Quantcast
Channel: Dunia Kecil Indi
Viewing all 312 articles
Browse latest View live

Menjadi Pemenang Utama di Dogs of Indonesia. Ah, Tapi Bukan Itu Intinya ;)

$
0
0
Gue selalu percaya kalau setiap mahkluk diciptakan Tuhan dengan fungsi masing-masing. Semuanya punya manfaat, semuanya saling berhubungan. Termasuk hewan. 
6 tahun lalu, ---waktu Eris pertama kali hadir, gue tahu bahwa ia adalah salah satu berkah yang Tuhan berikan. Meskipun ia berkaki empat, nggak seperti teman-teman gue yang lainnya tapi ia menjalankan fungsinya sebagai seekor sahabat dengan baik. Ia menemani saat gue sedih, saat gue senang. Ia juga juga memiliki empati, ---tahu kapan waktunya untuk becanda dan kapan gue sedang butuh istirahat. Selain menjadi sahabat Eris juga bagian dari keluarga. Jika Ibu tiba di rumah, selain bertanya apakah gue sudah makan, beliau juga pasti akan bertanya tentang si mungil Eris, hihihi :)

Gue juga percaya bahwa apa yang kita lakukan akan berbalik kembali pada diri kita. Jika kita memperlakukan setiap mahkluk, ---termasuk hewan, dengan baik dan hormat, bukan nggak mungkin mereka akan mencari cara untuk membalas kebaikan kita. Ingat Steve Irwin? Seumur hidupnya ia selalu dikelilingi hewan, ---terutama hewan buas seperti buaya. Tapi ia selalu percaya bahwa hewan-hewan itu nggak akan pernah menyakitinya. Ia bilang kuncinya adalah rasa hormat dan saling percaya. Well, gue memang masih jauh dari Steve Irwin, ---jauuuuuuh bangeeeeeet malah, hehehe. Tapi gue pernah mengalami hal yang sama dengan Mr. Irwin. Tahun 2013 lalu Eris melakukan sesuatu yang luar biasa, ---she saved my life :)

Terima kasih Dogs of Indonesia :)

Hari itu gue sedang bersiap untuk berangkat kerja. Seperti hari-hari yang lain gue menyalakan pompa water heater yang terletak di ujung garasi. Tapi ada yang berbeda dari Eris, tiba-tiba saja ia menerjang dada gue dan menggaruknya seolah ingin mengeluarkan sesuatu. Awalnya gue pikir ia mencium sisa makanan, tapi setelah memeriksanya gue yakin bahwa baju yang dipakai saat itu dalam keadaan bersih. Kebingungan, gue bergegas ke kamar mandi dan memeriksa bagian dada. Gue nggak menemukan sesuatu yang mencurigakan, tapi lalu... deg, jari gue meraba sebuah benjolan di dada sebelah kiri. Karena khawatir, sepulang bekerja langsung gue periksakan pada dokter. Singkat cerita setelah melalui proses ultra sound dan lain sebagainya... benjolan itu ternyata tumor dengan diameter sebesar bola ping-pong. Yup, itu bukan tumor yang kecil.

Iie (tante) dan Tia juga beri hadiah bando lho buat Eris :)

Berkat Eris tumor gue diangkat sebelum menyebar dan ganas. Dokter yang menangani gue pun sampai amaze karena letak tumornya yang jauh di belakang, ---dengan diraba sekitas saja nggak mungkin terasa. Itulah kenapa gue bilang Eris menyelamatkan nyawa gue. Tanpa Eris, belum tentu gue masih berada di sini sekarang :)  Cerita tentang Eris yang pertama kali gue ceritakan di sini pun lama-lama semakin menyebar. Tulisan gue di share berkali-kali, dimuat di media online Vemale, sampai akhirnya masuk ke program Spotlite Trans 7. It's beyond amazing, cerita kami yang tadinya hanya diketahui oleh kalangan tebatas jadi semakin meluas. Dan baru-baru ini, ketika ada kontes 1001 Cerita dari Dogs of Indonesia gue putuskan untuk membagikan pengalaman ini lagi. Gue nggak berharap untuk menang, tapi gue berharap cerita kami akan memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Ide kontesnya sangat fun, cenderung lucu. Jadi para pemilik anjing ditantang untuk membuat cerita based on karakter anjingnya masing-masing. Nah, tokoh yang menginspirasinya boleh diambil dari tokoh-tokoh fiksi. Gue memilih Scooby Doo, karena sejak pertama kali melihat Eris ia selalu mengingatkan gue sama anjing konyol itu, hihihi. Matanya besar, agak penakut, hobi makan dan yang pasti sama-sama bisa menemukan monster jahat! Bedanya monster yang Eris temukan dalam bentuk tumor. Sama-sama happy ending :D Gue mengirimkan ceritanya waktu hampir deadline karena handphone gue sempat bermasalah. Syukurlah cerita gue tetap diterima dan rupanya masuk menjadi pemenang harian, --- yang nantinya akan dipilih lagi untuk menjadi pemenang utama dan pemenang favorit. Sampai sini saja sudah jadi big surprise, karena gue lihat peserta lain banyak yang kreatif dalam penulisan ceritanya :)

Ucapan selamat :)

Hadiah Voucher MAP :)

Tanggal 17 Januari 2016, ketika gue sedang bersiap untuk beristirahat tiba-tiba saja gue teringat untuk melihat pengumuman pemenang. Karena handphone gue mati seharian (yes, gue perlu ganti handphone sepertinya, lol) jadi nggak ada satu notifikasi pun yang masuk. Dan... surprise, surprise... Gue dapat mention Dogs of Indonesia yang berisi bahwa cerita gue dan Eris menjadi pemenang utama! O, my God! Saking kagetnya gue nggak langsung balas tapi refresh page nya berkali-kali, ---kalau-kalau mereka salah mention. Tapi nop, mereka nggak salah, karena beberapa hari kemudian gue menerima hadiahnya; voucher MAP dan ucapan selamat kecil untuk Eris. Gue nggak tahu vouchernya akan dibelikan apa, tapi karena tahu kalau nggak bisa dibelanjakan di pet shop jadi gue hadiahi Eris dengan homemade treats istimewa dan jalan-jalan sore (sekaligus jumpa fans Eris, hihihi!). Dan tante gue yang mendengar tentang kemenangan ini pun ikut memberi Eris hadiah, yaitu sebuah bando rusa yang lucu :)

Bocah-bocah ini fansnya Eris, kemana pun selalu mengikuti, hihihi. 

Hadiahnya tentu membuat gue, ---dan Eris--- senang, tapi menurut gue bukan itu intinya. Mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita tentang apa yang terjadi pada gue dan Eris adalah yang terpenting. Gue senang bisa memberitahu dunia bahwa setiap mahkluk di dunia memiliki fungsi dan saling berhubungan. Mungkin ada yang berpikir kalau Eris hanya seekor anjing, tapi seriously guys, di dunia ini nggak ada yang "hanya", semuanya istimewa dengan caranya masing-masing. Jadi next time, kalau sedang makan di restoran dan ada kucing mampir jangan ditendang. Siapa tahu nanti ia melakukan sesuatu yang baik untuk kalian. Be nice, ---kalau kata Ibu dulu; Jangan mencubit kalau nggak mau dicubit! :)

blessed girl,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

No More Oily Skin saat Date-Night! :)

$
0
0
Yayyy! It's weekend! Apa kabar bloggies? Semoga semua dalam keadaan baik, ya :) Gue sendiri baik-baik saja, a little exhausted, tapi masih tetap semangat, hehehe. Ngomong-ngomong soal weekend, apa nih kegiatan favorit kalian? Adakah yang suka berkumpul dengan keluarga di rumah, hangout dengan teman-teman atau jalan-jalan dengan pacar? Atau malah ada yang senang semuanya seperti gue? :p Bukannya rakus, tapi hari libur itu benar-benar gue manfaatkan. Soalnya kan nggak setiap saat kita bisa habiskan waktu dengan orang-orang tersayang. Hehehe, setuju dong? ;) Weekend kali ini gue ada date night sama Ray. Rencananya kami akan berjalan-jalan, dinner, hunting tas lucu dan beli oleh-oleh untuk Ibu dan Bapak di rumah :)

Kalau sudah hangout berdua, wah kami bisa lupa waktu. Berjam-jam mengobrol sambil cemal-cemil pun bisa nggak terasa pegalnya dan tahu-tahu mall nya sudah mau tutup, hehehe. Wajah yang tadinya fresh karena baru mandi pun bisa jadi kusam karena minyak yang bercampur keringat. Well, Ray nggak peduli sih, soal tampilan wajah itu nomor ke semilyar as long that we are happy, hehehe (ehm, lol). Tapi bukan berarti gue cuek, sebisa mungkin gue menjaga agar wajah tetap terlihat fresh. Minimal pipi gue nggak mengkilap-mengkilap amat, deh. Maklum, usaha gue untuk menjaga agar kulit agar terlihat fresh lebih sulit dari orang kebanyakan, ---selain jenis kulit yang berminyak, makeup routine gue juga masih setingkat sama anak SD alias cuma pakai moisturizer dan lip balm, hehehe. Senjata andalan gue sudah tentu stock kertas minyak yang tebalnya melebihi dompet gue. 

Nah, waktu jalan-jalan ke web yukcoba.in kebetulan banget gue lihat ada produk L'oreal Paris Hydrafresh Creamy Foam. Katanya produk ini diperkaya dengan vitamin dan mineral utama yang penting untuk membersihkan kulit. Hasilnya akan membuat kulit terasa lembut, lembab dan penuh sensasi kesegaran. Cocok untuk kulit kombinasi dan cenderung berminyak. Waaah, gue banget tuh, jenis kulit gue kan mood-mood-an. Kadang kombinasi, tapi seringnya sih berminyak, lol. Langsung saja gue klik"cobain" karena sangat tertarik untuk mencobanya. Siapa tahu saja gue terpilih menjadi reviewer dan bisa mencoba produk ini secara gratis. Luckily, beberapa hari kemudian gue mendapatkan email notifikasi yang mengabarkan bahwa gue terpilih dan produknya sedang dikirim ke rumah gue. Ah, can't wait! :D



Nggak sampai 1 minggu paketnya gue terima dengan selamat. Yang pertama gue notice dari L'oreal Paris Hydrafresh Creamy Foam adalah packagingnya cute. I'm such a sucker for cute thing! Hehehe. Jadi itu sudah langsung dapat 1 poin dari gue :p Di kemasannya tertera tulisan Anti-shine yang membuat gue semakin semangat. Prestasi sih boleh shining, tapi kalau wajah mah cukup glowing saja, hehehe. Isinya 100 ML yang artinya bakal awet untuk dipakai dalam jangka waktu lama. Sebelum ngedate sama Ray langsung saja gue coba produknya, ---sekalian mau tahu berapa lama produk ini sanggup menahan minyak dari wajah no makeup gue. Oh, by the way in case kalian penasaran cara pakainya sama seperti facial cream wash pada umumnya, kok. Cukup gunakan pada wajah yang basah dan bilas dengan air. Hindari daerah mata karena mata nggak perlu dicuci, hehehe. Buat yang suka banget sama warna-warna girly seperti gue juga pasti happy, karena cream nya berwarna pink! :D

Daaaan... tes pun dimulai. Waktu dipakai sih kulit gue terasa halus dan lembab, ---sama sekali nggak berminyak. Tapi tahan sampai kapan? Let's see... ;)
Gue dan Ray pergi dari rumah sejak sore hari. Cuaca sedang panas dan pengap, meski di mobil memakai AC tapi teriknya tetap terasa. Waktu kami tiba di mall tempat pertama yang dikunjungi adalah toko aksesoris yang sedang banyak pengunjung. Kami menghabiskan waktu cukup lama di sana, kira-kira 45 menit karena terlalu banyak yang menarik perhatian, lol. Setelah itu kami mampir ke coffee shop yang nggak kalah ramainya. Hampir semua meja terisi dan somehow AC di sana nggak begitu terasa. Karena akan sekalian dinner, kami bawa frappuccino yang sudah dipesan ke food court yang terletak di lantai paling atas. Cukup melelahkan karena coffe shop berada di lantai satu, (----dari ujung ke ujung, dong, hehehe). Gue sudah mulai keringatan, tapi syukurlah tempat kami dinner nggak terlalu ramai jadi bisa sekalian bersantai sampai... pukul 8 malam! Hehehe. Dan itu belum semuanya, di perjalanan pulang kami mampir dulu ke salah satu penjual martabak untuk membeli oleh-oleh. Antriannya panjaaaaang sekali. Gue dan Ray menunggu sekitar 1 jam sambil ditemani api dari kompor yang panasnya seperti sedang di Arab, ---well, mungkin, hehehe.



Sekitar pukul setengah 10 malam kami tiba di rumah. Gue bisa rasakan tubuh gue berkeringat, termasuk wajah. Tapi amazingnya wajah gue nggak berminyak! Memang ada perasaan lembab, tapi waktu bercermin gue nggak melihat ada kilap di wajah. Kalau biasanya perlu kertas minyak, kali ini hanya perlu ditekan-tekan sedikit dengan tisu dan wajah gue pun kembali terlihat fresh. Nggak ragu, gue akan pakai L'oreal Paris Hydrafresh Creamy Foam ini lagi next time. Teman-teman yang jenis kulitnya cenderung berminyak juga mungkin bisa coba produk ini. Harganya terjangkau, hanya Rp. 64.900 dan hasilnya bagus. Jadi why not? ;) Meski Ray selalu suka dengan penampilan gue, ---apa adanya, tapi nggak ada salahnya untuk berubah. Karena kulit bukan hanya penampilan, tapi kesehatan :)

cheers,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Indi's Scoliosis Life: Pakai Brace? No Worry! :)

$
0
0

Howdy do, bloggies? Wah, nggak terasa ya sudah bulan Februari lagi, hihihi. Padahal rasanya gue baru saja mengucapkan happy new year sama kalian :D Ngomong-ngomong soal tahun baru, gue memang belum share soal resolusi gue di sini. Tapi yang (mudah-mudahan) terlihat tanpa perlu disebutkan adalah keinginan gue untuk lebih merawat kesehatan, terutama untuk scoliosis. Kalau teman-teman subscribe channel YouTube gue,"Indi Sugar Taufik"pasti tahu kalau gue memulai seri "Indi's Scoliosis Life"yang episode-episodenya berisi tentang kehidupan gue sebagai seorang scolioser, ---pengidap scoliosis. Nggak hanya bercerita soal pengalaman, gue juga share tips-tips yang mudah-mudahan bermanfaat bagi sesama scolioser. Misalnya saja tips mengenai brace dan latihan-latihan ringan yang baik untuk tulang belakang. Selain untuk berbagi hal-hal bermanfaat, dibuatnya seri ini juga memacu gue untuk hidup lebih sehat. Bagaimana nggak, soalnya gue dipaksa untuk membuat episode baru seiap minggu. Jadinya sambil menyelam minum air, kan, hihihi.

Seri "Indi's Scoliosis Life" dibuat dengan Bahasa Indonesia dan disertai subtitle Bahasa Inggris yang muncul secara otomatis. Ini karena viewers channel YouTube nomor 1 gue ternyata berasal dari Amerika, sedangnya Indonesia menduduki peringkat kedua atau malah kadang-kadang ketiga, hihihi. Ini juga gue lakukan agar channel gue lebih universal, karena scolioser tentu bukan berasal dari Indonesia saja. By the way gue nggak random begitu saja menggunakan media YouTube, lho. Meski selama ini gue (berusaha) aktif di blog untuk berbagi, ide untuk merambah ke YouTube muncul setelah melihat jumlah viewers gue di sana. Begitu sadar kalau memiliki cukup banyak viewers, ---lebih dari 100.000, gue merasa kalau channel "Indi Sugar Taufik" harus digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat selain untuk berbagi video-video saat gue bermain ukulele. Tapi tentu gue nggak akan meninggalkan blog Dunia Kecil Indi untuk berbagi, karena nggak semua teman-teman di sini akrab dengan YouTube (---dan membuka blog ini tentu lebih ringan dibandingkan dengan video). Jadi gue akan mencoba untuk membuat episode-episode "Indi's Scoliosis Life" dalam bentuk tulisan di sini.

Sekarang gue akan berbagi tips nyaman saat memakai scoliosis brace atau SpineCor, yang merupakan episode ketiga dari "Indi's Scoliosis Life". Sebagai scolioser yang sudah memakai brace sejak usia 13 tahun, ---23 jam setiap hari, gue sudah mengalami pahit manis bersama si rompi warrior ini, hihihi. Meski brace berfungsi untuk membantu scolioser, tapi memakainya dalam jangka waktu lama bisa menjadi nggak nyaman. Terutama jika dipakai saat beraktivitas dan di udara yang panas. Uh, kulit bisa gatal-gatal dan sulit sekali digaruk :D Untung saja pengalaman membuat gue semakin expert (lol) dalam mengatasinya. Well, memang nggak akan senyaman saat sama sekali nggak menggunakan brace, sih. Tapi gue jamin langkah-langkah kecil ini membuat lebih brace jadi lebih terasa acceptable ;)


1. Keep your brace clean!
Tahukah teman-teman bahwa brace bisa dicuci? Well, gue yakin dokter juga sudah memberitahu soal ini. Tapi in case kalian nggak paid attention (lol), brace tipe Boston dan SpineCor itu bisa banget dijaga kebersihannya, lho. Untuk Boston bisa dibersihkan menggunakan rubbing alcohol, sedangkan untuk SpineCor bisa dicuci menggunakan tangan atau menggunakan mesin cuci dengan cara dimasukan ke dalam laundry bag terlebih dahulu. Brace yang bersih mencegah kulit kita terserang alergi dan iritasi. Dan jika yang digunakan adalah tipe SpineCor seperti gue, mencuci dengan rutin tentu membantu melembutkan ujung-ujungnya sehingga lebih nyaman untuk dipakai.

2. You need to go? Then GO!
Okay, yang ini memang membuat dilema, tapi trust me, saat teman-teman merasa ingin ke kamar kecil, then go, jangan ditahan! Melepas brace dan memasang kembali brace memang nggak mudah, dan kadang cukup memakan waktu terutama kalau sedang di sekolah atau kampus. Tapi menahan keinginan buang air kecil mungkin malah membuat kalian sakit. Lebih baik sempatkan saat jam istirahat untuk mampir ke kamar kecil meskipun rasanya nggak mau-mau amat. Untuk yang menggunakan SpineCor sebenarnya ada cara agar nggak perlu melepaskan seluruh brace tapi tetap bisa buang air dengan nyaman. Next time gue akan share tipsnya, ya ;)

3. Jangan lupakan kaus dalam
Brace yang menempel langsung dengan kulit tentu beresiko memberikan gesekan. Bukan nggak mungkin kita terkena biang keringat dan lebih ekstrimnya lagi luka-luka kecil yang gatalnya minta ampun. Karena kulit gue super sensitif, waktu masih menggunakan Boston Brace luka-luka itu jadi langganan dan meninggalkan bekas sampai sekarang. Syukurlah sekarang gue menggunakan SpineCor yang jauh lebih lembut. Tapi sebenarnya biang keringat dan luka-luka itu bisa diminimalisir dengan penggunaan kaus dalam yang baik, lho. Sebelum memakai brace, gunakan kaus dalam atau tank top yang berbahan katun. Make sure kaus dalamnya cukup menutupi daerah dada dan bawah ketiak karena di bagian-bagian itulah kita rawan berkeringat.

4. Bye bye push up bra ;)
Ada beberapa tipe brace yang modelnya menutupi dada, atau menyilangi dada seperti SpineCor yang gue pakai. Untuk perempuan pasti rasanya kurang nyaman. Untuk mengatasinya selalu gunakan bra tanpa kawat, atau sports bra agar bisa menyangga dada kita tanpa perasaan tertekan. Kalau teman-teman ngotot tetap ingin memakai bra berkawat... well, jangan bilang gue nggak kasih tahu soal ini, ya, hihihi :p

5. Jaga kelembaban kulit
Kulit yang kering tentu akan lebih mudah untuk terkena iritasi. Merawat kulit yang tertutup brace memang sedikit tricky, tapi tentu, selalu ada solusi ;) Gunakan lotion setiap habis mandi dan biarkan meresap terlebih dahulu sebelum memakai brace. Krim yang mengandung aloe vera dan vitamin E juga sangat membantu untuk mengurari rasa gatal dan kemerahan. Gue memilih perawatan double dari luar dan dalam, yaitu menggunakan lotion sekaligus mengkonsumsi kapsul vitamin E. Air putih juga bisa menjaga kulit kita tetap lembab, minimal minum 8 gelas sekali dan you good to go! :)


Nah, itu dia 5 tips dari gue untuk menjaga hari-hari scolioser yang menggunakan brace agar tetap nyaman. Menggunakan brace kadang memang nggak nyaman dan butuh waktu untuk beradaptasi. Tapi jangan takut, perasaan nggak nyaman di awal itu hanya fase. Begitu teman-teman beradaptasi brace akan terasa seperti sahabat, hihihi. Eh, gue nggak main-main, lho, jangan pernah mengganggap brace sebagai musuh. You might hate it, tapi jangan lupa bahwa brace diciptakan untuk membantu kita. Untuk membuat kita beraktivitas lebih lama tanpa rasa sakit, untuk menjaga agar kurva kita nggak bertambah, dan tentu untuk mengingatkan bahwa kita adalah scoliosis warrior. Jadi kalau setelah melakukan tips-tips ini kalian masih merasa nggak nyaman, just remember; saat kita nggak bisa menjaga punggung kita tetap tegak, brace always keep your back straight! :D 


embrace your brace,

Indi

_____________
Get your own SpineCor here: Spine Body Center/Indo Sehat Utama APL Tower Lt. 25/T3. Podomoro City. Jl. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470, telepon: (021) 29339295.

