Quantcast
Channel: Dunia Kecil Indi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 312

(Tiba-Tiba) Menikah.

$
0
0
Waktu bilang kalau gue sudah menikah banyak yang nggak percaya. Teman-teman dan saudara-saudara gue bertanya-tanya; kapan? Sama siapa? Kok nggak bilang-bilang? Lho, pacarannya kapan? ---dan lain sebagainya.
Sebetulnya jangankan mereka, gue juga masih nggak percaya kalau sekarang sudah menikah, hahaha.


Pernah punya hubungan jangka panjang yang (tujuannya sih) serius membuat gue malas untuk terlalu berbagi kehidupan pribadi gue lagi. Alasannya karena batas care dan kepo teman-teman dunia maya gue sudah makin tipis. Bukannya memberi selamat ketika tahu gue punya pacar, eh malah nanyain kemana mantan gue *palm face* Entah mereka murni nggak punya manner, polos atau karena mereka pikir pacar gue buta huruf, yang pasti itu membuat gue nggak nyaman. Padahal siapa yang tahu dengan masa depan, kan? Rencana gue (dan pasangan gue kala itu) pasti baik, tapi kalau Tuhan berkehendak lain ya pasti itulah yang terbaik. 
Tapi sekarang setelah satu bulan kami menikah, gue pikir ini adalah saat yang tepat untuk membagi cerita kami. Nggak ada yang salah sama hubungan kami. Shane itu orang baik, dan gue punya hak to tell the world. Kalau ada yang menduga-duga dan membandingkan dengan mantan itu juga hak mereka, gue nggak bisa cegah. Tapi what's matter itu siapa yang menikahi gue pada akhirnya, kan ;)

Cerita mundur ke sekitar 6 tahun yang lalu. Gue yang waktu itu baru di dunia YouTube benar-benar nggak tahu gimana cara website itu berfungsi. Akun gue kosong, nggak ada foto atau videonya. Karena waktu itu tujuan gue hanya untuk berkomentar di video-video musik idola. Dengan bantuan Bapak (as always) gue membuat 2 video pertama; video Eris, anjing gue yang sedang melakukan trik ala ala Air Bud (lol) dan video gue nyanyi di kamar sambil megang buku karena nggak hapal liriknya (---I know right, norak banget, namanya juga bocah, huahaha...). Nah, gue itu ngefans banget sama yang namanya John Frusciante, setiap ada yang cover lagunya pasti gue tonton dengan seksama. Sampai suatu hari gue nemu satu video cover di daftar rekomendasi gue, iseng-iseng gue klik. Yang di video itu cowok, namanya Shane Combs. Dia main gitar sambil nyanyi. Videonya keren, nggak dibuat-buat tapi sukses bikin gue amaze. Lalu dengan PD nya gue komentar di video itu nyuruh dia buat nonton video gue yang lagi nyanyi sambil bawa buku (---ampun dah Indi malu-maluin...). Nggak disangka cowok itu balas, katanya dia sudah nonton video gue dan dia suka. Lalu kami pun menikah lalu hidup bahagia selamanya.
Hahaha, just kidding. Sehabis komentar itu gue nggak pernah ada kontak apa-apa lagi sama dia. Murni komentar iseng, hanya menyampaikan kekaguman dan gue memang pengen pamer video :")

Di pertengahan tahun 2016 suatu kebetulan mempertemukan gue dengan dia lagi. Waktu lagi iseng baca kolom komentar video clipnya Princess Chelsea, gue nemu komentar dia dong! Dengan sok akrabnya gue sapa dia dan bilang kalau gue kaget kami dengar musik yang sama. Mungkin karena kebetulan sedang sama-sama online, dia langsung balas. Katanya dia tahu Princess Chelsea karena nonton salah satu cover gue. Agak kaget juga sih karena gue pikir dia nggak pernah mampir ke channel gue lagi setelah gue "paksa" nonton video gue, hahaha. Dan lagi-lagi, setelah itu nggak ada obrolan lebih lanjut. Nggak tahu deh dengan kalian, gue biasanya selalu ada firasat alias hint kalau ketemu orang. Misalnya langsung tahu kalau nantinya bakal jadi teman akrab, atau sebaliknya. Nah, sama Shane ini justru nggak ada sama sekali. Pokoknya tiap ngobrol rasanya hanya sekali lewat doang. Bahkan sampai beberapa bulan kemudian waktu kami memutuskan untuk bikin lagu bareng pun nggak pakai basa-basi dulu. Dia tinggal dimana, tampangnya gimana, umurnya berapa, gue nggak tahu. Pokoknya habis lagunya selesai, ya sudah, kami kembali ke alam masing-masing, hahaha.

