![]() |
Creepy... |
Gue masih sangat kecil ketika pertama kali menontonnya. Waktu itu gue belum mengantuk, jadi memutuskan untuk ikut menonton TV bersama Ibu dan Bapak. Film itu diputar di RCTI, --- waktu belum ada sinetron yang mendominasi jam tayang malam. Gue ingat betul betapa ketakutannya ketika melihat adegan boneka badut yang duduk di kursi sementara dahan pohon menggaruk-garuk dari luar jendela kamar. Poltergeist itu judulnya. Dibuat saat gue belum terlahir ke dunia ini tapi bisa membuat gue jatuh cinta saat pertama kali menontonnya. I love being scared. Lol.
Gue sangat menyukai ketiga seri Poltergeist (---yang kemudian gue tonton di Trans TV), meskipun sutradaranya sudah berganti di seri yang terakhir. Mungkin karena kehadiran Carol Anne yang diperankan oleh alm. Heather O’Rourke di film itu. She was soooo adorable! Pipi tembam dan rambut terangnya terlihat sangat angelic, sampai-sampai dulu gue berandai-andai ingin punya anak seperti dia suatu hari nanti, hahaha. Dan waktu tahu kalau ternyata little girl yang sangat gue kagumi itu sudah meninggal dunia (hanya 4 bulan sebelum Poltergeist III rilis) rasanya sangat sedih. Mungkin terdengar aneh karena gue masih 2 tahun waktu ia meninggal, ---tapi begitulah yang gue rasakan :(
Dan baru-baru ini Poltergeist dibuat remake-nya. Gue nggak percaya waktu mendengarnya, karena... hey, ini klasik! Membuat remake dari film ini sama saja dengan mencoba mengulang sukses besarnya ET. Tapi gue tetap menontonnya, karena nggak mau menilai sesuatu sebelum melihatnya sendiri. Dan pendapat gue, hmm, well... nggak sebagus yang diharapkan. Tapi over all cukup menghibur karena masih ada beberapa momen menegangkan. Dan menontonnya juga lumayan bikin gue merinding-merinding gimana... gitu. Soalnya di film ini ada beberapa adegan yang di recreate dari film originalnya oleh Maddi, ---yang menggantikan peran Carol Anne. She’s cute too. Tapi gue kangen sama wajah lugunya Heather O’Rourke dan rambut panjangnya yang indah. Ah, film Poltergeist memang sangat berkesan untuk gue :’)
![]() |
Bapak sampai keliling-keliling rumah untuk cari lokasi yang pas untuk scene ini :D |
![]() |
1988 VS 2015 :) |
Dulu gue ingin menjadi Carol Anne, (sampai sekarang) gue memelihara ikan mas di kamar supaya mirip dengan karakternya. Malah gue ingin sekali punya rambut panjang berponi sepertinya, tapi selalu gagal karena gue nggak tahan dengan rasa gerah. Mungkin teman-teman juga tahu bahwa sebelumnya rambut gue paling panjang hanya sedikit di bawah telinga, belum pernah menyentuh bahu. Tapi karena tahun lalu gue mulai mendonasikan rambut untuk dibuat wig, mulailah gue termotivasi untuk memanjangkan rambut. Selain membayangkan wajah happy anak-anak yang menerima rambut gue, Carol Anne juga ikut menjadi motivasi. Gue mengiming-imingi diri sendiri dengan berkata; Rambut panjang = mirip Carol Anne, hehehe.
Sekarang rambut gue sudah melewati bahu. Terkadang masih terasa mengganggu apalagi di musim panas seperti belakangan, tapi gue juga mulai sayang. Keinginan gue untuk potong rambut nggak sebesar dulu lagi, mungkin karena sudah terbiasa dengan rambut ‘baru’ ini. Tapi bukan berarti gue jadi membatalkan niat untuk berdonasi, hehehe. Jadwal pemotongan rambut sudah semakin dekat dan gue merasa harus membuat sedikit kenang-kenangan sekaligus memberi reward pada diri sendiri karena sudah berhasil menahan diri nggak potong rambut selama setengah tahun (well, kecuali trimming ya, karena gue nggak mau rambut gue bercabang). Setelah dipikir-pikir akhirnya gue tahu apa reward yang tepat untuk diri sendiri; Recreate Poltergeist Scenes! Alias membuat ulang adegan-adegan di film Poltergeist :D
![]() |
Atas request Bapak gue tambahkan garis hitam di fotonya. "Supaya mirip", begitu kata Bapak. |
Jadi kemarin sore dengan dibantu Bapak gue mewujudkan impian masa kecil untuk menjadi Carol Anne. Setelah bercerita bahwa gue ingin melakukan ini untuk making memory (---dan sebagai dedikasi untuk alm. Heather O’Rourke, tentu), Bapak ikut senang dan beliau bersemangat sekali dengan project sederhana ini. Kami putuskan untuk Recreate adegan-adegan di Poltergeist III karena itu film terakhirnya Heather dan karena gue punya onesie yang sama, hehehe (thanks, Ibu!). Dengan cepat gue dan Bapak menonton kembali trailer film itu lalu mengambil gambar beberapa adegannya. Seperti biasa, Bapak berperan menjadi fotografer dan beliau dengan sungguh-sungguh melakukannya untuk gue.
Meski mengandalkan feeling (yep, kami sama sekali nggak mencetak gambar adegan-adegan yang akan di recreate, hahaha), tapi kami ingin seakurat mungkin. Untuk urusan pose gue serahkan sepenuhnya pada Bapak karena ingatan beliau lebih bagus dari gue. Nah, lucunya Bapak malah lebih bersemangat dan lebih kretaif daripada “modelnya”. Untuk recreate phone scene Bapak sampai cabut telepon rumah untuk dijadikan properti foto, lho! Dan ini membuat Ibu kebingungan beliau pikir teleponnya hilang, hehehe.
![]() |
Halo? They're hereeeee... |
Hasilnya nggak sempurna, tapi gue menyukainya. Gue menghargai sekali usaha Bapak untuk mewujudkan keinginan gue menjadi Carol Anne. I’m making memory, dan Bapak jadi salah satu bagiannya :) Mungkin ada yang mengganggap gue aneh karena ingin mengenang rambut yang hanya dalam jangka waktu beberapa bulan akan tumbuh kembali. Atau malah ada yang mengganggap gue lebay? Go ahead :) Menjadi seseorang yang mendonasikan rambut membuat gue sadar bahwa rambut adalah bagian tubuh yang sangat berharga. Untuk gue, dan banyak orang lainnya mungkin ini ‘hanya’ rambut. Tapi bagi orang lain rambut bisa jadi hal yang sangat diimpikan. Jika gue ingin rambut seperti Heather O’Rourke, di luar sana ada yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan rambut pendek yang gue punya, ---atau malah untuk sebagian saja dari rambut yang gue punya. Jadi ini adalah cara gue untuk mengingatkan diri sendiri bahwa gue beruntung, gue diberkahi karena punya rambut. Dan kalau pun nggak punya, ---rambut bukan sesuatu yang menjadikan kita, tapi hati :)
Ps: Untuk membaca post dan melihat video mengenai donasi rambut pertama gue bisa lihat di sini: klik.
carol anne 27 years later,
Indi