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Dan Bulan Februari Dimulai Dengan...

$
0
0
Hi bloggieeeees! It's me again Indi! Hihihi, tumben ya baru 2 hari gue langsung bikin post baru. Padahal kan biasanya 2 minggu sekali saja sudah hebat :p Sebenarnya gue nggak sedang dikejar deadline (yaiyalah), tapi karena koneksi internet di rumah sedang up and down, ---kebanyakan down nya---, jadi gue putuskan untuk menulis sesuatu di sini. Mumpung sekarang koneksi sedang lancar. Well, bukan menulis sesuatu yang panjang, sih. Hanya ingin share apa yang terjadi belakangan. Bulan Februari memang baru dimulai, tapi gue sudah menerima beberapa surprise. Mau tahu apa saja? :)

1. Menerima Buku Profile Kartini Next Generation Award 2015
Yay, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Tahun 2015 lalu gue menjadi salah satu finalis dari 22 perempuan di Kartini Next Generation Award. Ini adalah ajang untuk perempuan-perempuan tangguh (aduh, gue tangguh gitu? Hihi) yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Di ajang yang diadakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika ini gue menjadi finalis di bidang kesehatan dan lingkungan. Para finalis diminta untuk menulis essay untuk dibukukan yang nantinya akan dibagikan pada peserta (atau finalis) KNG berikutnya. Jadi bisa saling berbagi dan menginspirasi :) Essay gue yang berjudul "Scoliosis dan AIDS, Aku Tidak Takut" berada di halaman 21 sampai 28 (iya, lumayan panjang, lol). Di sana gue bercerita tentang awal mula mengapa bisa tertarik dengan isu scoliosis dan HVI/AIDS, juga bagaimana awal tertarik dengan dunia tulis menulis. Gue senang dan bangga sekali bisa menjadi bagian dari Kartini Next Generation. Memang gue belum ada apa-apanya dibandingkan finalis yang lain, tapi bisa sampai sejauh ini membuat gue semakin bersemangat untuk berkarya dan berbagi! :)





2. Terpilih Menjadi Pengajar di Kelas Inspirasi Bandung 4
Gue sudah beberapa kali diajak oleh teman-teman pembaca untuk mendaftar, tapi entah kenapa keberanian gue belum muncul. Sampai akhirnya Ray yang mengajak dan gue bilang"Iya". Surprise, ternyata kami berdua terpilih meskipun di bidang yang berbeda. Kami senang, bangga dan excited sekali, apalagi ketika tahu bahwa ada lebih dari 1.000 orang yang mendaftar! Well, sebenarnya gue agak nervous juga, sih, hihihi. Soalnya selama ini gue hanya pernah mengajar anak-anak balita. Tapi nggak apa-apa, yang penting gue akan berusaha sebaik mungkin. Pengalaman baru=pelajaran baru :)


3. Film MIKA Tayang Kembali di SCTV
Dalam rangka liburan SCTV kembali menayangkan film MIKA! Meskipun film ini sudah ditayangkan berkali-kali di SCTV, ---dan First Media tapi gue selalu merasa senang. Setiap menonton kembali film ini selalu mengingatkan akan masa-masa yang gue pikir "mustahil" untuk dilalui, tapi nyatanya gue survive bahkan untuk menuliskannya kembali di novel "Waktu Aku sama Mika" dan dijadikan film. Menontonnya kembali juga membuat gue teringat bahwa apa yang dicapai sejauh ini adalah berkat Ibu, Bapak dan tentu saja Mika, petarung AIDS sejati gue. Kalau teman-teman belum pernah menontonnya atau kangen dengan film Mika, saksikan malam ini 6 Februari 2016 pukul 24.00 WIB di SCTV. Semoga kalian juga merasakan hal yang sama dengan gue ketika menontonnya :)


Perjalanan gue di tahun 2016 ini masih sangaaaaaat panjang. Ini baru awalnya saja. Semoga apapun yang gue lakukan ke depan akan lebih baik dari hari ini, dan gue nggak takut dengan hal-hal baru. Amen. Doa yang sama untuk kalian! Let's rock this year :)

yang di film digendong vino bastian, lol,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Kelas Inspirasi: Briefing di Gedung Sate, Apa yang Terjadi? ;)

$
0
0


Howdy-do bloggies! Semoga semuanya dalam keadaan baik, ya. Nggak ada yang kelaparan menjelang pagi kaya gue, hehehe. Tubuh gue sepertinya kelelahan, karena di malam hari gue ketiduran dan terbangun dalam keadaan perut keroncongan karena sebelumnya too tired to eat :p Sekarang gue sedang merebus spageti sederhana dan sambil menunggunya matang gue putuskan untuk mampir dulu ke sini untuk bercerita tentang sesuatu yang baru saja gue alami. Nggak apa-apa ya, sambil menyelam minum air, ---sambil masak sambil sharing, hehehe. 

Beberapa waktu yang lalu gue diajak Ray untuk mendaftar ke "Kelas Inspirasi Bandung". Meski belum pernah mendaftar, tapi gue sudah cukup sering mendengar tentang Kelas Inspirasi. Pasalnya beberapa pembaca gue cukup sering menyebutnya dan mendukung gue untuk menjadi salah satu pengajar atau inspirator di sana. Tapi selalu saja gue tolak karena, well, ---gue merasa belum pantas disebut sebagai profesional. Meski memiliki 4 judul buku yang terbit dan sebuah film, tapi rasanya masih harus banyaaaaaaaaak belajar. Karena di tahun ini Ray ikut mendaftar jadi gue putuskan untuk lebih mempelajari tentang program ini melalui website resminya. Rupanya yang bisa menjadi inspirator adalah profesional yang sudah punya pengalaman di bidangnya masing-masing selama 2 tahun dan bersedia cuti di hari inspirasi. Sebagai penulis yang bekerja dimana dan kapan saja (nih sambil masak saja bisa, hehehe), cuti tentu bukan masalah. Tapi soal pengalaman? Novel pertama gue terbit 7 tahun lalu, tapi apakah gue profesional? Well, I don't know... Akhirnya gue putuskan biar pihak "Kelas Inspirasi" saja yang memutuskan dan gue pun mengisi formulir pendaftaran dengan sungguh-sungguh :)

Waktu itu koneksi internet di rumah sedang bermasalah, jadi gue mampir ke tempat adik dan ipar gue untuk menyelesailkan beberapa pekerjaan menggunakan wifi di sana. Hampir saja gue menutup laptop ketika sudut mata menangkap judul salah satu email yang baru masuk. Dengan perasaan excited dan juga nervous gue langsung klik pesan yang berada di list paling atas itu. Surprise! Isinya ternyata kabar bahwa gue terpilih sebagai salah satu pengajar/inspirator di Kelas Inspirasi! :D Dan kejutannya ternyata belum selesai karena Ray juga terpilih meskipun di bidang yang berbeda. Oh, iya sudah ada yang tahu belum ya profesinya Ray itu apa? ---Selain jadi host dan manager gue tentunya, hehehe. Ray adalah Business dan Leisure Manager :)


Di hari Valentine, ---14 Februari 2016 kemarin, seluruh relawan yang terpilih, termasuk relawan dokumentasi berkumpul di Gedung Sate Bandung untuk briefing. Wah suasananya ramaiiiiiii sekali, sampai-sampai gue pikir bakal susah untuk mencari Ray karena kami berbeda kelompok, hehehe. Syukurlah meskipun pesertanya tumpah-ruah semuanya terjadwal dengan baik, ---hanya molor sedikit dari waktu yang ditentukan. Di briefing ini selain pembagian kelompok juga jadi ajang silaturahmi, termasuk tatap muka dengan panitia dan perwakilan SD tempat dimana gue akan mengajar nanti. Seluruh peserta juga diberikan tips and trick untuk membantu kesiapan di hari inspirasi nanti (gue mah tetep saja nervous, hehehe). Yang lucu ternyata gue satu kelompok dengan kakak kelas waktu di Universitas Pasundan Seni Musik. Dulu kami nggak saling kenal, tapi mengenal orang-orang yang sama. Nah, sekarang malah waktunya kami berkenalan, hehehe. Gue juga sedikit mengobrol dengan guru-guru perwakilan dari SD. Griba 13, karena nanti di sanalah gue dan teman-teman satu kelompok ditempatkan.




Sedikit tentang Kelas Inspirasi, ini adalah gerakan ketika para profesional turun ke Sekolah Dasar (SD) selama sehari untuk berbagi cerita dan pengalaman kerja, juga untuk memberikan motivasi dalam meraih cita-cita. Satu hari tersebut diharapkan menjadi bibit bagi para siswa untuk bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka. Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional. Serta agar para profesional, ---khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan di Indonesia. Kelas Inspirasi yang pertama diadakan pada 25 April 2012, bermula dari teman-teman Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia. Di Bandung sendiri ini adalah Kelas Inspirasi kali ke empat :)


Pukul 12 lewat sedikit briefing pun selesai, gue dan Ray kembali bertemu dan langsung membicarakan tentang rencana makan siang, ---sambil sesekali diselipi obrolan tentang Kelas Inspirasi. Ini bukan hari kasih sayang yang biasa bagi kami tapi tentu salah satu yang terbaik :) Gue nggak akan bohong, I'm a bit nervous, tapi juga excited. Gue harap ketika bertemu adik-adik nanti mereka tahu bahwa di dunia ini ada banyak profesi, termasuk penulis. Tapi mereka nggak harus menjadi penulis, ---jadilah apa yang mereka inginkan karena semua profesi itu baik, semuanya KEREN. Yang gue harapkan hanya agar mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh, apapun passion yang mereka miliki. Karena salah satu best feeling in the world adalah ketika mengerjakan sesuatu yang gue suka. Gue harap mereka juga merasakan hal yang sama :)


what's your name again?

Indi

Foto-foto: Dipo, Ray, Adjie, dokumentasi KI dan @inimahbandung

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Indi's Scoliosis Life: SpineCor Update! :)

$
0
0
Hi bloggies! I'm back! ---Well, not "back" back, sih, karena hari ini rupanya gue belum bisa menulis panjang-panjang. Di post yang sebelumnya gue bercerita tentang pengalaman mengikuti briefing Kelas Inspirasi Bandung, seharusnya sekarang gue bercerita tentang Hari Inspirasinya. Tapi berhubung gue sedang masa pemulihan (flu, batuk dan demam, uh, bukan kombinasi yang bagus), jadi sekarang gue akan bercerita tentang update singkat dari scoliosis gue. Bagi yang belum tahu, gue mengidap scoliosis sejak usia 13 tahun dan 1 tahun belakangan memilih SpineCor sebagai treatment untuk tulang belakang gue.

Minggu lalu gue bertemu dengan dr. Natalie Liem untuk mereview pemakaian SpineCor gue. Sama seperti brace pada umunya, SpineCor juga harus dicek secara berkala untuk memastikan ukurannya pas dengan tubuh pasien. Meskipun masa pertumbuhan sudah berhenti (biasanya di atas usia 18), tapi bukan berarti tubuh nggak mengalami perubahan, lho. Makanya check up berkala itu sangat perlu, ---reminder untuk diri sendiri karena jadwal check up gue belakangan agak berantakan, hihihi. Biasanya saat pemeriksaan jika diperlukan akan diberikan beberapa perubahan pada SpineCor, dan kali ini ada 2 hal yang berubah dari set up nya, yaitu: ada tambahan band dan pada bagian dada atas menjadi lebih flat. Gue nggak tahu pasti apa alasannya, tapi ini artinya ada perubahan di tubuh gue, ---in this case artinya baik :) By the way, ini juga salah satu alasan kenapa gue memilih SpineCor, saat tubuh berubah dokter hanya perlu mengganti/menggeser band saja. Gue nggak perlu mengganti keseluruhan brace karena sifatnya elastis. Yay! Lebih baik dari brace gue yang sebelumnya, dong ;)


Gue sangat suka dengan set up yang baru. Meskipun memang SpineCor itu terasa nyaman, tapi sekarang rasanya lebih nyaman lagi. Karena lebih pas di bagian dada atas, keberadaannya semakin tersamar jika gue menggunakannya di balik baju, hihihi. Dan yang terpenting rasanya bisa lebih menyangga tulang belakang gue. Lihat saja dari foto-fotonya, sooooo much better than before, kan? ;)
Dr. Natalie nggak bilang apa-apa soal kurva gue, ia hanya bilang kalau tanpa diberitahu pun sangat terlihat bahwa gue disiplin dalam pemakaian SpineCor. Dari wajahnya sih sepertinya ia puas (boleh dong bangga, hihihi). Goal dari pemakaian SpineCor dan segala macam treatment scoliosis sebenarnya untuk mempertahankan kurva dan mengurangi rasa sakit, tapi jika sampai ada pengurangan itu namanya bonus. Dan sejauh ini kurva gue berkurang 12 derajat dari 58 ke 40 derajat dengan pemakaian SpineCor. Tugas gue sekarang adalah untuk menjaga agar kurva tetap stabil meskipun tanpa SpineCor.


Dulu karena belum mengerti gue hanya berfokus pada tulang belakang, ---karena scoliosis memang kelainan tulang belakang. Yang gue perhatikan adalah postur tubuh, misalnya cara duduk, dll dan asupan kalsium. Tapi ternyata otot yang kuat akan menyangga tulang dengan lebih baik. Makanya dokter menyarankan gue untuk melatih otot agar bisa menjaga kurva menjadi stabil. Tapi jangan seram, melatih otot nggak perlu angkat beban atau olahraga berat, kok, hehehe. Untuk scolioser cukup dengan exercise rutin dan lebih baik lagi kalau pilates. Tempat pilates sekarang bisa ditemukan hampir di tiap sudut kota, tapi untuk scolioser dengan kurva besar seperti gue disarankan untuk mengikuti pilates khusus scoliosis. Pilates memang baik untuk tubuh secara umum, tapi nggak semua gerakan baik untuk orang dengan severe scoliosis. Jadi sekarang gue sedang mencari kelas pilates yang suitable dengan kondisi gue (dan yang jaraknya nggak jauh dari rumah supaya nggak capek di jalan). Kalau teman-teman punya informasi, boleh dong share di sini ;)

Secara keseluruhan hasil review gue baik. Mulai sekarang gue akan memakainya 12 jam every other day (yup, dokter izinkan gue untuk pakai secara selang-seling). Mungkin bagi awam ini terdengar lama, tapi sebenarnya ini jauh lebih sebentar lho dibandingkan dengan penggunaan Boston brace yang 23 jam perhari, 7 hari selama seminggu, ---nggak pakai libur, hihihi. 
Untuk teman-teman scolioser, gue mau mengingatkan supaya nggak terlalu ngotot dengan kurva. Bracing, fisioterapi, surgery, ---atau apapun treatment yang dipilih, berkurangnya kurva itu bonus (tapi kalau pakai SpineCor bonusnya memang lebih banyak, hihihi). Kalau dapat bonus syukuri, tapi kalau nggak pun please don't be sad karena kualitas hidup ditentukan oleh semangat kita, bukan kurva kita ;)


bent not broken,

Indi

Get your own SpineCor here:
Indo Sehat Utama
APL Tower Lt. 25/T3. Podomoro City. Jl. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470
(021) 29339295 / 29339296.

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Datang sebagai Inspirator, Pulang dengan Membawa Inspirasi! (Kelas Inspirasi Bandung)

$
0
0
Haloooo, howdy-do bloggies?! Aduh, rasanya malu-malu gimana gitu untuk bilang kalau sekarang gue mengetik ini dalam keadaan kurang enak badan. Padahal di post sebelumnya gue bilang akan kembali update kalau sudah sehat. Tapi ternyata... tenggorokan gue kembali nggak enak sekarang, huhuhu :( Mudah-mudahan saja nanti pagi sudah baikan karena hari senin gue perlu suara gue untuk, ---ehm,--- sebuah surprise yang baru saja gue dapat (ceritanya next time, ya, hihihi). Anyway, meski begitu gue akan menepati janji untuk bercerita tentang pengalaman menjadi inspirator pengajar di Kelas Inspirasi Bandung. Tulisan kali ini mungkin nggak akan sedetail biasanya (menghemat tenaga, hihihi), tapi gue jadi berusaha sebaik mungkin ;)

Seperti yang gue sebutkan sebelumnya di tulisan tentang pengalaman mengikuti briefing, ini adalah kali pertama gue mengikuti Kelas Inspirasi. Sebenarnya sudah sejak beberapa tahun yang lalu teman-teman pembaca mendukung gue untuk mengikuti Kelas Inspirasi, tapi gue selalu ragu. Pasalnya gue merasa belum pantas disebut sebagai “profesional”. Memang gue sudah sudah menulis sejak usia 7 tahun, tapi  hasilnya hanya belasan buku harian (---gue mungkin penulis buku harian profesional, lol). Baru ketika dewasa gue lebih serius menulis dan menghasilkan beberapa buku yang diterbitkan. Tapi tetap, gue merasa masih harus banyak belajar :) Sampai akhirnya tahun ini gue mendapat dukungan semakin banyak, termasuk dari Ray. Rasanya gue jadi lebih percaya diri. Dan setelah dipikir mengapa gue harus menunggu lebih lama? Lebih baik gue berbagi apa yang dimiliki sekarang, karena ilmu tentu akan semakin bertumbuh jika nggak disimpan sendiri.


Singkat cerita gue ditempatkan di SDN Griba 13 Bandung bersama belasan orang lainnya dari kelompok 50. Perasaan deg-degan terasa ketika gue memasuki kelas pertama, yaitu kelas 1-C. Tapi gue yakin pengalaman sebagai guru di sebuah preschool internasional selama 3 tahun sedikit banyak akan membantu. Segera setelah gue menyapa anak-anak, —atau “adik-adik” karena mereka ngotot memanggil gue “Kakak”, hehehe, —perasaan deg-degan pun segera berganti dengan semangat. Mereka begitu welcome dan antusias dengan kedatangan gue. Karena waktu ajar perkelas dipukul rata menjadi hanya 30 menit, gue langsung memperkenalkan diri dan bercerita tentang profesi gue. Istilah “penulis” rupanya belum akrab di telinga mereka, bahkan ada yang mengira bahwa penulis adalah kata lain dari pelukis. Tapi setelah gue menjelaskan tentang peran penulis dalam kehidupan sehari-hari mereka langsung mengerti.Sengaja gue nggak menjelaskan secara mendetail karena yang menjadi tujuan hanya untuk mengenalkan bahwa di dunia ada berbagai macam profesi yang menyenangkan, dan penulis adalah salah satunya. Dalam proses perkenalan ini gue usahakan agar berlangsung dengan fun. Misalnya saja ketika gue menjelaskan tentang alur, latar dan tokoh dari sebuah cerita, gue tanyakan pada mereka cerita apa yang ingin dijadikan contoh. Adik-adik di kelas 1 kompak menjawab SpongeBob Squarepants, sementara di kelas yang lebih tua jawabannya lebih bervariasi; Upin-Ipin dan Frozen! Dengan mengikuti apa yang mereka sukai, istilah-istilah dalam dunia menulis pun lebih mudah dipahami. Gue amaze sekali dengan adik-adik di kelas 1 yang sudah tahu beda alur maju dan mundur lewat salah satu episode Spongebob.



Penulis nggak selalu identik dengan buku, karena yang menulis naskah film atau lagu pun sama-sama disebut penulis. Lagi-lagi dengan mengikuti apa yang mereka sukai gue menyebutkan contoh-contohnya (—dan wow, gue jadi sadar kalau lagu “Sambalado” begitu terkenal di kalangan anak-anak, hehehe). Ada moment lucu tapi juga cerdas yang gue alami di kelas 3. Yaitu ketika ada seorang anak dengan wajah terkejut berkomentar,“Jadi film horor itu ditulis orang ya, Kak? Hantunya juga pura-pura dong, kaya cerita Spongebob!” Sontak gue tertawa mendengarnya, apalagi ketika ia menambahkan bahwa suatu hari ia akan membuat cerita yang lebih bagus agar bisa bekerja di Hollywood. Semoga berhasil, kiddo!  