Jadi kapan kami mulai berteman dan naksir-naksiran? Nggak tahu. Seingat gue kami mulai mengobrol di pertengahan tahun 2017, dekat-dekat ulang tahun kami yang beda 10 hari saja. Awalnya sih seperti sebelumnya, kami membuat musik. Lalu tiba-tiba saja jadi akrab dan obrolan kami nggak lagi melulu soal musik. Setiap video call bisa berjam-jam, bahkan nggak jarang kami nggak tidur seharian dan ngobrol sampai belasan jam! Rekor yang gue ingat kami ngobrol 13 jam, sampai Ibu nanya kenapa gue nggak keluar kamar selama 2 hari, hahaha. Tapi jangan dikira kami saling naksir. Hubungan kami memang istimewa, tapi kami murni bersahabat. Shane sering bercerita tentang perempuan yang dia taksir. Begitu juga gue yang sering bercerita tentang kecengan-kecengan khayalan gue yang jumlahnya segudang. Hubungan kami tanpa beban, nggak pernah sekalipun ada keingingan untuk bertemu karena sudah tahu bahwa kami ternyata tinggal di 2 negara yang dari ujung ke ujung; Amerika dan Indonesia. Bagi kami video call lebih dari cukup, kami sama-sama senang itu yang terpenting :)

Akhir Januari 2018 kami berpacaran. Lagi-lagi jangan tanya bagaimana awalnya karena kami nggak ingat. Tahu-tahu seminggu sebelumnya kami saling mengakui kalau ada perasaan memiliki dan mulai ada keinginan kuat untuk bertemu. Jadi nggak ada acara "tembak-tembakkan". Waktu itu Shane bilang kalau dia akan datang ke Indonesia agar kami bisa tinggal bersama. Orangtua gue kaget, karena nggak pernah sekalipun gue menyebut tentang punya pacar. Padahal memang itulah kenyataannya, di hari pertama kami berpacaran Shane langsung memutuskan untuk ke sini. Begitu juga orangtua Shane, mereka kaget karena anaknya belum pernah ke luar negeri atau bahkan mengenal sedikit pun tentang Indonesia, ---tapi langsung memutuskan untuk tinggal menetap! 
Gue pernah bertanya apa dia nervous akan meninggalkan segala kenyamanan di negaranya dan harus belajar bahasa yang sama sekali baru. Dia bilang "nggak", dia malah excited karena artinya nggak harus lewat video call lagi untuk "bertemu" dengan gue. Katanya, kalau di telepon saja kami sudah bahagia, apalagi di dunia nyata nanti. Dan gue setuju dengannya :)

Jika pasangan yang berasal dari beda negara identik dengan LDR alias long distance relationship, itu nggak berlaku buat kami. Dan gue sangat bersyukur dengan itu! Shane segera mengurus passport, visa dan barang-barang apa saja yang akan dibawa. Maret 2018 dia sudah siap terbang ke Indonesia dan selama menunggu yang kami bicarakan adalah betapa nggak sabarnya kami untuk bertemu, ---juga rencana untuk menikah. Iya, menikah. Awalnya gue pikir Shane hanya becanda karena kami memang sering bergurau dan gue memang belum menemukan "sisi romantis" darinya. Tapi semakin lama gue jadi yakin kalau dia bersungguh-sungguh karena nada bicaranya selalu terdengar lebih serius setiap dia berbicara tentang hubungan kami. Gue pikir, kalau pun nanti dia berubah pikiran karena belum pernah bertemu gue sebelumnya, ya sudah. Gua akan minta dia pulang lagi ke negaranya, hahaha.

And here we are now, kami menikah di bulan Oktober 2018 dengan dihadiri oleh beberapa anggota keluarga saja. Alasannya karena gue ingin pernikahan kami khidmat dan sakral. Gue pernah bermimpi bagaimana rasanya menikah, tapi ternyata yang gue alami ini lebih indah daripada impian. Gue menikahi sahabat gue! :) Setiap detik yang gue alami rasanya seperti mimpi, sepanjang prosesi pernikahan gue nggak bisa berhenti tersenyum. Jalan Tuhan memang misterius, video konyol di YouTube itu ternyata jalan kami untuk saling menemukan belahan jiwa. Gue nggak akan pernah menganggap sepele lagi setiap hal kecil yang terjadi di hidup gue, karena siapa tahu itu clue Tuhan untuk sesuatu yang lebih besar.


Dan soal hint, atau firasat. Saat menulis ini gue jadi sadar kalau sebenarnya "tanda-tanda" itu sudah ada tapi guenya saja yang cuek, ---mungkin karena terlalu menganggap kalau Shane itu nggak akan pernah lebih dari sahabat. Pernah suatu hari Shane memberi gue batu yang dia ambil dari depan rumah John Frusciante, idola gue. Gue bilang, jika suatu hari nanti gue menikah, gue akan meminta calon suami gue melamar dengan batu itu. Dan yang kedua, tahun lalu gue menulis lagu yang berjudul "If I". Liriknya seperti ini; "If I get married today, I will wear white dress and flower crown."Satu hari sebelum menikah Shane membelikan gue gaun putih bermotif batik dan mahkota bunga. Coba tebak?! Gue benar-benar memakainya di hari pernihakan kami! :)
Jadi rupanya dia sudah di sini bersama gue the whole time, my best friend is my husband.

Ah, rasanya gue ingin bercerita lebih banyak lagi tentang kami. Tapi mungkin lain kali karena sebentar lagi Shane akan selesai cuci piring sehabis memasak untuk kami, hihi. Sekarang gue mau siap-siap istirahat dulu. See you, teman-teman! :)


xx,

Indi







----------------------------------------------------------------------------------------------

Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: namaku_indikecil@yahoo.com


Viewing all articles
Browse latest Browse all 312

Trending Articles