpanya mungkin tumor gue akan sudah jauh lebih besar ketika ditemukan. Dan dengan kejadian ini hubungan gue dan Eris semakin dekat, juga membuat gue lebih "peka" dengan apa yang ingin dia"katakan":)
Gue takjub karena ternyata cukup banyak SMS masuk pada radio CBL yang bertanya tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor", Eris dan tentu saja dengan kecintaan gue terhadap dunia hewan. Tema seperti ini memang masih jarang dibahas, jadi ada perasaan lega begitu besar ketika tahu bahwa masih ada orang-orang yang peduli. Mereka juga ingin ikut membantu hewan-hewan yang terlantar dan korban kekerasan agar mendapatkan hidup yang lebih layak. Dengan senang hati gue memberi tahu bahwa mereka bisa menemukan novel gue di toko buku atau toko buku online. Royaltinya akan langsung disalurkan kepada penampungan-penampungan yang menangani hewan secara berkala, dan bukan hanya anjing tapi juga hewan-hewan lainnya.
Masih banyak sebenarnya yang mau gue bahas. Perbincangan semakin seru dan antusias pendengar membuat gue semangat. Tapi sayangnya kesehatan gue nggak bisa bohong. Waktu 5 hari setelah operasi belum cukup untuk membuat gue kembali fit, hehehe. Akhirnya interview ditutup dengan ucapan terima kasih pada semua yang telah meluangkan waktu untuk mendengar cerita gue. Juga kepada Albert dan radio CBL yang telah memberikan gue kesempatan untuk mengenalkan novel "Guruku Berbulu dan Berekor" dan kecintaan gue terhadap dunia hewan, meski sebenarnya sesi gue masih tersisa 1 jam lagi. Meski lelah tapi gue pulang ke rumah dengan perasaan senang. Gue dan Bapak berdoa semoga semakin banyak orang yang peduli dengan hewan, dan apa yang gue sampaikan di radio bisa sampai dengan baik pesannya. Amen...
***
Komentar para pembaca "Guruku Berbulu dan Berekor". Thank you very much :)
Gue senang karena sejak pertama kali terbit di akhir tahun lalu "Guruku Berbulu dan Berekor" sudah mendapatkan tempat di hati para pembacanya. Lebih senangnya lagi karena mereka berasal dari berbagai latar belakang dan usia. Bahkan ada yang mulanya nggak sengaja membeli novel ini meski bukan penyayang hewan dan sekarang mulai peduli dengan hewan-hewan di sekitarnya :) Meski setiap rupiah dari royalti novel ini untuk didonasikan, tapi gue menulisnya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Dari komentar teman-teman yang sudah membacanya, gue tahu bahwa mereka juga bisa merasakan apa yang gue rasakan ketika menulis novel ini :)
"Satu-satunya novel yang bikin si pembaca ngerti gimana caranya belajar mengartikan kasih sayang para hewan." (Rizky)
"Buku ini nunjukin ikatan emosional manusia dengan hewan peliharaannya, ternyata hewan pun punya perasaan layaknya manusia, bahkan bisa jadi lebih peka dan bisa dijadikan sahabat yang setia." (Dhian)
"Menyentuh hati banget, apalagi kalau ngomongin kesetiaan dan sayang, belajar menghargai hewan." (Friska)
***
Kemana royaltinya pergi?
Oh, iya berhubung sedang membicarakan tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor", sepertinya sekalian saja gue share kemana royalti dari novel tersebut disalurkan. Seperti yang gue janjikan di novel, gue akan selalu update tentang royaltinya agar teman-teman yang sudah membeli (dan juga para volunteer) tahu kemana saja donasinya pergi :)
Royalti pertama thank God telah diserahkan kepada ARAC(Animal Rescue and Adoption Center) atau adopsianjing.com yang merupakan komunitas non formal yang menggalang bantuan bagi para hewan. Seperti yang tertulis di situsnya, royalti dari "Guruku Berbulu dan Berekor" sudah digunakan untuk membantu perawatan anjing-anjing yang berada di bawah tanggung jawab ARAC, dan juga untuk penampungan di Pejaten, Pak Tri dan Bu Linda di Cengkareng. Selain itu, dana juga sudah digunakan untuk menolong kucing kecil bernama Loli yang ditemukan di rerumputan tepi jalan. Loli sudah dirawat di dokter hewan setempat dan sekarang sudah mendapatkan foster :)
![]() |
Teman-teman kita di ARAC :) |
Jadi terima kasih banyak-banyak-banyaaak kepada teman-teman yang telah membeli novel "Guruku Berbulu dan Berekor". Kalian telah berpartisipasi dalam usaha memperjuangkan hak-hak hewan untuk hidup dengan layak, berdampingan dengan kita dan tanpa kekerasan. Ini memang langkah kecil, tapi jika dilakukan bersama-sama gue percaya pasti akan menjadi besar dan kita akan melihat hasilnya. Mungkin nggak sekarang, tapi suatu hari itu pasti!
Membantu mereka mungkin nggak akan membuat kita menjadi pahlawan super yang menyelamatkan dunia, tapi setiap hal kecil yang kita lakukan untuk para hewan berarti sangat BESAR untuk dunia mereka.
Sekarang, siapa yang ingin ikut melangkah bersama gue? Yuk, segera dapatkan novel "Guruku Berbulu dan Berekor"di toko buku (Togamas dan Gramedia) atau pesan antar melalui Starbooks dengan cara SMS, telepon dan whatsapp ke 088801889305, atau kontak melalui pesan BB ke 31452D96. Royaltinya akan langsung digunakan untuk membantu teman-teman berbulu dan berekor di sekitar kita.
Sekarang seekor anjing telah menyelamatkan nyawa gue. Bukan hal yang mustahil kan jika suatu hari kalian yang mengalami? Let's do something! :)
xx,
Indi
___________________________________________________