Karena sebagian besar dari mereka adalah penggemar berat Spongebob, gue pun menamai alat peraga mengajar dengan “kotak imajinasi”, —seperti permainan kesukaan Spongebob dan Patrick. Menjadi seorang penulis terkadang harus menjelaskan sesuatu yang nggak terlihat, —yang sifatnya imajinatif. Jadi gue mengajak adik-adik untuk menebak benda-benda yang berada di dalam kotak tanpa harus melihatnya. Nggak disangka semangat mereka untuk maju ke depan kelas besar sekali, meski beberapa dari mereka minta dibisiki bocoran viariasi kata agar teman-temannya bisa membayangkan benda yang mereka pilih dari dalam kotak, hihihi. Sepertinya ini adalah aktivitas favorit mereka ketika bersama gue di kelas, adik-adik di kelas 6 bahkan meminta waktu ekstra 5 menit agar bisa bermain lebih lama. By the way, kelas 6 adalah kelas yang paling heboh sekaligus polite. Mereka nggak segan untuk menunjukan ketertarikan terhadap outfit yang gue pakai. Dan waktu melihat gue kegerahan 2 adik laki-laki di sana langsung sigap naik ke atas meja untuk menyalakan kipas angin! Hahaha, how cute! :D

Pertemuan di kelas gue tutup dengan mengajak mereka bernyanyi bersama. Sengaja gue membawa ukulele dari rumah, sekaligus sebagai contoh dari profesi penulis lagu. Lagu yang kami nyanyikan berjudul “Raihlah Cita-Cita”, liriknya ditulis oleh gue dengan nada sederhana yang mirip seperti lagu “ABC”.
“Ayo kawan kita bersama
Raihlah Cita-Cita
Jadilah apa saja
Semua yang kau suka.”



Menjadi inspirator pengajar adalah pengalaman yang sangat berharga. Banyak moment mengharukan dan mengejutkan yang gue alami. Seorang anak bernama Damian masuk ke kelasku sebanyak 2 kali, padahal teman-temannya sudah pulang (kelas 1 dan 2 pulang lebih awal). Ketika ditanya alasannya rupanya ia ingin mendengar gue bermain ukulele lagi, katanya dulu ia hanya tahu bahwa itu adalah ‘gitar kecil yang dibawa pengamen’, hihihi. Atau ketika adik-adik dari kelas 6 mengajak gue selfie agar mereka nggak lupa bahwa kami pernah bertemu. Rasanya gue ingin memeluk mereka satu persatu dan mengucapkan terima kasih karena telah membuat hari itu menjadi salah satu hari terbaik di hidup gue. Bertemu dengan adik-adik di SDN. Griba 13 mengingatkan gue bahwa terwujudnya cita-cita berawal dari semangat yang besar dan tanpa rasa takut.
Gue datang untuk menginspirasi, tapi gue pulang dengan membawa sejuta inspirasi dari mereka! Thanks a lot untuk kesempatannya, Kelas Inspirasi :)


yang dibilang lebih cocok dipanggil 'kakak' daripada 'teteh' sama adik-adik, lol,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Pelajaran yang didapat Ketika Menghadiri Resepsi Pernikahan...

$
0
0
Wedding invitation.
"Uh, lagi?"
Mungkin terdengar kasar---atau aneh, tapi begitulah reaksi gue. Sejak kecil sampai sekarang gue nggak pernah excited dengan segala yang berhubungan dengan wedding stuff. Ini bukan karena gue sensi dengan pertanyaan "kapan nyusul", karena sudah 8 tahun I had a serious relationship with Ray. So, definitely not jomblo, ya, hehehe. Tapi gue adalah girly girl yang orang bilang "not so girly" karena malas ribet. Konon setiap anak perempuan mempunyai impian untuk menjadi pengantin, tapi untuk gue membayangkannya saja sudah seram. Pakai makeup, duduk dan berdiri di pelaminan berjam-jam... Uh, pakai bb cream saja gue sudah jerawatan, apalagi kalau harus dibikin "pangling". Pokoknya setiap mendengar tentang wedding, gue langsung teriak "Nooooo... jangan libatkan gueee", ---dalam hati. Karena kalau berteriak di depan calon pengantin itu namanya rude, hehehe. Don't get me wrong, tentu suatu hari gue akan menikah. Tapi sambil menunggu waktunya tiba, bukan berarti gue bisa free dari segala makeup dan ini-itu. Terutama ketika yang menikah adalah anggota keluarga...

Gue sangat senang waktu tahu kalau Dani, sepupu gue akan menikah dengan his longtime girlfriend, Dila. Kebetulan beberapa tahun yang lalu Dila pernah mewawancari gue untuk video dan website Greensmile. Meski nggak begitu mengenalnya, tapi akan memilikinya sebagai ipar membuat gue excited karena kami mempunyai passion yang sama di bidang lingkungan hidup :) Sampai gue ingat bahwa keluarga harus memakai seragam dan makeup agar terlihat kece dan berbeda dengan tamu yang lain. Jantung gue langsung deg-degan. Why oh why... kenapa di keluarga gue ada tradisi seperti ini? Bisakah gue memakai apapun yang ada di lemari dan cukup memakai bedak tipis? Well, jawabannya tentu "tidak". Demi menjaga kekompakan gue harus membuat baju baru dari kain seragam yang sudah disediakan oleh pihak pengantin. Ini mengingatkan gue dengan film 28 Dresses. Seperti di film, gue punya banyak dress pengiring pengantin dan semuanya hanya berakhir di lemari karena kebanyakan modelnya nggak cocok untuk dipakai sehari-hari, hehehe. By the way, resepsi pernikahan diadakan di Jakarta sementara gue tinggal di Bandung. Dengan pertimbangan jarak dan waktu karena resepsi diadakan di malam hari, akhirnya diputuskan untuk nggak menyetir mobil sendiri dan kami (gue, Ray dan keluarga adik gue) memutuskan memakai jasa sewa mobil sekaligus sopirnya sementara Ibu dan Bapak lebih dulu berangkat satu hari sebelumnya.

Sebenarnya bukan pernikahan yang gue takuti, tapi segala macam prosesi membuat gue ingin menjadi anak-anak selamanya saja. Dulu gue pernah bertanya pada Ibu kenapa pengantin harus didandani dan dipajang di pelaminan. Waktu itu Ibu menjawab bahwa semuanya dilakukan agar berkesan, bisa dikenang sampai hari tua nanti, ---dan yang termanis di resepsi pernikahan pengantin bisa merasakan menjadi raja dan ratu selama sehari. Tapi gue nggak mengerti, bukankah berkumpul bersama di satu meja sambil mengobrol seru dengan teman dan keluarga tentang betapa beruntungnya bisa menikahi seseorang yang sangat dicintai akan lebih berkesan dibandingkan dengan menyalami tamu undangan di pelaminan dan makan belakangan? Semakin dewasa gue belajar bahwa versi fun dan berkesan bagi setiap orang itu berbeda-beda. Bagi gue makeup dan highheels merupakan nightmare, tapi bagi orang lain bisa saja itu adalah hal yang sangat mereka inginnya. Gue nggak harus seperti itu, of course. Ketika hari itu datang menikmati musik dan kumpul-kumpul would be perfect for me and Ray. Tapi seperti yang sudah gue sebutkan barusan, versi fun setiap orang itu berbeda-beda, jadi di perjalanan gue bolak-balik ingatkan diri sendiri supaya nggak berwajah masam. Berempati, bayangkan jika gue ada di posisi pengantin dan ini adalah hari yang sangat mereka impikan.

Ibu dan Bapak mengerti dengan karakter gue yang 'girly but not so girly'(apaan coba, lol). Mereka selalu mencarikan jalan tengah agar gue happy tapi tetap mengikuti tradisi. Supaya kedua belah pihak senang, dan nggak ada yang (terlalu) memaksakan diri. Seperti di acara-acara pernikahan sebelumnya (OMG, gue benar-benar terdengar seperti film 28 dresses, hehehe) pihak pengantin selalu memberi kain seragam untuk dipakai anggota keluarga. Biasanya gue menjadi pengiring pengantin, ---literally jalan di belakang mereka, jadi harus kompak dengan sepupu-sepupu gue yang lain. Gue yang clumsy ini nggak pantas untuk pakai dress panjang karena bisa-bisa terpeleset dan dikenang seumur hidup oleh tamu undangan. Jadi untuk gue model dress sengaja dibedakan, tapi tetap dengan kain yang sama. Dan untuk sepatu, karena gue nggak bisa memakai high heels (not good for my back, lah) jadi diganti dengan kitten heels, ---yang menurut gue sih tetap nggak nyaman, masih lebih enak flat shoes atau flatform. Nah, biasanya yang susah 'kabur' itu kalau urusan makeup, soalnya orang-orang langsung gemas melihat wajah gue yang lebih polos dari adik sepupu yang masih SD. Kalau perlu mereka bakal mengejar-ngejar gue sambil bawa lipstik demi membuat wajah gue jadi presentable, hehehe. Syukurlah kali ini gue diizinkan untuk nggak dimakeup oleh mbak-mbak makeup artist karena ipar gue lumayan akrab dengan lipstik dan kawan-kawannya. Gue hanya dipakaikan bb cream, bulu mata palsu, eye liner, blush on dan lipstik tipis, ---tanpa eye shadow, pensil alis dan lainnya. Lega sekali waktu melihat cermin ternyata wajah gue masih dikenali. Soalnya entah karena belum terbiasa, atau memang begitu kenyataannya, makeup selalu membuat gue merasa seperti pemeran antagonis, hehehe.



Resepsi pernikahan diadakan malam, tapi keluarga diharapkan untuk berkumpul pukul 12 siang untuk, ---believe it or not, makeup! Keluarga plus kerabat berkumpul di rumah mempelai dan hotel untuk bergantian dirias. Tadinya gue pikir bakal too early karena acara masih sangat lama, bisa-bisa makeup nya luntur duluan. Tapi rupanya untuk mengerjakan 1 orang membutuhkan waktu lebih dari 1 jam; makeup wajah, rambut, pakaian... Wah, pantas saja Ibu sudah stand by dari pukul 11, hehehe. Berhubung gue nggak menggunakan jasa makeup artist dan untuk rambut hanya perlu dikepang (catok rambutnya pun sendiri, lol) jadi gue punya banyaaaaaak waktu sampai resepsi tiba. Sambil menunggu gue ajak Ray berjalan-jalan ke mall yang lokasinya nggak jauh dari rumah om gue. Rupanya mall sedang direnovasi, jadi hanya lantai 1 dan 2 saja yang ramai. Meski begitu kami sangat menikmati our escape date. Setiap lantai kami jelajahi dan berakhir dengan membeli sepatu, kaus kaki dan kaus dalam yang super murah. Setelah berjalan-jalan mood gue menjadi semakin bagus, seperti me-refresh tubuh dan pikiran setelah perjalanan dari Bandung ke Jakarta yang melelahkan. Gue tahu setelah ini gue akan kembali ke kenyataan sebagai pengiring pengantin yang harus berdiri sampai larut malam, ---dengan sepatu yang bisa membuat scoliosis gue marah selama 1 minggu. Tapi at least gue akan berusaha melakukannya dengan happy, for my family :)


Oh, satu hal lagi yang belum gue sebutkan tentang tradisi di acara pernikahan keluarga, secara nggak resmi gue dipilih sebagai big sister bagi adik-adik sepupu gue, Gaby dan Billa yang usianya 8 dan 10 tahun. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak mereka masih balita sampai-sampai banyak yang mengira bahwa mereka benar-benar adik gue. Psst, mudah-mudahan mereka nggak baca tulisan ini, karena mereka selalu protes jika diperkenalkan sebagai sepupu, ---maunya sebagai adik kandung saja, hihihi. Tradisi ini memberikan keuntungan sekaligus "memberi keterbatasan" bagi gue. Sisi baiknya tentu karena gue bisa mendapatkan semua hal seru yang mereka dapat dari orang dewasa lainnya. Es krim, happy meal, jalan-jalan ke mall... you named it deh pokoknya. Tapi di sisi lain mereka juga begitu terikat dengan gue sampai-sampai "me time" jadi hal yang hampir mustahil. Sebenarnya gue bukan satu-satunya sepupu mereka yang sudah dewasa, tapi somehow Gaby dan Billa selalu memilih gue. Sampai-sampai nama gue sering dijadikan senjata oleh orangtua mereka untuk membujuk kalau mereka malas melakukan sesuatu, hahaha. Dan belakangan "adik" gue bertambah 1, namanya Anissa, anak dari sepupu gue, ---si mempelai pria. Well, sebenarnya secara teknis gue adalah tantenya Anissa, tapi karena usianya nggak jauh dari Gaby dan Billa ia ikut-ikutan ingin menjadi adik gue. So kali ini gue menjadi big sister bagi mereka bertiga. Sebelum resepsi dimulai gue berharap mereka nggak akan berebutan untuk menggandeng tangan gue, karena obviously, ---tangan gue hanya dua, hahaha.


Pukul 7 malam resepsi pernikahan dimulai. Karena keluarga pengantin harus sudah berada di gedung sebelum acara dimulai, jadi gue harus pandai-pandai mencuri waktu untuk beristirahat. Untunglah ada beberapa kursi di salah satu sudut, jadi gue bisa melepas sepatu dan membiarkan kaki untuk bernapas lega, hihihi. Entah ada apa dengan kaki gue, setiap memakai sepatu ber-heels, ---sekalipun kitten heels, pasti ujung-ujung jarinya sakit semua. Sementara pada orangtua sibuk beramah-tamah dengan kerabat dan tamu yang mulai berdatangan, para sepupu sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sekedar mondar-mandir, selfie bahkan ada yang menenangkan anak-anak mereka karena sudah mulai rewel. Sedangkan gue mengobrol random dengan Ray sambil sesekali membalas sapaan kerabat yang melintas. Tapi itu nggak bertahan lama karena Gaby, Billa dan Anissa sudah datang. Belum apa-apa gue sudah ditantang untuk membuat sebuah kursi untuk bisa muat diduduki kami berempat! Padahal kursi yang kosong masih banyak, lho. Tapi mereka berlomba-lomba untuk duduk paling dekat dengan gue. Cepat-cepat gue berdiri supaya adil karena 3 gadis kecil yang berkelahi saat pernikahan = not good, lol. Setelah berdiri pun rupanya masalah belum selesai, ---seperti yang gue khawatirkan mereka benar-benar berebutan untuk menggandeng tangan gue! Hahaha, OMG, that was beyond cute, Billa menggandeng tangan kiri gue sementara Gaby dan Anissa menggandeng tangan kanan gue, ---Anissa menggenggam jempol gue kuat sekali, hahaha. Tapi yang paling lucu adalah ketika giliran keluarga gue berfoto bersama pengantin, Billa dengan percaya diri mengikuti gue ke studio mini dan mengingatkan (lagi) bahwa ia adalah adik gue, hahaha. Tentu Billa nggak diizinkan ikut, tapi jujur saja melihat wajah seriusnya membuat gue terharu. Awww...

Acara seremonial baru "benar-benar" dimulai setelah sesi foto; doa, pidato, tari-tarian dan lain sebagainya. The girls sangat excited untuk menonton Tari Merak dari jarak dekat dan itu membuat gue cukup kewalahan karena, ---of course--- mereka minta ditemani. Tapi seperti yang sudah gue sebutkan sebelumnya, ada 2 sisi dari menjadi seorang kakak. The bright side is... gue bisa berkeliling dan mencicipi banyak makanan tanpa perlu merasa canggung. Well, akhirnya gue mengerti kenapa Ibu dan Bapak dulu sering menjadikan gue alasan. Karena sekarang gue bisa merasakan keuntungannya. "Gaby, mau mau chocolate melt, ya? Yuk, ambil," ---dan gue pun mengambil porsi yang paling besar untuk gue sendiri, hehehe. Rasa pegal di kaki dan berat di wajah (bahkan makeup ringan pun kalau dipakai lama-lama terasa berat) memang nggak hilang. Gue masih bisa merasakannya tapi at least perhatian gue teralih karena ada mereka. Pukul 9 malam, 1 jam sebelum acara selesai gue pamit untuk pulang lebih dulu. Sebenarnya masih ada 1 sesi foto lagi, tapi karena sebelum acara juga sudah jadi gue pikir itu bukan masalah. Berpamitan dengan adik-adik gue seperti biasa dibumbui sedikit drama, gue harus mengantar mereka ke pelaminan karena selain bersama gue mereka hanya mau bersama orangtuanya! Hahaha, obviously I'm not ready for kids, ---yet :'D


Begitu tiba di mobil gue langsung melepas kitten heels dan menggantinya dengan sepatu yang gue beli di mall sebelumnya. I'm so happy for Dani dan Dilla, tapi gue benar-benar nggak sabar untuk tiba di rest area dan menghapus semua riasan dari wajah. Hati gue masih bertanya-tanya mengapa resepsi pernikahan harus identik dengan berdandan? Mengapa pengantin harus dipajang di pelaminan? Dan lain sebagainya. Tapi setelah gue pikir-pikir, memang apa masalahnya dengan semua itu? Yang terpenting adalah kebahagiaan pengantin. Mungkin memang inilah hal yang mereka inginkan, ---yang sejak kecil diimpikan, seperti gue yang bermimpi ingin makan-makan bersama keluarga dengan diiringi konser musik kecil di hari pernikahan gue nanti, ---no need to dressed up. Sedikit berkorban seharusnya bukan masalah, ---karena versi fun bagi setiap orang itu beda-beda, dan gue juga pasti bersedih jika ada yang berwajah masam ketika "hari gue" tiba. Well, sepertinya nggak berlebihan jika gue menyebut resepsi pernikahan sebagai tempat untuk belajar tentang keberagaman. Gue berlajar bertoleransi, gue belajar menghormati dan gue belajar untuk ikut happy saat orang lain happy. Memang nggak mudah untuk happy saat tumit mulai lecet, tapi bukan berarti nggak bisa :)
By the way sebelum kalian mengira bahwa tulisan tentang pernikahan ini adalah kode. Jawabannya adalah; "Nooooo."Suatu hari gue akan menikah, tapi not very soon lah. Lagipula, ingat pesan Gaby, Billa dan Annisa; "No boyfriend until you're 30, Kak!" 
Oh, kasihan Ray, hahaha :D


yang kakinya masih sakit,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469


Uh oh, Musim Hujan! Takut Hot Spot? Jangan Khawatir, Ada Cara Mengatasinya ;)

$
0
0
Musim hujan lagi! Yay! Gue suka sekali dengan hujan karena membuat film horor lebih seram dari seharusnya dan makanan jadi lebih nikmat dari biasanya, hihihi. Pokoknya kalau hujan tiba, ---dan kebetulan sedang ada waktu luang, bisa dipastikan gue sedang tenggelam di balik buku, film atau, --of course pizza :D Tapi di balik ke-happy-an gue, hujan juga membuat gue harus memberikan perhatian ekstra pada Eris, ---my super cute golden retriever. Pasalnya saat hujan anjing dengan bulu panjang dan tebal seperti Eris jadi rentan terhadap berbagai penyakit kulit. Apalagi karena exercise di luar rumah (baca: jalan-jalan sore) nggak memungkinkan, daya tahan tubuh pun otomatis jadi nggak se-fit biasanya. Terbukti beberapa waktu yang lalu Eris terkena flu. Tubuhnya panas dan nafsu makannya menurun karena penciumannya ikut terganggu (anjing selalu mengendus makanannya terlebih dulu, btw). Untung saja hanya dalam waktu 2 hari kondisinya membaik, ---pasti berkat disuntik Pak. Dokter nih, hihihi. Tapi gue belum bisa lega karena Eris juga terkena hot spot di beberapa bagian tubuhnya. Aww, poor baby :D


Teman-teman yang memiliki anjing pasti akrab dengan istilah hot spot, ---atau tepatnya dipaksa akrab, karena terkadang meski sudah dicegah sedemikian rupa tetap saja ia punya cara untuk sok akrab sama sahabat kaki empat kita :p Untuk yang belum tahu, gue akan jelaskan sedikit tentang hot spot. Meski namanya kece dan terdengar seperti BFF nya wifi, hot spot yang ini nggak ada hubungannya sama internet, lho. Tapi ini adalah infeksi kulit atau reaksi alergi terhadap bakteri yang disebabkan oleh luka pada anjing. Penyebabnya macam-macam, bisa karena cuaca, kutu, cara mandi yang nggak betul (masih ada sisa sampo atau masih basah), parasit dan lain sebagainya. Sama seperti namanya, area kulit yang terkena hot spot memang terasa panas jika disentuh, warnanya kemerahan dan di bagian yang terinfeksi bulunya akan rontok alias pitak. Karena rasanya panas dan gatal, anjing akan terus menggaruk, ---atau bahkan menggigiti bagian yang sakit tanpa henti. Kalau sudah begitu masalah pun jadi nggak "se-simple" sakit kulit. Karena jika lama dibiarkan anjing bisa stress dan memicu munculnya penyakit lain. Makanya sebisa mungkin hot spot harus langsung diobati sebelum bertambah parah.

Eris sendiri sudah beberapa kali terkena hot spot. Gue ingat waktu pertama kali menemukan spot kecil di bagian punggungnya, awalnya gue kira hanya luka biasa. Setelah beberapa hari bukannya membaik, tapi luka Eris malah semakin meluas! Lukanya pun berair dan mengeluarkan bau lembab, ---seperti cucian yang belum kering plus agak amis. Bingung dan sedikit panik, gue membawanya ke dokter hewan, ---dan dari sanalah gue mengenal istilah hot spot. Dengan obat suntik dan salep yang dokter berikan Eris pun berangsur-angsur sembuh. Karena penasaran dan nggak mau kejadian yang sama terulang lagi, ---well, at least berusaha, ---gue mencari tahu lebih banyak tentang hot spot dari internet juga dari teman-teman yang lebih perpengalaman. Semenjak itu gue jadi lebih tenang karena sudah bisa meng-handle sendiri jika si sok akrab ini kembali lagi, hihihi. Dan karena cara-cara yang gue lakukan selalu berhasil untuk menyembuhkan hot spot Eris, gue pikir nggak ada salahnya untuk membaginya di sini, siapa tahu bermanfaat :) 
Disclaimer; Gue bukan expert dalam masalah kesehatan anjing. Metode yang gue lakukan sebisa mungkin natural dan minim efek samping. Silakan koreksi atau beri masukan jikan ada yang salah :)

1. Jaga kebersihan 
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Well, cara ini memang nggak benar-benar menghindari hot spot. Tapi lingkungan yang bersih tentu membantu menjaga kesehatan anjing dan hewan peliharaan lain di rumah. Gue biasanya membersihkan lantai dengan menggunakan air, pembersih lantai dan sedikit antiseptik secara terpisah. Setelah itu dikeringkan sampai benar-benar kering. Kalau perlu Eris dimasukan ke dalam kandang terlebih dahulu karena lantai yang basah memang sangat mengundang sekali untuk dipakai selonjoran, terutama saat cuaca panas. Bulu yang lembab akan mengundang bakteri dan yup, itu akan terasa semakin gatal dan merangsang anjing untuk menggaruknya lebih hebat lagi.

2. Ganti makanannya
Sama seperti manusia, beberapa jenis makanan juga bisa memicu gatal-gatal pada anjing. Eris biasanya gue hindarkan dari makanan beragi (tahu, tempe, roti, dll) dan telur. Gue juga mengganti dog food nya dari jenis basah ke jenis kering karena menurut pengalaman gue makanan basah membuat gatalnya semakin parah. Kalau diperlukan gue juga mengganti jenis (merk) dog food atau mengganti menu yang dimasak sendiri. Sebagai camilan gue memberi Eris ubi yang direbus atau dikukus karena ubi alias sweet potato sangat bagus untuk bulu anjing. Terkadang bulu yang tumbuh di bekas pitak karena hot spot jadi agak kasar jika dibandingkan dengan yang lain. Nah, ubi membantu agar bulu yang tumbuh menjadi mengkilap dan tebal :)



3. Gunakan bawang putih
Bawang putih berguna sebagai antibiotik alami. Kandungannya bisa membersihkan hot spot dari dalam darah (sumber: anjingkitadotcom). Meski di berbagai situs disebutkan bahwa dosis yang tepat untuk anjing berbadan besar adalah 2 potong bawang, tapi gue hanya memberi Eris seujung kuku saja dan nggak setiap hari. Alasannya karena bawang putih (dan bawang-bawang jenis lainnya) bisa membuat anjing anemia. Caplak (salah satu penyebab luka hot spot) tentu akan malas menempel pada anjing yang anemia, tapi salah-salah malah anjingnya yang sakit karena kekurangan darah. Cara lain untuk mengobati hot spot yaitu dengan mencampur bawang putih yang sudah dihaluskan ke dalam air mandi. Gue sendiri belum pernah mencoba cara yang kedua ini karena takut baunya menempel. Tapi jika teman-teman khawatir dengan keamanan mengkonsumsi langsung, cara ini bisa dicoba.

4. Mandikan dengan benar
Gue beruntung karena Eris sangat super-duper chill ketika dimandikan, jadi memperkecil kemungkinan adanya sisa sampo yang tertinggal. Tapi tetap saja mandi menjadi kegiatan yang tricky, karena saking chill nya Eris lebih suka duduk ketika bulunya dikeringkan, hihihi. Cute sih kelihatannya, tapi bulu yang nggak kering sempurna itu bisa memicu hot spot. Untuk mengatasinya gue meminta Eris untuk "bobo", ---atau anjing lain mengenalnya dengan istilah "lay down", lol, ---lalu gue mengeringkan sisi kanan dan kiri tubuhnya bergantian. Dengan cara ini bagian-bagian sulit seperti bokong dan sela-sela jari pun bisa lebih mudah dikeringkan. Jika sudah terlanjur terkena hot spot gue menggunakan sampo khusus untuk perawatan kulit anjing. Sampo jenis ini bisa ditemukan di berbagai pet shop, merk nya juga beragam hanya pastikan saja nggak membeli yang tanpa label alias abal-abal. Kalau ragu bisa dikonsultasikan pada dokter hewan.


5. Gunakan tembakau
Okay, mungkin reaksi kalian sama seperti gue ketika pertama kali mendengar cara yang ini. Waktu itu gue pikir,"Whaaaat, masa anjing disuruh merokok???", hihihi :O Tapi tenang, tembakaunya bukan untuk dihisap kok, tapi untuk disemprotkan ke kulitnya yang sakit. Resep ini gue dapatkan dari Om Paul Sing, pemilik Golden Top Kennel. Pengalamannya merawat banyaaaaak sekali golden retriever membuat Om Paul pandai untuk mengatasi banyak masalah kesehatan pada anjing tanpa menggunakan obat-obatan kimia, termasuk untuk hot spot. Resep yang gue gunakan sudah disederhanakan dari aslinya karena perawatan Eris dibarengi dengan cara-cara yang gue sebutkan di atas. Gue menggunakan tembakau dari satu batang rokok kretek dan mencampurnya dengan bawang putih yang sudah diulek halus. Setelah itu campur kedua bahan dengan 2 gelas air dan didihkan, ---atau kalau malas boleh juga dimasukan ke dalam microwave selama 2 menit. Tuangkan "ramuan ajaib" ke dalam botol sempot, dan setelah dingin semprotkan ke kulit yang sakit. Hindari bagian mulut ya, karena tembakau bisa menjadi racun jika tertelan. Untuk resep Om Paul yang asli, teman-teman bisa lihat di sini: http://anjingkita.com/wmview.php?ArtID=24043.

6. Pakaikan Elizabethan collar
Elizabethan collar adalah kalung berbentuk corong yang berguna untuk mencegah anjing menjilat atau mengigiti bagian tubuhnya. Kalau dulu gue menjadikan cone of shame ini sebagai opsi pertama, sekarang malah menjadikannya opsi terakhir. Dulu proses penyembuhan hot spot Eris lebih lambat karena belum menggunakan cara-cara di atas. Lukanya sulit sekali mengering karena Eris terus-terusan menjilatinya. Yang paling seram kalau salep dari dokter juga ikut dijilat! O... ow... not good, kan? Makanya meski nggak tega (---dan gue harus menahan ketawa karena Eris nampak lucu, hehehe) tapi gue tetap pakaikan setiap hari, termasuk saat tidur agar lukanya cepat kering. Mungkin teman-teman juga nggak tega kalau harus memakaikan Elizabethan collar pada si kesayangan. Tapi trust me, ini lebih baik daripada membiarkan mereka menyakiti diri sendiri, kan? ;) Apalagi sekarang modelnya sudah beragam dan ada yang diberi busa juga, jadi kalau malam tetap bisa tidur nyenyak :)

7. Alihkan perhatiannya
Gue juga punya alergi dan kalau kambuh saat gue sedang nggak melakukan apa-apa rasanya.... gatalnya jadi berkali-kali lipat! Padahal kalau kambuhnya saat jalan-jalan di mall rasanya nggak terlalu parah, hihihi. Eris juga rupanya merasakan hal yang sama, saat sendirian ia menggaruk, menjilat, bahkan mengigiti tubuhnya dengan gemas. Tapi saat diajak melakukan kegiatan ia menjadi lupa dengan perasaan gatal dan panasnya. Berhubung sedang musim hujan kegiatan jalan-jalan sore gue ganti dengan bermain bola di garasi. Menurut gue ini adalah cara bagus karena garasi tentu lebih aman dibandingkan dengan bermain di jalan yang banyak sisa genangan hujan, ---dan setelah kelelahan Eris tentu akan tidur dengan sangat nyanyak, hihihi :) Kalau bosan dengan kegiatan fisik biasanya Eris gue ajak bicara atau menonton video di handphone. Pokoknya jangan sampai Eris terfokus dengan hot spot di tubuhnya.


Tapi selain cara-cara di atas menurut gue yang terpenting adalah menjaga agar Eris tetap happy. Karena anjing yang happy berarti anjing yang "sehat". Gue memang nggak (---belum bisa) membelikan Eris dog food yang mahal, jalan-jalan ke tempat keren atau membelikannya banyak aksesoris untuk mendukung kecentilannya. Tapi gue percaya bahwa happy juga bisa didapat jika kita memberikan kasih sayang yang tulus pada hewan peliharaan kita. I love Eris soooo much, dan gue selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya. Love is free, love heals everything. Jadi kenapa nggak kita berikan juga untuk sahabat berbulu dan berekor kita? ;)
Okay, sekian tulisan gue kali ini. Semoga bermanfaat untuk menghadapi musim hujan yang nikmat-nikmat tricky, hihihi. By the way, apa teman-teman juga punya hewan peliharaan? Share dong di kolom komentar :)

cheers,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

How to Deal with School Days as a Scolioser? :)

$
0
0


Yaaaaay, weekend! Lol, OMG, sepertinya opening gue kurang variatif. Sering banget tulisan dibuka dengan betapa excited nya gue dengan weekend atau hari libur yang tiba. Tapi mau gimana lagi, kesempatan gue menulis biasanya memang muncul di hari-hari seperti ini, hihihi. Lagipula, siapa sih yang nggak suka weekend? Well, meski pasti ada yang jawab, "Gueeee!" sambil mengacungkan tangan, tapi gue yakin kebanyakan dari kita menyukainya. Pekerja kantoran (mostly) libur di hari sabtu dan minggu, begitu juga anak-anak sekolah yang dengan happy dadah-dadah sama pelajaran di kelas, ---tapi welcoming homework, lol :D Pokoknya weekend adalah waktu dimana gue bisa menulis sampai larut tanpa harus dagdigdug karena sadar besok mesti bangun pagi-pagi ;) Ngomong-ngomong soal sekolah, sejak SD sampai sekarang gue selalu merasakan hal yang sama; mixed feeling antara fun sama challenging. Gue sangat menikmati saat-saat berkumpul dengan teman-teman dan belajar hal-hal baru (---well, nggak selalu, sih, lol). Tapi gue juga merasakan beberapa tantangan seperti PR yang super banyak dan terkadang peer pressure. Sekolah memang bukan the easiest thing in the world, gue yakin kita nggak selalu mengalami hal manis. Terkadang pahit, atau minimal kecut, hihihi. Dan sebagai seorang scolioser(---pengidap scoliosis, kelainan tulang belakang yang miring ke arah samping) tantangan di sekolah bisa saja jadi terasa lebih berat. Tanpa bermaksud menganggap scoliosis sebagai beban (it's a bless, trust me), dealing dengan brace atau menghadapi pelajaran olahraga bisa jadi saat-saat yang begitu membingungkan. Gue juga pernah mengalami, ---kebingungan sebagai murid baru di SMP dan baru saja didiagnosis mengidap scoliosis oleh dokter. Tapi seiring dengan berjalannya waktu gue mulai menemukan tricks yang membuat hari-hari di sekolah terasa lebih nyaman :)

"Scoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya."



1. Bagaimana cara memberitahu kepala sekolah dan guru-guru?

Gue mengerti bahwa bagi sebagian scolioser berbicara tentang scoliosis bukan hal yang terlalu nyaman untuk dilakukan. Tapi penting sekali bagi kepala sekolah dan guru-guru untuk mengetahui kondisi kesehatan kita, terutama guru olah raga. Jumlah scolioser yang banyak bukan jaminan pahamnya masyarakat terhadap scoliosis, ---termasuk guru-guru kita. Bawalah surat pengantar dari dokter dan jika perlu ditemani oleh orangtua untuk membantu menjelaskan bahwa kondisi kita bukan hal yang "sementara".
(Yes, scoliosis bisa dikoreksi dengan cara bracing, fisioterapi atau operasi. Tapi ini bukanlah kondisi yang bisa dikoreksi dalam waktu yang cepat).


2. Mintalah tugas pengganti untuk pelajaran olahraga.


Setiap scolioser memiliki kondisi yang berbeda. Jika dokter melarang kita untuk berlari dan melompat, maka manfaatkanlah waktu berenang saat pelajaran olahraga. Gerakan renang sangat baik untuk menguatkan otot, dan itu artinya sangat baik juga untuk menjaga postur tubuh kita. Agar tetap mendapatkan nilai dengan cara yang fair mintalah tugas pengganti, misalnya saja tugas menulis atau mengumpulkan artikel. Well, tanpa berlari dan melompat pun sebenarnya kita tetap bisa masuk ke dalam tim olahraga, kok. Tawarkan diri untuk menjadi "asisten pelatih, aka guru kita", ---tugas apapun yang diberikan itu bukan masalah karena nggak ada yang namanya "peran kecil" di dalam sebuah tim ;)


3. Sesuaikan seragam sekolah.


Jika memakai brace di balik seragam, otomatis kemeja dan rok kita akan terasa lebih sempit. Untuk menyiasatinya kita bisa memakai seragam yang sizenya 1 nomor lebih besar dari biasanya. Gue sendiri lebih nyaman untuk memakai seragam yang lebih besar dibandingkan menutupi brace dengan jaket, karena saat udara panas rasanya cukup menyiksa. Brace + gerah = not good, bisa biang keringat, hihihi.


4. Hadapi bully.


Bullying bisa menimpa siapa saja, termasuk kita. Dan saat dibully kebanyakan dari kita mengira bahwa scoliosis dan brace adalah penyebabnya. Padahal bullying terjadi karena kita sendiri yang "membiarkannya". Bully is just like dogs, they can sniff your fear. Hanya karena tulang kita yang bengkok bukan berarti kita menjadi kurang dibandingkan yang lain. Jadi jangan takut, keep your chin up! Karena nggak ada seorang pun yang pantas untuk dibully. Tapi jika kita sudah merasa terancam (secara mental atau fisik), jangan ragu untuk melaporkannya pada orang dewasa, ---misalnya guru atau orangtua. It doesn't make you a "snitch", because sometimes you need help to defend your self.


5. Sediakan tempat untuk menyimpan brace.


Nggak semua sekolah punya loker dengan space yang cukup besar. Terkecuali jika memakai brace bertipe soft seperti yang SpineCor yang gue pakai, maka tempat penyimpanan nggak menjadi masalah karena bisa dengan mudah dilipat dan dimasukan ke dalam tas. Tapi jika memakai brace dengan tipe hard (seperti boston, dll) yang ukurannya lebih besar, maka gunakan kantung plastik atau kantung parasut untuk tempat penyimpanan. Penting sekali untuk menjaga kebersihan brace meskipun hanya ditinggalkan sebentar untuk pelajaran berenang. Jangan lupa, brace adalah our second skin :D



Dengan atau tanpa scoliosis sekolah memang selalu menantang, ---tapi sekaligus menyenangkan. It's okay untuk mempunyai fase khawatir atau sedikit takut saat menghadapi hal yang baru. Memberi waktu pada diri sendiri untuk terbiasa bukan berarti lemah atau cengeng. Dan seperti fase memakai brace, sekolah juga suatu hari akan selesai. Jadi nikmatilah, because life is good. Life is always good :)


yang paling suka pelajaran olahraga karena bisa ketemu mika,

Indi


Get your own SpineCor here:
Indo Sehat Utama
APL Tower Lt. 25/T3. Podomoro City. Jl. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470

(021) 29339295 / 29339296.
_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Beautypreneurship Tour 2016: Pink Up by Puspita Martha

$
0
0
Halooooo weekend! Gimana kabar teman-teman? Semoga baik, ya. Gue juga baik, cuma semalam ada sedikit"meltdown moment" jadi sekarang mata gue agak sepet untuk lihat monitor :D Beberapa hari yang lalu gue sedang jarang di rumah, sempat pergi sama keluarga sampai larut malam sampai kejebak macet (5 jam, dong) dan juga menghadiri sebuah event yang menyenangkan. Sekarang gue akan bercerita tentang event nya saja, ya. Soalnya kalau soal cerita tentang macet pinggang gue suka sensi, hihihi. 



Jadi tanggal 12 April 2016 lalu gue mendapatkan undangan untuk menghadiri Beautypreneurship Tour 2016 PINK UP Seminar and Hair Show yang diadakan oleh Puspita Martha. Event ini diadakan di Ballroom Trans Luxury Hotel Bandung yang jaraknya nggak terlalu jauh dari rumah gue. Mumpung lagi ada free time, jadi gue ajak juga Ibu dan Ray untuk menemani. Dari email yang gue terima acara dimulai jam 12:30 siang, tapi karena gue terlambat bangun (---nggak ada yang bangunin, ehm) jadi kami baru tiba jam 13:20 siang. Eh, rupanya acaranya memang molor, jadi kami tiba di waktu yang tepat, deh. Pas opening banget, hehehe. Acara dibuka dengan penampilan model-model yang berpakaian serba hitam. Mereka berjalan di atas catwalk sambil membawa payung yang juga berwarna hitam. Cukup sukses juga entrance nya karena berhasil membuat audiences untuk menoleh ke arah mereka. Setelah itu, tanpa jeda langsung disusul oleh penampilan MC nya (OMG, maaf lupa namanya, huhuhu) yang membawakan lagu Corazon Espinado, ---yang membuat gue throwback ke saat menjadi bocah yang keluyuran sampai larut malam untuk mencari kaset Santana, hehehe. Btw, mas-mas MC ini somehow mengingatkan dengan teman gue, Daniel. Padahal wajahnya beda banget. Mungkin suaranya? Ah, sudahlah, skip xD




Yang hadir di acara ini bukan hanya gue, Ibu dan Ray (yaiyalaaaaah, lol) tapi juga pihak-pihak yang tertarik dengan dunia kecantikan, khususnya rambut. Dari hasil interview singkat gue dengan audiences yang hadir (baca: tanya-tanya waktu coffee break) mereka kebanyakan menggeluti dunia salon. Malah ada juga yang sengaja meliburkan salonnya selama 1 hari demi hadir ke acara ini. Keren! ---Dan itu memang nggak salah, sih, soalnya di sini diberi tips-tips bermanfaat untuk meningkatkan performa dalam menjalankan profesi mereka. Sayang ya Mas Ryan salon langganan gue nggak ikutan datang, padahal kan bisa mencuri ilmu, hihihi. Edwin Waas, kepala sekolah dari Puspita Martha International Beauty School dan Henny S. Nugraha dari Salon Pro Indonesia turut hadir di acara ini. Juga ada tamu-tamu penting lainnya dan media yang meliput acara ini. 


Foto: ~ Ikanov Tambunan
~ Alexandra Tilaar

Di sini kami diperkenalkan dengan produk-produk PINK UP yang super keren. PINK UP adalah produk untuk rambut yang berbahan organik dan tanpa residu, jadi aman untuk dipakai sehari-hari. Well, just my two cent nih, gue berterima kasih sekali kalau semakin banyak produk yang menggunakan bahan organik, soalnya untuk orang yang serba sensitif kaya gue produk organik itu udah kaya hero without cape, hehehe. Kami disuguhi pengenalan produk-produk PINK UP yang obviously bikin gue gemas karena warnanya serba pink. Ada Aqua gel, Hold on, Cristal care, Mou Mousse, Push Up, Great Shot, Flex gum, dan masih banyaaaak lagi. Favorit gue dan Ibu adalah Push Up karena bisa jadi life saver kalau nggak sempat keramas, hehehe. Kru nya baik-baik, lho. Waktu beberapa produk dikelilingkan supaya kami bisa coba, Ibu request untuk mencoba Push Up. Eh, rupanya benar-benar diberi sample, bahkan dipakaikan segala :D Kami juga bisa melihat demo langsung dari produk-produknya yang dipraktekkan oleh Yudin(hairdressing maestro), Sendy Gothic(Supervisor Tim Artistik PT. Martha Beauty Gallery) dan Rissa Mariana(salah satu lulusan Diploma of Bridal International di Puspita Martha)


Karena terinspirasi dari style para villain di film-film yang glamour pada model didandani sedemikian rupa dengan tatanan rambut yang super unik oleh Yudin, Sendy dan Rissa. Rasanya jadi seperti sedang melihat pertunjukan sulap, hehehe. Meski style mereka berbeda, tapi hasil akhirnya sama-sama keren. Audiences juga dibuat surprise karena awalnya para model hanya didandani "setengah jadi", baru di akhir acara diperlihatkan hasil akhirnya. Yang paling gue kenali adalah style rambut yang terinspirasi Maleficent, karena lengkap dengan horns nya jadi terlihat sangat menonjol. By the way, sambil demo mereka juga memberikan tips-tips bermanfaat dan menjawab beberapa pertanyaan audiences, lho. Yang seru waktu Yudin memberikan tips bagaimana cara menyasak rambut dengan cepat. Ibu sampai serius banget memperhatikannya, hehehe. Pantas saja sih, soalnya tangan Yudin memang secepat Edward the Scissorhand :p






Oh iya, di acara ini juga diperkenalkan Beauty Trend Center, sebuah trend forecast provider berbayar yang baru ada di Indonesia. Pelanggan bisa mendapatkan informasi mengenai perkembangan trend dunia kecantikan, rambut, fashion dan lain sebagainya. Untuk para profesional ini tentu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja mereka, ---harus kasih tahu Mas Ryan nih, hehehe. Oleh Tengku Arshyaly Faith (Creative Director Beauty Trend Center) kami juga diberikan informasi tentang tren warna dan style tahun 2016-2017. Waktu Ibu lihat ada warna merah di big screen beliau langsung usap-usap rambutnya. Rupanya warna rambut Ibu sedang tren! Padahal beliau sih cat warna terang karena sudah beruban, hehehe. Tapi berhubung disuguhi warna-warna keren di sini, Ibu langsung berniat mengganti warna rambutnya jadi highlight gray seperti rambutnya Rissa Mariana. Haduh, kalah gaul nih anaknya, hihihi :D


Foto: ~Tengku Arshyaly Faith
~ dengan Ibu

Acara selesai sekitar jam 5 sore. Meski cukup lama tapi waktu terasa sangat cepat, mungkin karena gue enjoy, ya. Gara-gara hadir di sini gue mendadak jadi lebih tertarik sama dunia hair styling. Tahu sendiri kan, selama ini yang gue tahu hanya sebatas sisir, basic treatment dan cat rambut, hihihi. Apalagi di Puspita Martha International Beauty School ada program study tour ke Italy. Duh, pasti asyik bisa belajar sambil jalan-jalan. Kalau sekarang sih harus menabung dulu, hehehe. Overall, gue happy dapat kesempatan untuk hadir di sini. Begitu juga dengan Ibu yang super exited sepanjang acara. Bagaimana dengan Ray? Well, sebagai fotografer dadakan dia sama sekali nggak komplain, jadi gue anggap dia juga happy :p Untuk teman-teman di Banjarmasin, tanggal 10 Mei 2016 nanti giliran kalian lho yang bisa menikmati Beautypreneurship 2016. Untuk seminar dan hair show price nya Rp. 350.000, sedangkan untuk workshop Rp. 500.000. Info lengkapnya buka saja akun instagram @puspitamarthaid :)



cheers,

Indi
_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Theme Park ala Pasar Malam di Bandung Carnival Land :)

$
0
0
Theme park! Hore! Gue suka sekali dengan theme park alias taman hiburan. Untuk yang sering mampir ke Dunia Kecil Indi pasti tahu deh kalau gue bisa menghabiskan waktu seharian kalau sudah berpetualang di berbagai wahana. Gue bahkan punya tempat favorit, yaitu salah satu in door theme park di Bandung yang bisa gue kunjungi beberapa kali dalam setahun, ---sampai-sampai rasanya seperti bermain di rumah sendiri, hehehe. Nah, beberapa waktu lalu gue baru tahu kalau di Bandung ada theme park out door murah meriah yang katanya nggak kalah seru dengan tempat favorit gue. Terlambat banget sih, karena ternyata tempatnya sudah dibuka sejak tahun 2011 lalu :( Tapi sebagai theme park hunter sejati, gue rasa lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali (lol). Jadi pada tanggal 17 April lalu gue pun mengajak Ray untuk mencoba wahana-wahana di sana. 

Biasanya kalau gue pergi ke theme park selalu pakai rencana. Tapi kali ini lumayan spontan, karena gue ajak Ray sepulang kami mengunjungi undangan pernikahan. Itulah kenapa kami berdua memakai batik, hehehe. Untung saja gue membawa sepatu flat sebagai ganti kitten heels dan tas tangan kecil yang lebih colorful daripada yang gue pakai sebelumnya. Kami masih terlihat sedikit terlalu resmi, sih, ---tapi well, ini lebih baik daripada harus pulang ke rumah dulu :p Dan keputusan untuk nggak pulang dulu ternyata sangat tepat kerena kami terjebak macet. Saking macetnya di beberapa titik mobil sampai nggak bergerak sama sekali. Dan parahnya lagi kami nggak hapal jalan! Hahaha. Untunglah kami bertemu banyak orang yang dengan ramah menunjukan jalan :) Jadi sebelum sore kami sudah tiba di "Bandung Carnival Land", yang letaknya satu gerbang dengan kolam renang Karang Setra (Jl. Sirna Galih No. 15, Bandung).

Yup, theme park yang kami kunjungi bernama "Bandung Carnival Land". Sebelum ke sini gue membaca beberapa review dan melihat foto-fotonya di internet. So tempting! Kebanyakan foto diambil ketika malam dan lampu-lampu yang menyala kelihatan indaaaah sekali. Apalagi teman gue juga bercerita tentang tempat ini dan membuat gue semakin 'menyesal' karena baru menemukan tempat ini. Tapi ketika tiba di area parkir gue mendadak ragu-ragu. "Apa ini tempat yang sama dengan yang gue lihat di internet?"... Hanya ada beberapa mobil saja yang parkir di sana, dan di loket hanya ada kami yang membeli tiket. Tapi well, gue pikir mungkin di dalam akan banyak pengunjung. Jadi Ray membeli sebuah tiket terusan seharga Rp. 50.500 untuk gue, dan sebuah tiket masuk seharga Rp. 25.500 untuk dirinya sendiri (seperti biasa Ray akan menjadi juru foto, hehehe). Lagipula kami memang nggak terlalu suka theme park yang terlalu crowded, jadi mungkin tempat ini akan cocok untuk kami ;)



Begitu kami melangkahkan kaki ke dalam theme park... surprise... Kami nggak melihat siapapun selain kami berdua! Bahkan nggak ada suara musik yang biasanya terdengar bahkan di theme park kelas mall sekalipun. Rasanya jadi seperti sedang di serial Goosebumps (lol, I'm a fangirl), apalagi wahana yang pertama kami lihat adalah rumah hantu. Karena kebingungan, kami ke toilet dulu, ---sekaligus menyegarkan diri setelah macet yang cukup membuat berkeringat. Syukurlah ketika gue keluar dari toilet bertemu dengan 4 orang anak bersama beberapa orang dewasa yang sedang mengantri wahana 4 dimensi. Sedikit awkward gue berbasa-basi dengan salah satu dari mereka dan ended up dengan ikut masuk ke teater. Nggak lama kemudian Ray menyusul dan kami langsung langsung duduk di seat jajaran tengah setelah diberi kacamata 4D. It was reallyyyy dark, pijakannya yang dari kayu pun agak berdecit. By the way, tiket milik Ray hanya bisa dipakai untuk 1 wahana, jadi jika ia ingin naik yang lain harus bayar sejumlah uang, ---yang gue lupa tanyakan berapa. Suasana semakin gelap lagi ketika film dimulai. Agak nervous juga karena di seat kami nggak ada safety belt nya. Tapi rupanya kursi memang hanya bergerak ke kiri dan kanan, itu pun sangat jarang jadi nggak khawatir terjatuh. Padahal filmnya seru, lho. Lebih menegangkan daripada di theme park tetangga, hehehe. Gue nggak terkesan, ---mungkin karena gue berharap terlalu banyak. Tapi untuk anak-anak sepertinya cocok, karena penonton-penonton cilik yang duduk di barisan depan tampak menikmati.


Setelah itu gue mengajak Ray untuk naik "Dragon Swing", semacam permainan "Kora-kora" yang ada di Dufan, hanya ukurannya lebih kecil. Tapi Ray memutuskan untuk nggak ikut dan hanya mengambil foto-foto gue. Yang naik hanya beberapa orang saja dan hanya gue yang berteriak dan tertawa lepas. Mungkin karena yang lain malu-malu ya, hehehe. Rasanya memang nggak sedasyat Kora-Kora, tapi cukup menantang apalagi kalau duduk di ujung. Cocok nih buat yang suka sensasi berayun tapi takut muntah :p Dari atas gue bisa melihat beberapa orang dewasa yang bersama anak-anak di wahana sebelumnya. Mereka rupanya dari Jakarta dan nggak ikut bermain, hanya menemani. Yup, meski menegangkan gue masih bisa melihat ke sekeliling, ---bahkan bisa mengobrol dengan Ray dan memberi semangat pada anak yang duduk di belakang gue, hehehe. Saking seringnya gue bermain di theme park, lama-lama sense of deg-degan gue jadi tumpul kayanya.



Di "Dragon Swing" gue sempat berkenalan dengan 2 pengunjung perempuan yang sama-sama berasal dari Bandung. Well, gue nggak tanya siapa nama mereka, sih, but we're literally together selama sisa waktu gue dan Ray berada di BCL. Rombongan yang dari Jakarta sudah beristirahat, jadi hanya kami yang tersisa. Kalau gue nggak sok akrab, artinya gue benar-benar akan bermain sendirian karena Ray sibuk dengan kameranya. Pokoknya kami seolah sudah lama kenal, --- kami bahkan berdiskusi soal wahana mana yang selanjutnya akan dinaiki, hahaha. Lalu pilihan jatuh kepada "Kursi Terbang", wahana yang mirip sekali dengan "Ontang-Anting" di Dufan tapi (lagi-lagi) berukuran lebih kecil. Gue memilih duduk di paling luar, supaya lebih 'terasa' dan bisa dadah-dadah sama Ray. Wahana ini asyik juga, tingkat ketegangannya kurang cocok untuk anak-anak (---di sini ada versi mininya juga, btw). Gue pernah naik wahana serupa di Mall of Indonesia, and this is definitely better! Kalau boleh Kursi Terbang ini gue bawa pulang, deh, hehehe.



Mungkin karena sedang super sepi pegawainya juga jadi agak malas-malasan. Tiket Ray seharusnya hanya untuk 1 wahana, tapi mereka sepertinya nggak peduli. Nggak ada pengecekan tiket, atau at least ditanya sebelum menaiki wahana. Sepertinya asumsi mereka Ray juga punya tiket terusan seperti gue. Terbukti waktu gue minta ditemani untuk menaiki "Ulat Gila", Ray lolos begitu saja. Sayang sekali ya, padahal semangat pegawainya berpengaruh lho sama mood pengunjung :( Wahana ini bisa jadi pengobat rindu bagi warga Bandung yang pernah menghabiskan masa kecil di mall Kings, yang sekarang, ---sadly, sudah terbakar. Di sana ada "Ulil", wahana yang entah nama aslinya apa dan menjadi icon arena permainan Kings. Ulat Gila ini bentuknya mirip dengan Ulil, hanya dan track nya melewati beberapa terowongan kecil. Rasanya pun benar-benar mengingatkan gue pada di Ulil, ---srudak-sruduk bikin sakit badan! Hahaha, gue dan Ray sampai tertawa terbahak-bahak. What a sweet throwback. Sayang banget keponakan-keponakan dan sepupu-sepupu gue belum sempat mengenal Ulil, hiks. Ray sampai punya ide untuk membawa krucil ke sini, at least supaya mereka mengenal versi penerusnya, hihihi.



Dua orang yang bersama gue menyarankan agar wahana "Mangkuk Tsunami" jadi yang berikutnya kami naiki. Gue sih oke-oke saja, lagipula sudah nggak banyak pilihan lagi. Wahana yang tersisa kebanyakan hanya untuk anak-anak. Kami bertiga naik di satu "mangkuk", dan 3 orang anak rombongan dari Jakarta juga naik di 'mangkuk' lainnya. Sekilas wahana ini mengingatkan dengan "Poci Poci" milik Dufan, tapi lantainya bergelombang dan pegangannya nggak bisa diputar. I don't expect much, lah. Tapi ternyata... Oh, my God, dari seluruh wahana yang gue naiki inilah yang terfavorit! :D Gerakan mangkuknya nggak hanya memutar, tapi juga naik-turun. A little pro tip, jangan naik ini dalam keadaan perut penuh, kalian bisa muntah, ---trust me :p Sensasi yang gue rasakan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Yang pasti ini seperti perpaduan "Dragon Rider" dari theme park sebelah dan "Poci-Poci"! Bahkan 2 teman baru yang sebelumnya malu-malu sudah bisa tertawa lepas di wahana ini :)


Masih ingat dengan rumah hantu yang menyambut gue dan Ray ketika datang? Gue yang berani masuk rumah hantu theme park tetangga sendirian 2 kali berturut-turut ini nyalinya menciut ketika diajak ke rumah hantu di sini. Suasanya agak 'berbeda', no fancy CGI atau dekor yang wah tapi bawaannya bikin merinding. Ray nggak mau masuk sendirian, ---dan 2 teman baru juga menolak masuk kalau gue nggak ikut. Ya, ampun berasa orang penting, hehehe. Gue sempat masuk beberapa langkah dan diikuti oleh yang lain. Tapi begitu melihat suasananya yang gelap, gue pun keluar lagi. Lucunya 2 perempuan di belakang gue langsung lari terbirit-birit! :D Katanya sih hantu-hantunya hanya patung. Tapi dulu, waktu tempat ini pertama dibuka aktor-aktor lah yang berperan menjadi hantu. Teman gue bilang aktornya ada yang iseng, kakinya dipegang dan bikin ia panik. Nah, gue takut kalau di dalam ternyata masih ada aktornya. Gue kalau panik bisa bahaya, suka tiba-tiba nendang dan mukul random, hahaha.



Wahana terakhir yang gue naiki adalah"Sepeda Udara". Perjuangan juga untuk naikknya, karena letaknya di atas jadi harus menaiki anak tangga yang nggak sedikit. Sebenarnya 'perjuangannya' bisa lebih dinikmati kalau saja theme park nya dijaga dengan baik. Gue bisa bayangkan beberapa tahun yang lalu tempat ini pasti indah sekali. Banyak lampion dan patung-patung tokoh kartun yang asyik untuk dijadikan spot berfoto. Tapi sekarang semuanya tampak terbengkalai dan agak menyeramkan karena kurang penerangan :( Menurut gue Sepeda Udara ini jadi least favorite di BCL. Selain safety belt nya nggak berfungsi, rel nya juga sedikit berderit, ---bikin gue khawatir. Padahal kalau saja dirawat dengan baik ini bisa jadi wahana yang menyenangkan. Mirip monorail di Taman Topi Bogor, tempat favorit gue waktu kecil :) Alhasil gue ingin cepat-cepat tiba dan sebisa mungkin nggak melihat ke bawah, hehehe.



Dengan harga tiket yang terjangkau bermain di sini sebenarnya sepadan, kok. Pilihan permainannya pun imbang antara untuk orang dewasa dan anak-anak. Tapi ya itulah, menurut gue seharusnya tempat ini bisa lebih dimaksimalkan. Dari mulai hal kecil saja, misalnya tambahkan musik yang meriah, jaga kebersihannya, perbaiki fasilitas yang sudah rusak, dan yang nggak kalah penting semangat bekerja para pegawainya. Kalau tempat ini semakin terbengkalai bukan nggak mungkin akan ditinggalkan dan wisatawan lebih memilih tempat lain meskipun tiketnya lebih mahal. Di luar itu semua, gue (dan Ray) happy bisa menghabiskan sore di Bandung Carnival Land, a lot of good laugh dan dapat teman baru juga. Kalau sudah musim liburan gue juga mau ajak sepupu-sepupu dan keponakan-keponakan gue ke sini. Theme Park ini cocok untuk wisata murah meriah sekeluarga (---nggak ada larangan bawa cemilan, jadi bisa piknik di sini). But don't expect too much, just enjoy the carnival vibe! :)

yang mainnya pakai baju batik,


Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Jelajah Musi Triboatton: Sambil Berolahraga sambil Melihat Keindahan Sungai Musi :)

$
0
0
Gue cinta Bandung. Gue lahir, besar dan berkarya di Bandung. Kalau ditanya suatu hari ingin membesarkan keluarga dimana (cieee...) jawabannya pasti di Bandung. Pokoknya gue adalah tipe orang yang bangga dengan "ke-Bandung-an" gue, ---kalau perlu logat gue ditebelin biar jelas keaslian Bandungnya, hahaha. Termasuk kalau ditanya kemana tempat wisata favorit gue, jawabannya sudah pasti Bandung. Udaranya sejuk, banyak kuliner lezat terjangkau, taman kota dimana-mana, wisata belanja juga lengkap. ---Kurang apa lagi? Tapi rupanya kecintaan terhadap Bandung bikin gue lupa kalau Indonesia itu luas, masih banyak tempat indah yang belum gue kunjungi. Kesadaran gue bermula waktu melihat salah satu foto dari akun @pesonasriwijaya yang muncul di rekomendasi timeline instagram. Waktu itu gue pikir, "Waaaah, sungainya indah banget. Ada dimana ya tempatnya?" 
Dan surprise, surprise... itu ternyata ada di Indonesia!

Tepatnya di Sumatera Selatan, dan yang gue lihat itu namanya Sungai Musi. Gue pun mencoba mengingat-ingat dimana pernah mendengar nama itu sebelumnya. Oh iya... rupanya waktu di sekolah Bu Guru pernah bercerita bahwa Sungai Musi adalah sungai yang terpanjang di pulau Sumatera dan membelah kota Palembang menjadi dua bagian. Silly me, selama ini gue hanya tahu kalau Palembang terkenal dengan pempeknya :( Untung sekarang sudah zamannya internet, dengan quick search gue jadi tahu lebih banyak soal Sungai Musi. Jembatan Ampera yang menjadi ikon kota Palembang pun ternyata melintas di atas sungai ini, dan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai sekarang sungai ini digunakan sebagai sarana transportasi utama masyarakat. Scroll up, scroll down, ---eh kok jadi tertarik untuk berkunjung, ya? Apalagi waktu tahu kalau di sana akan diadakan Musi Triboatton 2016.


Musi Triboatton itu apa, sih? Well, gue juga asing waktu mendengar namanya tapi setelah tahu langsung amaze dan menyesal kenapa baru tahu sekarang, huhuhu. Ternyata ini adalah olahraga yang menggabungkan 3 jenis olahraga air sekaligus; arung jeram, kayak, dan perahu naga. Dan kerennya, selain akan menghadapi tantangan yang beragam peserta juga bisa sambil menikmati keindahan alam Sumatera Selatan dari sungai (---pasti bukan gue doang yang ngiri, hehehe). Event Musi Triboatton 2016 adalah yang kelima kali diadakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Agenda promosi wisata sungai yang terkait olahraga dan budaya ini ditargetkan untuk diikuti ratusan peserta dari 10 negara. Artinya, sambil berolahraga juga sambil mengenalkan Sungai Musi ke dunia internasional :)

Ada empat kabupaten dan satu kota yang akan menjadi tuan rumah event ini, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kabupaten Musi Rawas (Mura), Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Empat Lawan, dan Kota Palembang. Rencananya sebanyak 20 tim peserta Musi Triboatton akan melalui lima etape. Start dimulai dari Desa Tanjung Raya, Kecamatan Pendopo Barat, Kabupaten Empat Lawang. Lalu dilanjutkan di Desa Ulak Mengkudu Lapangan SDN 14 Empat Lawang, sebagai lokasi estafet peserta dan finish di Jembatan Kuning-Tebing Tinggi untuk etape pertama. Etape kedua akan dilaksanakan di Desa Muara Kelingi-Kabupaten Musirawas. Etape ketiga akan dilaksanakan di Kota Sekayu-Kabupaten Musi Banyuasin. Etape keempat dimulai dari Dermaga Pangumbuk, Kabupaten Banyuasin. Dan terakhir, etape kelima yang akan menjadi titik akhir peserta yaitu di Kecamatan 10 Ulu-Kota Palembang.

Semakin banyak tahu, semakin ingin pula gue ke sana (---thanks, internet, lol). Ternyata banyak sekali tempat dan event menarik di Indonesia selain Bandung tercinta, salah satunya Musi Triboatton di Palembang ini. Event ini akan dimulai tanggal 11sampai 15 Mei 2016. Pembukaannya akan diadakan di Gelanggang Remaja Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin 12 Mei nanti dan dilanjutkan dengan awal kegiatan yang dimulai di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Pendopo Barat, Kabupaten Empat Lawang. Waaaah, it's getting closeeeee. Kira-kira gue bisa ke sana nggak, ya? Atau adakah teman-teman yang berencana ke sana? Boleh lho ajak gue, hihihi ;)


yang mau ikut berjelajah,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Courtesy of You... ---wait, WHO?

$
0
0
Kalau diingat banyak hal berubah sejak gue kecil sampai sekarang. I know, ---hahaha, kata-kata ini lebih cocok jika diucapkan oleh Ibu atau Bapak. Tapi sungguh, di waktu hidup gue yang belum selama mereka ini gue sudah merasakan banyak perubahan. Rasanya seperti kemarin gue menonton film drama keluarga produksi Hollywood sebelum waktunya tidur, dan sekarang di jam yang sama hanya ada serial-serial Turki. Dan rasanya juga masih seperti kemarin waktu salah satu stasiun TV menjanjikan pemutaran film berkualitas dengan "rasa" bioskop, dan sekarang stasiun yang sama sudah penuh dengan iklan bahkan saat berita diputar, hihihi. Nggak semuanya jelek, sih. Banyak hal yang gue rasa jadi lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Ada yang masih ingat "good" old days waktu harus mengeluarkan uang puluhan ribu rupiah hanya untuk mengerjakan tugas sekolah di warnet? Hanya dalam waktu beberapa tahun wifi sudah ada dimana-mana dan gue, ---juga para murid dan mahasiswa lain hanya perlu bermodalkan laptop dan teh botol supaya nggak kena usir, hihihi. Kemudahan berinternet juga berarti kemudahan untuk mencari data. Gue nggak harus berjam-jam membuka buku satu persatu di perpustakaan untuk mencari bahan untuk ujian yang tinggal menghitung hari.

Eh, semakin ditulis kok jadi semakin terasa ya kalau memang banyak hal yang berubah, hehehe. Terutama soal acara TV, belakangan memang banyak yang menghilang. Gue masih ingat dulu acara "home video" sangat populer di TV lokal (---karena kalau di TV kabel sih sampai sekarang juga ada). Sampai-sampai Komeng dan teman-temannya pun pernah membuat versi lokalnya di salah satu stasiun TV (itu lho, yang slogannya "Uhuy!", hehehe). Konsep acaranya sih simple, jadi pemirsa diminta mengirimkan video yang menangkap moment menarik, ---bisa moment lucu, crime atau fenomena alam, tergantung program TV nya. Lalu yang terpilih akan ditayangkan dan pengirimnya akan mendapatkan reward. Minimal pemenang mendapat merchandise berlogo acaranya yang kalau dipakai bikin bangga, hehehe. Dan yang paling besar tentu sejumlah uang sekaligus diundang ke studio TV untuk muncul di ujung acara. Pokoknya berkat acara-acara seperti ini jadi banyak orang yang berlomba-lomba mengabadikan moment candid (---termasuk gue, lol). Soalnya itu adalah satu-satunya cara untuk membagi video karya kita agar bisa ditonton oleh banyak orang.


But well, itu beberapa tahun yang lalu, ---yang terasa seperti ratusan tahun lalu saking berbedanya, hehehe. Sekarang sudah ada YouTube, Vimeo, Dailymotion dan situs-situs berbagi video lain yang mudah diakses. Siapa saja bisa menggunggah video dan membaginya kepada keluarga, teman, bahkan ke virtual friends yang ada di akun media sosial. Contohnya saja gue yang salah satu pengguna YouTube. Sekarang tanpa acara-acara "home video" pun sudah puas karena video-video gue tetap bisa ditonton oleh banyak orang. Bayangkan saja seorang YouTuber amatir (baca: nggak jelas) seperti gue channelnya sudah ditonton sebanyak 160.000-an kali. Entah yang mampir benar-benar suka dengan video-video gue atau sekedar nyasar, tapi kita semua bisa setuju kalau itu bukan angka yang kecil. Atau istilah lainnya; siapa saja bisa menjadi bintang. Coba bandingkan dengan dulu, mana pernah terbayang video gue banyak yang menonton, ---bahkan termasuk oleh idola gue! Oh my technology! Look how far you brought us! :p


Yang bercita-cita jadi reporter pun sekarang bisa mereportase suatu kejadian dan langsung diunggah ke channel milik sendiri. Nggak jarang kita melihat atau membaca sebuah berita lebih dulu justru dari sebuah channel/blog personal dibandingkan dari stasiun TV. Mau jadi sutradara? Bisa. Mau jadi penyanyi? Bisa. Bahkan mau pamer resep-resep andalan juga bisa cukup dengan modal kamera (atau handphone) dan koneksi internet. Keberadaan situs berbagi video ini menggeser trend acara "home video" dan membawa trend yang baru; acara TV yang sumber videonya berasal dari situs-situs tersebut, terutama YouTube! Meski kesannya lazy, tapi acara-acara seperti ini sukses, lho. Buktinya ada salah satu program musik yang tiba-tiba berganti konsep menjadi acara yang berfokus ke pemutaran-pemutaran video. Bahkan sekarang acaranya diputar di waktu primetime. Meski berbeda stasiun TV, konsep acaranya sih rata-rata sama. Kalau nggak memutar video-video lucu, ya sudah pasti tentang crime atau "tangga video"(chart). Bagi sebagian orang acara-acara seperti ini sangat menghibur. Ibu dan Bapak juga salah satu (--eh dua) penggemarnya, hampir setiap malam mereka menontonnya di ruang TV. Tapi bagi gue dan pengguna situs berbagi video lain bisa jadi membosankan, pasalnya video-video yang ditayangkan rata-rata video yang memang sudah viral. Atau bahkan ada juga yang malah menganggapnya menyebalkan, lho!

Gue punya teman on line, namanya Edward. Kami berkenalan melalui akun YouTube ketika gue akan mengikuti event Shave for Hope (mencukur rambut untuk pasien kanker). Edward ini cukup rajin mengunggah video dan kualitasnya pun bagus. Suatu hari waktu sedang menonton acara talkshow di TV gue mengenali video pendukung yang diputar di sana. ---Itu video milik Edward! Dengan perasaan bangga gue langsung menghubunginya via twitter dan mengucapkan selamat. Tapi rupanya, uh-oh, ia sama sekali nggak tahu bahwa videonya diputar. Kebingungan, karena merasa nggak pernah memberi izin ia pun mencoba menghubungi admin talkshow tersebut. Too bad nggak ada jawaban, ---bahkan sampai dengan hari ini.
Oddly enough, beberapa bulan kemudian giliran video gue dan Eris yang diambil dan diputar ulang di salah satu program "tangga video". Sama seperti Edward, gue juga nggak diberi kabar. Tahu-tahu teman dan keluarga gue sudah ramai memberikan selamat. Saking bingungnya gue sampai mengira kalau pernah shooting bertahun-tahun lalu tapi sudah nggak ingat, hehehe. Tapi rupanya acara tersebut mengambil video dari akun YouTube gue...

Setelah kita mengunggah video ke situs berbagi video, itu artinya siapa saja bisa menontonnya dan siapa saja bisa membaginya. Apa itu salah? Nop, karena namanya saja sudah "situs berbagi", kalau mau disimpan sendiri ya silakan ganti settingnya menjadi "private". Kita nggak bisa mengatur siapa saja yang 'boleh' menotonnya once kita klik "public". Bukan nggak mungkin pihak TV pun bisa mampir (atau nyasar) ke akun kita. Meski sama-sama diputar di TV tapi "aturannya" sudah berbeda dengan dulu. No reward, disebut nama akunnya pun sudah beruntung meski seringnya hanya ditulis; courtesy of youtube. Jangan salah, gue nggak menginginkan reward (---tapi kalau dikasih nggak menolak, hehehe). Gue hanya ingin ada sedikit ramah tamah dari pihak TV. Ask me politely, tanyakan apakah video gue boleh dipakai untuk keperluan acara mereka. Toh gue akan dengan senang hati memberi izin.

Mungkin ada yang mengira karena YouTube adalah pemilik lisensi untuk mendistribusikan video-video yang diunggah di sana jadi siapa saja bisa bebas untuk menggunakannya. Gue juga awalnya mengira begitu, tapi dengan sedikit kemauan untuk membaca halaman FAQ nya, gue jadi tahu kalau itu sebenarnya nggak boleh. Di sana disebutkan bahwa pengupload tetap menjadi pemilik dari video, ---bukan YouTube. Jadi jika ada pihak yang ingin menggunakan atau memutar ulang video, pihak tersebut harus menghubungi pengupload nya. Bahkan YouTube sendiri nggak punya hak untuk mengedit atau menggunakan video-video di situsnya untuk kepentingan komersial, KECUALI jika sudah mendapatkan izin.
Berikut gue kutip pernyataan yang diambil dari situs YouTube;
Credit the content owner. Though YouTube has a license to distribute the video, it's the YouTube user who owns the content. We encourage you to reach out to users directly when you find video you'd like to use, and to provide attribution by displaying the username or the real name of the individual, if you've obtained it. Credit YouTube in your re-broadcast of the video. When you show a YouTube video on television, please include on-screen and verbal attribution. Contacting a YouTube user. Clicking on a YouTube username will take you to the user's channel, where you can see what personal information he or she has shared (name, web site, location, etc.). From here, you can use YouTube's on-site messaging system to contact the user. First, you must be logged into your own YouTube account. Then, click on the username of the individual you'd like to reach out to and select "Send Message."

Nah, sudah cukup jelas kan, bahkan YouTube sendiri encourage pihak yang ingin menggunakan video untuk menghubungi pemilik videonya langsung. Jadi karena hak milik tetap ada di pemilik video/pengunggah, kalau kita mau menuntut stasiun TV yang menayangkan video tanpa izin ya bisa-bisa saja :) Sejauh ini yang dilakukan oleh pihak TV hanya sampai nomor 2 saja, itu pun tulisannya sangat keciiiil dan warnanya agak nge-bland sama background video, hehehe. Apa gue akan menuntut? Of course nggak, karena video yang gue buat pun hanya untuk have fun dan gue happy kalau ditonton oleh banyak orang. Lalu kalau begitu apa tujuan gue menulis panjang lebar di sini? Well, gue hanya ingin mengenang "the good old days" yang nggak serba mudah seperti sekarang tapi justru orang lebih mengenal tatak krama. Dulu pihak TV meluangkan waktu untuk mengabari pemilik video satu persatu via telepon karena pengguna email dan medsos belum banyak. Sedangkan sekarang dengan adanya email dan direct message di akun YouTube pihak TV malah nggak dimanfaatkan dengan. Padahal It took literally one minute saja lho untuk mengetik pesan :(
Jangan sampai kemudahan yang kita dapat sekarang disamakan dengan "menggampangkan". Please don't turn into robot. Gue yakin pemilik video akan merasa dihargai jika dihubungi. Karena terkadang keramahan malah terasa lebih berkesan daripada diberi reward :))

yang suka bikin video cover ukulele,

Indi

______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469

Jadi Juara 2 di Unstoppable Fashion Styling Competition. Loh, Kok Bisa? :D

$
0
0
Hey bloggies, hey! Apa kabar semuanya? Semoga semuanya baik, ya. Dan... sedikit irrelevant, kali ini gue posting bukan di waktu weekend, hehehe. Well, sebenarnya sih gue ingin menulis sejak hari minggu lalu. Tapi berhubung agak kelelahan dan ada "meltdown moment" (sniff...) jadi baru bisa sekarang :) Ngomong-ngomong kalian pernah nggak sih akan melakukan sesuatu untuk pertama kalinya dan waktu moment nya tiba baru sadar kalau, ---"OMG, what the heck am I doing here??" ---dan yang kalian inginkan hanya kabur karena benar-benar blank dengan apa yang harus dilakukan? Ehmm, gue pernah. Sering kali tepatnya, lol. Terkadang gue memang terlalu spontan, setuju untuk melakukan sesuatu padahal belum punya pengalaman. Seperti yang gue alami 1 Mei 2016 kemarin...

Beberapa waktu sebelumnya gue melihat iklan "Unstoppable Fashion Styling Competition" di Facebook. Murni karena penasaran gue klik page iklannya dan membaca persyaratannya. Untuk usia sih memenuhi syarat, tapi soal jago mix and match dan punya style unik tentu diragukan, hehehe. Kemampuan gue untuk memadukan warna lebih cocok dibilang random daripada 'kreatif'(lol) dan style gue sejak dulu juga sepertinya begini-begini saja, not so unique lah. Tapi entah keberanian darimana, gue akhirnya mendaftar! Waktu itu gue pikir lihat saja nanti, kalau takut tinggal kabur, hehehe. Lagipula acaranya juga di salah satu mall Bandung, jadi bisa sambil berjalan-jalan mumpung weekend. Diluar dugaan waktu hari H tiba cerita tentang "Si Indi mau ikut fashion show" ternyata sudah menyebar dari mulut Ibu (aduh!). Yang tadinya mau pergi diam-diam berubah jadi beramai-ramai. Tante, Ray, adik, ipar, keponakan dan Ibu semuanya ikut. Nggak bisa mundur lagi deh kalau gini ceritanya, hehehe.


Unstoppable Fashion Styling Competition by Laurier yang gue ikuti ini merupakan rangkaian dari Fimela Fest 2016 yang diadakan di beberapa kota besar. Untuk di Bandung diadakan di mall Festival Citylink yang jaraknya nggak terlalu jauh dari rumah gue. Cukup santai, jam 12 siang kami sudah sampai di lokasi dan gue langsung registrasi ulang. Rupanya untuk Unstoppable Fashion Styling baru akan berlangsung jam 3 sore, jadi kami bisa bersantai sambil makan donat, hehehe. Ehm, jujur nih gue lumayan pesimis karena waktu melihat peserta lain yang mulai berdatangan, mereka kebanyakan memakai makeup dan well prepared. Sedangkan gue, ---ya just being me, nggak ada yang istimewa. Bahkan Tante sempat becanda kalau gue bisa-bisa kalah karena sepatu gue sudah kelewat kumal! :D Tapi akhirnya gue putuskan untuk que sera, sera, ---whatever will be, will be. Lebih baik gue menikmati saja. Nggak perlu khawatir dengan noda kecil karena ketumpahan topping donat atau lupa bawa sisir. Sayang kan kalau moment jarang bisa ditemani sama 1 rombongan gini malah dihabiskan dengan deg-degan ;)


Mungkin karena enjoy gue jadi lebih relax dan "tanpa beban". Sementara yang lain touch up, gue baru menyusul ke backstage di menit-menit terakhir. Setelah berada di sana gue malah ingin cepat-cepat dipanggil karena mendadak excited dan... kaki gue pegal! :D Setelah sekitar 10 menit akhirnya pintu backstage ditutup dan seluruh peserta yang jumlahnya sekitar 30 orang dan diberikan sedikit pengarahan. Ada koreografi standar yang harus diikuti, tapi dasar mantan model abal-abal, gue malah lupa 5 menit kemudian, hahaha. Oh, by the way, gue lupa menyebutkan. Sebelum pergi gue mendadak ingin membawa serta si ukulele kesayangan padahal agak fals karena belum di stel. Tapi Bapak bilang it's okay, yang penting gue bisa melihat sesuatu yang "akrab" kalau-kalau gue nervous. Dan berhubung ukulelenya terlanjur ikut ke backstage, nanti akan gue ajak sekalian saja ke panggung. Akan diapakan? Well... gue juga nggak tahu sampai gue benar-benar berada di atas panggung.

Nomor urut gue dipanggil dan dengan "not so model like" gue melangkah di atas catwalk. Salah satu MC menyebut gue sebagai "Peserta nomor 15 dan ukulele nya", dan AHA! Tiba-tiba gue mendapatkan ide. Gue gunakan ukelele lebih dari sekedar pelepas nervous tapi juga sebagai penunjang penampilan. Jadi alih-alih berpose gue memainkannya di setiap sudut panggung termasuk untuk menyapa para juri! Untung saja suara musiknya sangat kencang jadi gue nggak perlu khawatir dengan ukulele yang belum di stel, hehehe. Ukulele always brings happiness. Gue jadi nggak bisa berhenti tersenyum, ---mungkin terdengar aneh tapi gue benar-benar menikmati berlenggak-lenggok sambil menggenjreng si ukulele smiley ini di atas catwalk! Seolah gue sudah terbiasa melakukannya, padahal setelah diingat ini adalah tepat 10 tahun sejak terkahir kali gue berjalan di catwalk.



Gue turun dari atas panggung dengan riang dan langsung menemui para suporter alias keluarga gue yang menunggu di bangku penonton. Ray dan Tante rupanya berusaha mengabadikan aksi gue, sayang Tante salah menekan tombol di handphone nya dan gagal merekam gue, hehehe. Untung saja Ray berhasil mengambil beberapa foto gue, ---kan gue penasaran ingin lihat seperti apa kalau gue sedang beraksi :p Menurut salah satu peserta pemenang akan diumumkan setelah juri siap, jadi bisa cepat bisa lambat, ---seperti di kategori sebelumnya yang ada beberapa break. Karena khawatir terlalu lama jadi gue minta keluarga adik, Tante dan Ibu untuk lebih dulu pulang sementara gue menunggu bersama Ray. Toh, rasanya agak too good to be true kalau gue menang, hehehe. Tapi rupanya Ibu dan Tante agak penasaran dengan pemenangnya jadi memutuskan untuk stay. Di panggung duo MC sibuk berbicara tentang sesuatu, gue nggak memperhatikan karena asyik mengobrol dengan Ray dan sesekali making friends dengan peserta lain. Gue lupa tepatnya berapa menit, yang pasti rasanya memang cukup lama sampai-sampai kening gue basah dengan peluh. Lalu tahu-tahu saja MC menyebutkan nomor-nomor peserta secara acak. Ada 10 nomor yang disebut dan yang terakhir adalah nomor gue, 15, ---yang ditambahkan panggilan "si ukulele" oleh salah satu MC. Dengan kebingungan gue berdiri diiringi dengan suara tepuk tangan yang cukup riuh. Ada apa ini? Apa gue nggak salah dengar? Gue harus kemana? ---Untung saja ada peserta lain yang menarik tangan gue. Rupanya kami harus ke atas panggung lagi.


Di atas panggung pelan-pelan gue mengerti dengan apa yang sebenarnya sedang menimpa gue, lol. ---Ternyata gue masuk ke dalam 10 besar finalis Unstoppable Fashion Styling! Ya ampun, IT REALLY IS ini namanya too good to be true :O Dari atas gue bisa melihat wajah Ibu dan Tante juga tampak sama bingungnya dengan gue (tapi Tante gaya bingungnya heboh banget, sambil ngacung-ngacungin handphone, lol). Gue bersyukur, tentu. Tapi bisa masuk ke top 10 saat di pengalaman pertama benar-benar surprise yang besar untuk gue. MC menyebutkan bahwa kami dipilih karena juri suka dengan style kami, dan yang terpenting kami terlihat nyaman. Untuk menyaring menjadi 3 pemenang, kami diberi tantangan untuk mix and match outfit yang telah disediakan. Gue pkir,'well ini mah gampil', tapi ternyata kami hanya diberi waktu 90 detik dan jumlah outfitnya sangat terbatas. Item wajib yang sudah ditentukan juri adalah scarf, yang mana itu adalah item yang jaraaaaaang banget gue pakai. Tapi ya sudah lah, yang terpenting gue have fun di sini. Kapan lagi bisa coba-coba outfit keren gini, hehehe. Pilihan gue jatuh pada sebuah rok pink lebar dan tanktop bermotif. Untuk scarf gue, ehm, ambil saja satu-satunya yang nggak diambil oleh finalis lain. Soalnya, sumpah, gue benar-benar blank, hehehe. Setelah itu kami dipersilakan ke belakang panggung dan memadukan item-item yang sudah dipilih.



Gue sangat jatuh cinta dengan roknya. Menurut gue warna dan modelnya cute banget, ---sangat style gue. Tapi ketika dicoba... uh oh, kesempitan! Untuk melewati pantat gue saja butuh kerja keras, dan waktu akhirnya sampai di pinggang ternyata nggak bisa dikancingkan! Gue langsung lapor pada panitia dan katanya semua item hanya ada 1 ukuran karena disediakan oleh sponsor. Tadinya mau diakali dengan peniti, tapi saking sempitnya peniti pun nggak sampai untuk menghubungkan titik A dengan titik B, hahaha. Gue coba tutupi bagian resleting dengan tank top yang asalnya mau gue pakai dimasukan ke dalam rok Berhasil, sih. Tapi gue nggak tahu perlu berapa langkah sampai rok ini melorot :p Yang paling membingungkan tentu saja untuk memadukan scarf. Selain warnanya nggak cocok, gue juga bingung akan dipakai apa. Mau dijadikan bando kok malah mirip pocong :( Akhirnya di detik-detik terakhir (---sudah dipanggil-panggil mbak panitia) gue lilitkan scarf ke leher tanpa tahu bagaimana kelihatannya. Salah satu peserta membantu gue memperbaiki hasil ikatan gue yang berantakan dan 10 detik kemudian kami sudah berada di panggung lagi.

Sekali lagi, gue berlenggak-lenggok di catwalk. Feel a bit weird karena kali ini tanpa ukulele, ---bingung tangan gue mau diletakan di pinggang atau diayun sekalian :p Gue mencoba senatural mungkin, berjalan biasa saja hanya nggak terlalu cepat. Setelah itu sambil menunggu juri yang sedang memberi nilai MC memberikan beberapa pertanyaan pada para finalis. Well, hanya 4 dari kami saja sih yang ditanya karena juri sudah mendapat hasilnya. Salah satunya adalah gue yang ditanya mengapa memilih outfit yang dipakai sekarang. Gue jawab ini karena mewakili kepribadian gue yang girly dan cheerful. Apalagi roknya memang sudah gue incar sejak panitia membawa satu deret baju ke atas panggung. Untung saja finalis lain kayanya nggak ada yang tertarik dengan rok pink yang super mengembang ini :D
Daaaan yang ditunggu-tunggu pun tiba; pengumuman pemenang! Nggak pakai berlama-lama, host langsung membacakan kertas yang berisi hasilnya. Pemenang ketiga jatuh kepada nomor 11, gadis berhijab yang waktu di backstage membantu gue memasang scarf. Pemenang kedua jatuh kepada... OH. MY. GOD. Gue!!! Hahaha, gue sampai pikir MC salah membaca nomor karena... this is just feel so unreal :'D Dan pemenang kesatu jatuh kepada nomor 31. She's totally deserved it :)



Gue dan pemenang lainnya menerima sejumlah hadiah yang terdiri dari piala, sertifikat, sejumlah uang dan produk dari Laurier. Yang berbeda pemenang kesatu mendapatkan hadiah tambahan berupa tas Kate Spade (cool!). Juri berkata bahwa sesudah dan sebelum tantangan mix and match gue tetap terlihat "Indi banget", dan itulah salah satu alasan mengapa mereka memilih gue. Hehehe, masa sih :)) Ketika turun dari panggung gue nggak bisa menahan perasaan haru. Tante heboh sekali dan terus memuji-muji gue. Sementara Ibu lebih kalem dan berkata bahwa beliau sangat bangga dengan gue (aduh, sambil ngetik ini jadi terharu lagi, huhuhu). Ray juga nggak kalah ekspresif, gayanya sudah seperti fotografer profesional yang terus mengambil foto gue, hehehe. Gue anggap ini adalah kemenangan bersama. Ibu yang mendesain dress gue, Tante yang menjadi suporter terbesar gue dan Ray yang mengabadikan moment sangat berkesan ini. Tanpa kehadiran mereka mungkin gue nggak akan jadi juara. Jadi dengan uang hadiah Unstoppable Fashion Styling gue mentraktir mereka makan-makan dan membelikan anggota keluarga lain hadiah. ---Sisanya tentu saja ditabung :)

Rasanya ajaib gue memenangkan lomba hanya dengan modal menjadi diri sendiri. Tapi setelah dipikir kita memang harus be the best version of ourselves to win, dalam bidang apapun. Saat menjadi diri sendiri pasti terasa nyaman dan nggak 'setengah-setengah'.---Dan yang paling penting akan tanpa beban :) Gue lega, senang dan bersyukur karena berani mencoba hal baru. Deg-degan wajar. Tapi gue nggak perlu takut. Lagipula kalau nggak melakukan hal baru, kita nggak akan tahu sejauh mana kemampuan kita kan? ;) 
Pernah mengalami hal baru dan nggak tahu harus melakukan apa? Share me! :)




yang temenan akrab sama ukulele,

Indi

______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469

"Indi's Scoliosis Life" di Rubrik CHAT Belia Pikiran Rakyat! :)

$
0
0
Yuhuuuuu, howdy-do my bloggies friends?! :) 
Hihi, rupanya sudah 13 hari ya gue nggak share cerita di sini. Sebetulnya sih pengen cerita ini-itu, tapi rupanya si "meltdown moment" masih mempengaruhi mood (---really guys, it is THAT bad, sampai-sampai ini mata langsung kena efek kelilipan kalau ingat ke sana, lol). Sekarang mumpung gue sedang cukup relax dan happy, (---gimana nggak happy kalau ada setoples permen dan iced capuccino di atas meja, hihihi) gue mau cerita tentang pengalaman beberapa waktu yang lalu, nih. Hmmm, teman-teman sudah ada yang tahu belum ya kalau gue punya series di YouTube dengan judul "Indi's Scoliosis Life"? Kalau belum, gue ceritakan sedikit. Jadi series ini berisi diary gue sebagai seorang scolioser atau pengidap scoliosis, ---kondisi tulang belakang yang melengkung ke arah samping. Selain berbagi pengalaman sehari-hari, gue juga berbagi tips untuk sesama scolioser dan mudah-mudahan bisa meningkatkan awareness untuk non-scolioser. Usia series ini sebenarnya masih bisa dibilang baby karena baru 4 bulan, hihihi. Makanya surprise banget waktu tahu ada media yang ingin meliput tentang Indi's Scoliosis Life! :)

Waktu dihubungi oleh tim Belia untuk wawancara, gue langsung mengira akan diminta bercerita tentang karya-karya tulis gue atau tentang film Mika seperti yang sudah-sudah. Tapi melalui SMS gue diberitahu bahwa rupanya mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang series yang gue buat di YouTube. Perasaan gue jadi heran campur senang (banget!). Soalnya dibandingkan dengan video-video cover ukulele, series ini memang belum terlalu populer. Jadi entahlah apa pertimbangan mereka untuk mengangkat tema ini. Yang pasti gue sih dengan senang hati menyambut Belia datang ke rumah. Siapa tahu saja artikelnya bisa bermanfaat bagi teman-teman pembaca, terutama bagi mereka yang juga mengidap scoliosis :)
Oh, iya nama Belia mungkin belum terlalu familiar, tapi jika menyebut nama Pikiran Rakyat, ---koran harian terbesar di Jawa Barat sudah pasti banyak kenal. Belia adalah sisipan dari Pikiran Rakyat yang memiliki segmen pembaca remaja dari usia SMP sampai SMA. Artkel tentang gue dan series YouTube gue ada di edisi yang terbit hari selasa, 10 Mei 2016 lalu. Karena nggak semua orang berlangganan Pikiran Rakyat, sekarang gue akan share isi artikelnya di sini. Selamat membaca! ;)

***


"About Indi's Scoliosis Life"

Kamu mungkin udah cukup familiar dengan sosoknya, bisa dari bukunya, film yang diadaptasi dari bukunya, blognya, video YouTubenya, atau style khasnya yang ceria nan menggemaskan. Cewek yang dikenal dengan nama Indi Sugar ini memang multitalenta dan menginsprasi. Pekan lalu, kru belia sengaja mampir ke rumah Indi buat ngobrol. Fans Red Hot Chili Peppers yang bergelar finalis Kartini Next Generation 2015 dari Kemenkominfo ini nggak ragu-ragu berbagi tentang skoliosis, penyakit (koreksi: kondisi) yang diidapnya sejak remaja. Nih, simak obrolan lengkapnya....

Halo Indi! Lagi sibuk apa nih?
Hai! Lagi lanjutin naskah buku kelima, memenuhi undangan-undangan jadi speaker, sama masih tetap ngedesain aja nih. Sama ngurus channel YouTube; Indi Sugar Taufik.

Buku kelima kapan terbit dan tentang apa sih?
Sebenernya ini naskahnya udah mau selesai. Cuma beberapa waktu lalu ada kecelakaan, file-nya menghilang gitu huhu. Untungnya nggak dari awal. Ya, jadi mungkin terbitnya beberapa bulan lagi deh. Tidak dalam waktu dekat. Nah, buku kelima ini pokoknya segmennya lebih ke teenagers. Judulnya Indi dan Rockstar dari Tenda Sirkus.

Tentang channel YouTube-mu nih, sejak kapan dibuat dan apa yang melandasinya?
Hmm sebetulnya channel itu udah lama banget, dari 2011. Waktu itu aku juga nggak ngerti-ngerti banget. Tujuan aku bikin channel adalah untuk komentar di video orang lain tanpa menjadi anonim. Lama-lama aku ngerasa, kenapa nggak bikin video sendiri juga? Akhirnya 2015 lalu aku upload video cover lagunya John Frusciante, videonya sederhana direkamin sama bapak di kamar. Hahaha. Ternyata viewers-nya sampai ribuan gitu. Lalu aku tergugah buat menjadikan ini serius, bikin sesuatu yang bermanfaat juga buat yang nonton.

Seperti apa?
Di channel aku ada cover ukulele dan aktivitas aku, misalnya ketika jadi speakers, ada semacam series namanya Indi's Scoliosis Life.

Ah. iya... Itu menarik banget. Kok kepikiran sih bikin Indi's Scoliosis Life?
Hahaha kenapa ya? Oh, gini.... Waktu itu aku lagi jalan-jalan di YouTube, terus ada temenku yang seorang quadriplegic (lumpuh dari dada ke bawah) dan dia selalu sharing tentang kondisi dia. Aku pun terinspirasi, kenapa aku nggak melakukan hal yang sama? Apalagi skoliosis itu penyakit (koreksi: kondisi) yang cukup common di Indonesia, terutama di kalangan anak perempuan. Soalnya, waktu umurku 13 tahun, aku juga berharap ada orang yang melakukan ini; buat channel YouTube, berbagi soal kondisinya, dan bikin aku ngerasa nggak sendiri. Ya udah, aku buat deh. Respons orang ternyata positif, aku mulai dapet banyak respons terutama dari scolioser juga. Itu bikin aku semangat.

Apa aja sih yang dibagi sama para viewers di serial itu?
Banyak, salah satunya tentang melewati masa-masa sekolah sebagai scolioser. Banyak remaja yang merasa jadi punya banyak masalah terutama dalam pergaulan gara-gara skoliosis. Padahal tuh bukan skoliosisnya yang jadi penyebab, melainkan kitanya yang jadi nggak pede dan menutup diri. Terus soal terapi-terapi juga.

Kira-kira bakal ada apa lagi nih di Indi's Scoliosis Life dalam waktu dekat?
Aku bakal bahas soal outfit buat prom night. Jadi, aku akan kasih tips tentang dress yang nyaman dan apa aja yang bisa gantiin high heels karena kalau scoliosis kan nggak boleh pakai itu. Tunggu aja, ya!


***

Yay! Sekian artikelnya, ---lumayan juga nih ngetiknya bikin pegal, hehehe. Tadinya mau gue scan supaya lebih mudah, tapi ternyata scanner di rumah sedang error :( Tapi anyway, gue happy kok mengetik ini semua. Ini adalah kali pertama series "Indi's Scoliosis Life" diliput oleh media dan gue puas dengan hasilnya. Nggak mellow dan lebay meskipun membahas tentang scoliosis. ---Tuh, buat media lain coba ditiru ya :p Dengan membaginya di sini juga akan mengingatkan gue agar terus konsisten dan berusaha membuat episode-episode berikutnya menjadi lebih baik. Doakan saja semoga series "Indi's Scoliosis Life" panjang umur agar gue bisa terus berbagi. Dan jika teman-teman ingin menonton "diary" gue, bisa buka link ini :)

cheers,
Indi

______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469



Ulang Tahun Eris yang Lebih Istimewa dari Istimewa :)

$
0
0


Tahun ini Eris, anjing golden retriever yang sudah menjadi bagian dari keluarga gue sejak berusia 9 bulan berulang tahun yang ke 7. Sama seperti ulang tahun-ulang tahun yang sebelumnya gue sangat bersuka-cita saat menyambutnya. Karena itu artinya 1 tahun yang luar biasa sudah gue lewati lagi bersamanya :) Usia 7 tahun juga merupakan angka yang sangat istimewa untuk gue dan keluaga. Pasalnya, Veggie, anjing terdahulu kami pergi di usia yang sama karena serangan epilepsi. Gue merasa sangat blessed karena Eris masih diizinkan untuk berada di tengah-tengah kami dalam keadaan yang sehat, ceria, pintar, ---dan sedikit bandel, hehehe :D

Ingin rasanya gue merayakan ulang tahun Eris yang ke 7 dengan lebih istimewa daripada biasanya. Sudah 2 tahun berturut-turut ulang tahunnya dirayakan tanpa kue, ---meski lilinnya ada, lol. Sebaik mungkin gue berusaha menyiapkan hadiah untuk Eris. Jauh-jauh hari gue sudah mengincar sisa kain bergambar Thomas the Train untuk dijadikan baju baru Eris. Ketika mendapatkan kainnya gue langsung mewanti-wanti Bi Ade, salah satu karyawan di butik Ibu untuk menjahitnya sesuai dengan model yang gue inginkan. Karena Bi Ade sebenarnya adalah bagian finishing, jadi gue memintanya untuk menjahitkan model dress yang sangat simple. Tapi rupanya butuh berhari-hari hingga dress nya selesai, sampai-sampai ulang tahun Eris yang jatuh di tanggal 22 Mei pun harus diundur sampai 5 hari kemudian! Dan karena beberapa hal gue pun (lagi-lagi) nggak sempat untuk menyiapkan kue :( Gue hanya membeli dog food dan sampo sebagai kado tambahan. ---Well, gue sadar kok kalau Eris pasti nggak mengerti tentang ulang tahun, dan nggak peduli dengan kado. Makan 3 hari sekali dan diajak jalan-jalan sore pun gue yakin sudah membuatnya sangat bahagia. Tapi menurut gue nggak ada salahnya memberikan hari istimewa untuknya, at least 1 tahun sekali. Anggap saja sebagai ungkapan rasa syukur atas kehadirannya :)



Karena nggak ada tanda-tanda hadiah untuk Eris akan bertambah (*ngarep, lol), jadi gue putuskan untuk merayakan dengan seadanya. Sehabis makan sore gue menunjukan kado-kado kecil yang telah disiapkan pada Eris. Dog food dan samponya gue taruh di atas bangku, sementara dress nya langsung gue pakaikan. Dress buatan Bi Ade baguuuuus sekali, ---apalagi kalau mengingat ini adalah kali pertama ia menjahit baju untuk anjing. Tapi sayang kependekan dan bagian ketiaknya kurang pas. Jadi lebih mirip sayap Superman daripada dress, hehehe. Meski begitu Eris tampak happy, ekornya berkibas-kibas kencang sambil mondar-mandir dengan dress barunya. Ah, Eris memang selalu bersyukur, sesederhana apapun yang gue beri ia pasti tetap bahagia :) Nggak lupa gue mengabadikan moment berharga ini dengan bantuan Bapak yang membantu mengambil foto-foto kami. Melihat Eris yang begitu ceria membuat gue lupa bahwa ia sudah berusia 7 tahun. She's my forever puppy! :')



Meski rasanya agak mengganjal karena ulang tahun Eris nggak dirayakan sesuai yang diharapkan, tapi gue happy dan bersyukur sekali dengan reaksi Eris. Kata Bapak, Eris seperti sengaja memamerkan dress barunya. Dengan bersemangat ia berputar-putar dan melompat setiap kali dipuji, hihihi. Agar Eris bisa lebih puas "pamer" keesokan harinya gue ajak ia berjalan-jalan di sekitar rumah. Lucunya, kami lebih banyak berhenti dari pada berjalan karena kehadiran Eris menarik perhatian anak-anak di sekitar rumah. Mereka sebenarnya sering bertemu kami, tapi berhubung belakangan agak jarang keluar rumah karena hujan, mereka jadi kangen :D Eris terlihat semakin senang, dengan semangat ia menyalami anak-anak satu persatu (---yup, ia bisa) dan sesekali mengibaskan ekornya. Kami baru pulang ke rumah setelah hampir magrib. Biasanya kami pulang lebih cepat, tapi kali ini nggak apa-apa, deh. Spesial untuk si birthday girl ;)


Gue pikir ulang tahun Eris sudah selesai, foto-fotonya gue post di media sosial untuk berbagi kebahagiaan dengan para pembaca (---yang gue panggil "Indi's Friends"). Tapi rupanya gue salah! :D Ray membelikan kado "terlambat" untuk Eris ketika kami sedang berjalan-jalan di sebuah mall. Sebuah dog snacks yang sudah pasti akan Eris sukai (sama kaya gue, suka banget sama treats, hehehe). Di hari yang sama gue juga mendapatkan angpao dari Om dan gue gunakan untuk membeli dog blanket. Lalu keesokan harinya ada kejutan lainnya, sepupu gue, Gina ternyata melihat foto Eris di Facebook dan ketika berkunjung ke rumah ia memutuskan untuk memberinya kado! Aduh, sampai speechless, Eris mendapatkan dog food merk favoritnya. Katanya Gina sampai stalking supaya nggak salah merk, lho, hihihi :') Dengan kado-kado "terlambat" yang berdatangan, gue jadi punya ide untuk merayakan ulang tahun Eris sekali lagi. Kali ini benar-benar ingin mewujudkan keinginan berulang tahun dengan  kue. Untuk membelinya gue nggak ada budget (---ya, ampun lebih mahal dari kue manusia, huhuhu). Jadi putuskan untuk membuatnya sendiri, ---meskipun gue nggak tahu caranya :p

Gue sampaikan keinginan gue pada Ibu a.k.a meminta izin untuk meminjam dapurnya. Beliau mengizinkan, dan even better, bersama Bapak mereka memberikan bahan-bahannya sebagai hadiah untuk Eris! :'D Aduh, gue selalu tahu kalau Eris sangat dicintai, tapi siapa menyangka akan sebanyak ini? :'D Dengan berbekal resep dari video YouTube gue membuat kue sederhana untuk Eris. Bentuknya memang biasa saja, tapi yang terpenting kue ini dog friendly. Bahan-bahannya aman dan alami karena hanya terbuat dari pisang, telur, madu dan selai kacang :) Gue lega sekali karena di percobaan pertama kuenya matang dengan sempurna. Padahal sudah deg-degan karena nggak ada oven dan jadi memasaknya dengan microwave, hehehe :D Waktu gue tunjukan pada Eris kuenya, ia langsung berputar-putar gembira dan 1 menit kemudian kuenya langsung habis! Semudah ini membuatnya bahagia, dan nggak butuh chef handal atau kue buatan toko untuk enak versi Eris :D


Sampai saat menulis ini gue masih amaze dengan apa yang Eris dapat di ulang tahunnya yang ke 7. Ketika gue pikir semuanya nggak sesuai rencana ternyata Eris mendapatkan lebih. Ini lebih istimewa dari istimewa, ---entah apa namanya. Gue terharu karena Eris ternyata mendapatkan tempat istimewa di hati orang-orang terdekatnya. She's not "just" a dog tapi juga anggota keluarga. Bahkan mungkin Eris lebih istimewa daripada yang gue pikir karena ada beberapa pembaca gue yang mengingat ulang tahunnya, memberinya ucapan selamat dan doa sebelum gue "mengumumkannya" di media sosial :) Gue nggak peduli jika Eris nggak mengerti dengan "this whole ---what so called birthday thing". Tapi gue harap Eris merasakan semua rasa syukur dan sayang kami untuknya :)
Melihat apa yang Eris dapatkan ada yang masih ragu dengan rezeki? Tuhan sudah mengatur semuanya, bahkan untuk hewan sekalipun :)

Video ultah Eris :)

blessed girl,

Indi 


______________________________________________________


Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469

Kamu di Jakarta? Yuk, Cicipi "Indi Sugar's Sweets" Sambil Ngabuburit! :)

$
0
0

Halooooo teman-teman bloggies! Siapa nih yang tinggal di Jakarta? Ayo angkat tanggannya. ---Eh, nggak usah deh, dari sini juga nggak kelihatan, hihihi :p Kita ketemuan, yuk! Tanggal 16 sampai 17 Juni 2016 nanti gue akan ada di sana, tepatnya di Gedung Direktorat Pajak. Kedatangan gue ke sana dalam rangka memperkenalkan brand makanan milik gue yang bernama"Indi Sugar's Sweets". Ya, semacam launching kecil-kecilan, deh, hihihi. 

Mungkin ada yang heran, kok dari penulis gue bisa mendadak tertarik dengan dunia makanan. Well, gue juga heran. ---Lol, just kidding! :p Gue memang senaaaaaang sekali ngemil, terutama segala macam sweets dan desserts. Kalau ada yang masih ingat dengan film MIKA, di sana gue senang sekali setiap menerima lollipop dari Mika. Nah, di real life pun gitu, segala macam permen, es krim dan cokelat akan gue habiskan tanpa menunggu lama :D Dari sanalah ide "Indi Sugar's Sweets" dibuat, agar kecintaan terhadap berbagai macam sweets bukan gue saja yang menikmati, tapi juga banyak orang ;)

"Indi Sugar's Sweets" menyediakan macam-macam cemilan manis seperti cokelat isi biskuit, cokelat isi kacang, jelly, permen dan lain sebagainya. Eits, meski banyak sweets yang beredar di pasaran, produk gue beda, dong ;) Selain harganya bersaing (---betul, coba bandingkan saja, lol), rasa dan kualitasnya sangat terjaga. Saat dikemas gue pastikan agar sweets nya nggak lengket dan cacat, bahkan di kemasan yang paling kecil pun disertakan silica gel. Dan yang nggak kalah penting, packagingnya rapi dan as sweet as a sugar, dong, hihihi.


Launching diadakan di Bazar Dharma Wanita DJP, tepatnya di booth "Indi Sugar's Sweets". By the way, meski judulnya sweets, tapi untuk yang nggak suka manis gue juga disupport oleh "Mekar Sari" yang menyediakan beraneka macam kue kering (cocok nih buat persiapan lebaran) dan "Manies" yang menyediakan bola-bola susu dan jajanan khas Bandung termasuk keripik pedas dan seblak! Yumm :) Dan untuk yang mau berkunjung, nggak usah khawatir sulit untuk menemukan booth nya karena "Indi Sugar's Sweets" punya banner berwarna pink catchy dengan foto gue dan Ibu :p



Gue tunggu kedatangan teman-teman semua untuk menikmati sweets dan jajanan lainnya di;

Semarak Bazaar Ramadhan
Booth "Indi Sugar's Sweets"
Waktu: 16-17 Juni 2016, pukul 10.00-15.00
Tempat: Gedung Direktorat Pajak
Jl. Gatot Subroto 40-42 Jakarta Selatan
(Aula Gedung A Lantai 2)

Ajak teman, saudara, orangtua, pasangan, tetangga, ---dan siapapun yang kalian mau, hihihi. Sampai bertemu di sana! ;)


as sweet as a sugar and everything nice,

Indi

______________________________________________________

Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469

Film-Film dengan Tokoh Scoliosis di Dalamnya. Hayooo, Mana yang Kalian Pernah Tonton? ;)

$
0
0
Howdy-doooo bloggieeeees? Wah, sudah memasuki bulan Ramadhan, ya... Semoga semuanya diberikan kesehatan agar puasanya lancar, amen... Cuaca di Bandung juga sedang agak ekstrim, nih. Kalau siang bisa terik dan kering, eh sorenya hujan deras sekali plus petir-petir menggelegar. Menjaga kesehatan jadi agak tricky, seperti gue yang 2 hari lalu baru dari dokter karena batuk-pilek-demam, huhuhu, ---lengkap :D Tapi yang terpenting sih berusaha menjaga saja, jangan mentang-mentang cuaca sedang buruk kita jadi pasrah karena ujung-ujungnya pasti sakit, hehehe. Istirahat cukup it's a must, menu seimbang dan banyak minum juga sangat penting. *mengingatkan diri sendiri*

Ngomong-ngomong soal kesehatan, teman-teman tahu nggak kalau di Amerika sana bulan Juni ditetapkan sebagai "Scoliosis Awareness Month"? Jadi di bulan ini mereka (---masyarakat di Amerika)"diingatkan" agar waspada terhadap kondisi yang sebagian besar pengidapnya perempuan ini. Seperti yang sudah pernah gue bahas sebelumnya di sini, pengidap scoliosis alias kondisi dimana tulang belakang melengkung ke arah samping ini nggak sedikit, tapi sayangnya masih banyak yang menganggapnya kurang penting. Padahal scoliosis terutama jika sudah severe (seperti gue) bisa mempengaruhi organ-organ tubuh, lho. Dan meskipun jarang tapi jika dibiarkan dalam kondisi severe bisa sampai menyebabkan kematian. Jadi sebenarnya penting sekali, kan. Entah deh gosip darimana kalau ada yang bilang scoliosis itu kurang penting, hihihi.

Gue sendiri, sebagai orang yang sudah hidup bersama scoliosis sejak berusia 13 tahun menganggap setiap bulan adalah "Scoliosis Awareness Month". Sebisa mungkin gue mengenalkan scoliosis pada orang-orang terdekat, ---dan syukur-syukur bisa semakin luas. Salah satu usaha gue adalah membuat series YouTube yang berjudul "Indi's Scoliosis Life". Untuk episode minggu ini gue membahas tentang film-film yang di dalamnya mempunyai tokoh scolioser. Yup, selain MIKA(film gue yang diinspirasi oleh novel "Waktu Aku sama Mika") ada juga lho film-film lain yang mungkin teman-teman sudah pernah nonton tapi nggak ngeh kalau di sana ada scolioser. Dan video episode ini juga sudah gue upload di account YouTube "Indi Sugar Taufik". Tapi berhubung nggak semua hobi nonton YouTube dan mungkin lebih nyaman mampir ke sini, jadi gue buat versi tulisannya ;)

1. Sixteen Candles


Film ini di release pada tahun 1984. Yes, I know, I was not even born that time, ---dan gue yakin sebagian besar dari teman-teman juga belum, hihihi. Tapi gue yakin banyak yang tahu film ini, at least pernah melihat poster atau meme nya di internet. Film ini menceritakan tentang seorang remaja perempuan yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke 16. Di sana ada tokoh figuran yang sayangnya nameless, tapi ia dikenal sebagai "Geek girl". Geek girl ini seorang scolioser dengan Milwaukee Brace yang sering diejek oleh teman-temannya. But don't worry, guys. It has happy ending. Gue lihat ia berdansa dengan seseorang di akhir film ;)

2. Romy and Michele's High School Reunion



Film ini juga sudah lama direlease, tepatnya pada tahun 1997. Waktu pertama kali menontonnya di TV, gue langsung suka. Tapi waktu itu gue nggak menontonnya dari awal jadi agak bingung mengapa Michele selalu diejek oleh teman-temannya ketika remaja. Lalu setelah menontonnya untuk kedua kali di DVD gue jadi tahu bahwa sebelum Michele dewasa dan ikut reuni, ketika remaja ia harus memakai brace untuk scoliosisnya! Banyak sekali scene yang lucu di film ini, seperti ketika magnet-magnet menempel di brace Michele :D Meski di film ini banyak jokes yang "payah" tapi sebenarnya punya pesan yang sangat positif. Bahwa you can say that you are "anything" and tell the lies to the people. But being yourself is always the best. Kalau teman-teman punya rencana bikin sleepover party, gue sarankan film ini harus ada di list kalian :)

3. The House Bunny



Okay, film yang ketiga ini adalah my MOST very favorit. Film ini nggak berpusat kepada Joanne, si scolioser. Tapi Joanne adalah salah satu dari anggota sorority yang ---somehow--- semuanya canggung. Lalu suatu hari mereka kedatangan seorang mantan Playboy bunny yang dipecat karena dianggap sudah terlalu "tua" untuk tinggal di mansion. Namanya Shelley, dan ia menjadi house mother mereka! Kehadiran Shelley menjadikan mereka lebih percaya diri dan berkarakter, termasuk Joanne yang mulai nyaman dengan kondisinya dan bahkan menghias brace nya dengan berbagai pernak-pernik. Yang lucu dari Joanne, dokter sebenarnya sudah mengizinkannya melepas brace sejak lamaaaaa. Tapi ia takut kalau dilepas tulangnya akan lembek seperti mie, hihihi. By the way, ada sebuah adegan favorit gue di film ini, yaitu waktu Shelley encourage Joanne untuk mengejar laki-laki yang ia sukai. Joanne berlari semakin lama semakin kencang, sampai satu persatu bagian bracenya lepas. Lol, bahkan lebih "amazing" dari adegan asli yang menginspirasinya, ---Forrest Gump! :p

4. Kiss Me


Menurut gue film ini agak misterius. Awalnya trailernya ada dimana-mana, setiap buka YouTube atau situs video sharing lain pasti deh ada promo film"Kiss Me". Tapi tiba-tiba saja *poof* trailer dan promonya menghilang dari internet. Yang gue dengar dari seorang teman online sih film ini dicancel penayangannya di bioskop dan akhirnya dirilis sebagai film di TV kabel. Film ini menceritakan tentang sepasang sahabat yang bernama Zoe dan Shelby. Zoe menghadapi masalah dengan scoliosisnya, sementara Shelby jatuh cinta dengan laki-laki yang usianya jauh lebih tua darinya. Dari trailer nya sepertinya ini seperti film remaja kebanyakan, ---tentang betapa complicated nya fase sebelum dewasa ini. Sejauh yang gue tahu film ini seharusnya dirilis tahun 2012 lalu tapi sampai sekarang nggak ada pengumuman offcial tentang nasibnya.

5. MIKA



Film terakhir adalah satu-satunya film Indonesia, ---dan satu-satunya yang merupakan film gue di list ini, hehehe. MIKA merupakan film yang diinspirasi oleh kisah nyata kehidupan gue ketika berusia 15 tahun. Dua tahun sebelumnya gue didiagnosis mengidap scoliosis dan harus memakai brace 23 jam setiap hari. Ketika sedang libur sekolah gue bertemu dengan Mika, laki-laki yang 7 tahun lebih tua dan seorang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Kami lalu saling jatuh cinta dan memutuskan untuk berpacaran :) Film ini nggak menjadikan scoliosis hanya sebagai tempelan, tapi menjadikannya bagian penting dari cerita. Ada beberapa pengalaman sebagai seorang scolioser yang gue bagi di film ini, seperti misalnya kesulitan gue ketika harus mengikuti pelajaran olahraga. Tapi bukan berarti film ini menggambarkan scoliosis sebagai sesuatu yang mengerikan. Malah film ini menunjukan bahwa gue sama saja seperti remaja kebanyakan, ---gue bersenang-senang dan gue juga punya pacar ;)
Dengan bangga gue bilang bahwa MIKA adalah film pertama dan so far satu-satunya yang memiliki scolioser sebagai tokoh utama, ---bukan sebagai figuran atau malah pony role yang tujuannya membuat orang tertawa. Gue harap film MIKA bisa meningkatkan awareness, bahwa scoliosis bukan lelucon dan sekedar masalah kosmetik. Scoliosis juga bisa menyebabkan rasa sakit dan menghambat aktivitas sehari-hari, terutama jika kasusnya sudah severe seperti gue. Dan gue harap MIKA nggak jadi film terakhir. Para sineas harus lebih berani membuat film dengan scolioser sebagai pemeran selayaknya orang yang "normal", bukan sebagai karakter untuk memancing iba atau dijadikan lelucon.



Nah, itu dia film-film yang memiliki tokoh/peran scoliosis di dalamnya. Bagaimana apakah kalian sudah pernah menonton salah satu, ---atau bahkan semuanya? Jika sudah mana yang menjadi favorit kalian? Atau adakah judul yang terlewat oleh gue? Feel free untuk membantu gue mengingatnya dengan meninggalkan komentar di tulisan ini. Siapa tahu bisa jadi referensi untuk ngebuburit alias menunggu waktu berbuka puasa, hihihi ;)

proud scolioser,

Indi


*dapatkan film MIKA di sini dan di sini.
______________________________________________________

Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469

My Blessed Birthday! (Dapat "Kado" Mampir ke IGD, hihihi) :D

$
0
0
Haloooo,howdy-do my friends? Wah, sudah bulan Juli rupanya, ---bulan Puasa juga hampir selesai. Gue darimana saja, ya? Hihihi *pura-pura lupa* Jadi gimana guys puasanya? Semoga lancar ya. Dan berhubung sebentar lagi Lebaran, gue mau sekalian minta maaf lahir dan batin. Mohon maaf kalau ada tulisan gue di sini yang nggak berkenan untuk kalian. Gue nggak pernah bermaksud begitu, kok. Sebisa mungkin gue berusaha agar tulisan-tulisan gue santun meskipun tetep jujur :D By the way ngomong-ngomong soal bulan Juni yang sudah berlalu, ada yang ingat nggak sih kalau di bulan itu gue ulang tahun? Nggak ada, kan? Hehehe *jawab sendiri* Sebenarnya gue sendiri nyaris nggak ingat, lho. Soalnya selain lately ada 'sosok' yang mengganggu pikiran (---gosh, seriously biasanya gue nggak se-over thinking ini, lol), gue juga sedang sakit. Jadi selama beberapa hari di bulan Juni gue hanya menghabiskan waktu beristirahat di kamar. Kadang ingat juga sih kalau hari ultah gue semakin dekat, tapi konsentrasi gue memang sedang terpecah-pecah. Sampai menjelang tanggal 8 gue malah lupa kalau itu seharusnya jadi hari yang paling ditunggu-tunggu! Aduh! :D

Dulu sih kalau gue sakit menjelang ulang tahun dibilangnya kebetulan atau sugesti, tapi semakin besar meskipun lupa tanggal tetap saja ujung-ujungnya sakit, hihihi. Kayanya sih ini'tradisi' dari tubuh gue sebagai reminder untuk lebih menjaga kesehatan :) Waktu ingat kalau hari ulang tahun semakin dekat gue jadi dilema antara mau merayakannya atau nggak. Sejak gue lahir sampai sekarang rasanya belum pernah satu kalipun nggak merayakan ulang tahun. Eits, jangan salah mengerti ya... Merayakan yang dimaksud bukan berfoya-foya, tapi sebagai bentuk rasa syukur karena masih diberikan usia untuk terus berpetualang oleh Tuhan, dan yang paling penting ini menjadi moment untuk mengenang saat-saat gue lahir ke dunia, ---moment betapa bahagiannya Ibu dan Bapak ketika bertemu gue untuk pertama kalinya :) Meski sederhana, di hari ulang tahun biasanya gue berusaha memberikan 'personal touch'. Ya, diberi tema ala kadarnya agar lebih berkesan. Tapi untuk tahun ini jangankan tema, kuenya saja belum tentu ada, hihihi.

Di tanggal 10 Juni entah kenapa seperti ada suara dalam kepala yang bilang, "Ayo, rayakan saja, Indi... Rayakan...". Lol, just kidding. Yang betul Ibu terus-terusan bertanya tentang ulang tahun gue. Katanya kenapa gue nggak mengundang teman-teman dan makan-makan seperti biasa. Setelah dipikir-pikir, betul juga, ---why not?! Untuk tema memang sudah hampir mustahil, tapi untuk mengundang beberapa orang sepertinya masih bisa. Jadi menjelang tengah malam gue mengirim pesan pada beberapa teman untuk datang ke rumah orang tua gue esok sorenya. Reaksi mereka? Sudah pasti surprise, dong, hihihi. Mereka mengira untuk pertama kalinya sejak mengenal gue, tahun ini akan jadi tahun perdana tanpa syukuran ultah gue :p Gue mengundang 4 orang teman dan semuanya kompak menjawab"insyaallah" yang sadly malah diartikan sebagai 'nggak janji', lol. Gue pikir, ya sudahlah yang penting berniat baik untuk mengundang. Iseng-iseng gue juga meminta Dhian, salah satu teman gue (---well, she's my BFF) untuk membuatkan kue ulang tahun. Dan jawabannya adalah... "nggak janji." Wuaaah, rupanya harus siap-siap nggak ultah deh tahun ini, huhuhu.

Meski gue bilang kalau nggak yakin akan merayakan ultah, tapi Ibu tetap menawarkan diri untuk memasak. Katanya kalau bersiap-siap dari pagi sebelum sore juga bisa selesai memasak. Ya sudah, gue request makanan kesukaan gue; spageti dan salad. Dan dengan inisiatif sendiri Ibu juga memasak nasi goreng. Katanya kalau bulan Puasa mungkin orang akan lebih pilih nasi daripada mie, hihihi. Supaya nggak sepi gue juga membeli permen, soda, biskuit dan solo cup. Semuanya sengaja gue pilih yang berwarna pink, jadi meski nggak bertema tapi ulang tahun gue tetap terlihat 'rapi' dan cocok dengan desain undangan bergambar Hello Kitty yang gue kirim via online. Belakangan gue sedang senang bereksperimen dengan resep-resep makanan manis, sekalian unjuk gigi (lol) gue membuat rum ball plus Pocky dan Pejoy stick yang katanya sih enak :p Tepat sebelum jam 5 sore gue mendapat kabar Angie yang terjebak hujan dan Cut Hanna yang sedang sakit karena terjatuh sampai nggak sadarkan diri :( Sudah pasti mereka plus Ima berhalangan hadir. Gue memang nggak begitu berharap karena undangannya super mendadak, jadi rasanya senang sekali waktu tahu Dhian dan Ray sudah di perjalanan menuju rumah orang tua gue :D


Seolah sudah janjian, Puja (my bro), istri dan anaknya, Nenek dan juga Tante datang dalam waktu hampir bersamaan. Ray dan Dhian pun menyusul nggak lama kemudian. Wah, surprise Dhian pakai baju warna pink, padahal nggak ada dress code nya, lho, hihihi. Itu membuat kami terlihat kompak karena gue juga memakai dress berwarna pink. Dan ternyata bukan hanya baju Dhian yang warnanya senada, kue yang ia buatkan untuk gue pun berwarna pink dan bergambar Hello Kitty! Wah, tanpa sengaja ulang tahun gue jadi bertema Hello Kitty nih, seperti 2 tahun yang lalu, hihihi. Sama seperti reaksi Dhian dan teman-teman yang lain, Nenek juga kaget kenapa gue merayakan ulang tahun dengan begitu mendadak."Coba kalau Emah dikasih tahu dari kemarin-kemarin, pasti bawa kado," begitu katanya. Gue jawab saja,"Kado bisa menyusul, kok, hihihi."





Seperti yang sudah-sudah nggak ada 'jadwal' khusus saat ulang tahun. Kami hanya mengobrol random sana-sini dan tahu-tahu waktu berlalu. Sebelum makan makanan berat kami menikmati rum balls buatan gue. Ini adalah kali pertama Ray dan Dhian mencicipinya, biasanya hanya keluarga di rumah yang gue jadikan 'kelinci percobaan' dari resep-resep gue :p Ternyata menurut mereka enak, meskipun nggak terbiasa karena rum nya begitu kuat. Hehehe, sebenarnya gue kan sengaja, ini adult snack gitu, ---anak-anak dilarang coba :p Setelah menghabiskan beberapa rum balss, Ibu langsung memanggil kami untuk makan. Ada yang lucu, sebelumnya kami mengobrol seru (baca: ngomongin orang, lol) tentang 'kenalan' kami yang kombinasi menu makanannya ajaib. Ada yang lontong campur spageti dan ada yang nasi goreng campur sop buntut. Eh, ternyata kami juga begitu, habis makan spageti disusul dengan nasi goreng. Untung saja nggak digabung dalam 1 piring seperti 'kenalan-kenalan' kami itu, hihihi :D Meski begitu kami tetap kekenyangan maksimal. Padahal kue buatan Dhian belum dicicipi, lho :)






Karena waktu sudah semakin larut, jadi kami nggak menunda-nunda waktu. Begitu selesai makan langsung tiup lilin dan potong kue! Nasi goreng dan spagetinya hanya diberi waktu untuk turun ketika kami bernyanyi "Selamat Ulang Tahun" dan "Potong Kuenya", saja, hehehe. Tapi berhubung kuenya Dhian enak (dan cute!) jadi perut kami masih sanggup untuk menampung masing-masing 1 potong kue. Meski sederhana dan serba mendadak tapi moment seperti ini selalu membuat gue terharu dan super bahagia. Rasanya gue sangat dicintai dan diberkahi, ---orang-orang yang disayangi rela meluangkan waktunya untuk gue :) Seperti biasa Ray menjadi juru foto dan mengabadikan moment ulang tahun gue. Well, kalau ada Ray Bapak biasanya memang bisa 'beristirahat' dulu dari perannya sebagai fotografer gue :p Sekitar pukul setengah 9 malam Dhian pamit pulang. Kami sempat bergurau bahwa ia adalah tamu VIP, ---padahal sih memang yang diundang sedikit dan kebetulan berhalangan hadir, hihihi. Gue bersyukur sekali punya sahabat yang selalu berusaha ada untuk gue. Kalau diingat-ingat, Dhian inilah yang nggak pernah absen setiap kali gue berulang tahun :)



Setiap ulang tahun rasanya selalu berbeda, tapi semuanya istimewa. ---Dan kalau boleh gue bilang semuanya 'the best', hehehe. Katanya saat berulang tahun adalah waktu untuk merenung, menjadi lebih wise karena waktu di dunia semakin sebentar. Gue nggak menolak itu, tapi juga memilih untuk merayakannya. I'm so blessed untuk bisa menikmati waktu menyenangkan di dunia. Gue grateful dan ini adalah cara gue mengekspresikannya :) By the way hanya beberapa jam saja setelah acara ulang tahun, gue dengan diantar Ray pergi ke IGD karena ada rasa nyeri di private area gue. Rupanya gue punya kista bartholin yang ukurannya kira-kira seujung jari kelingking. Dokter meminta gue untuk nggak terlalu khawatir dulu dan memeriksakannya kembali ke gynecologist keesokan harinya. I did, dan another surprise, ---ternyata gue juga punya hernia. That's why terkadang jalan kaki terasa nggak nyaman untuk gue, uhuhuhu. Apa gue kaget? Iya. Apa gue khawatir? Iya. Tapi gue nggak takut karena selama ini selalu berusaha menjaga kesehatan. Gue yakin bisa segera mengatasinya ;) Dan gue anggap ini juga kado dari Tuhan, karena bisa mengingatkan gue bahwa hidup itu seperti roda. Gue baru bersenang-senang dengan orang-orang yang gue cintai dan beberapa jam kemudian berakhir di IGD. Gue bisa bilang apa lagi?... I'm blessed ;)

my newest cover, rasanya menggambarkan sekali apa yang sedang gue alami, hihi :D


blessed birthday girl,

Indi


______________________________________________________


Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact person: 081322339469
Viewing all 312 articles
Browse latest View live