![]() |
Sebelum pergi terapi, sebelum tahu akan mendapat kejutan :) |
Hi, my lovely readers! Apa kabar? Selamat hari lebaran ya bagi yang merayakan. Mohon maafkan gue kalau selama ini ada kesalahan atau ada tulisan yang kurang berkenan di hati kalian. Semoga lebaran kali ini mendatangkan berkah bagi kita semua dan kita bisa memulai semuanya dengan lebih baik, amen... :)
Ngomong-ngomong soal lebaran, beberapa hari sebelum lebaran tepatnya tanggal 16 Agustus, gue mengalami hari yang menyenangkan. Well, kebanyakan hari memang menyenangkan, sih, hehehe, tapi gue nggak nyangka akan semenyenangkan ini :D Jadi, seperti hari libur biasanya gue memulai hari dengan terapi. No special outfit, no special hairstyle. Semuanya benar-benar seperti biasa. Diantar Bapak, lalu dijemput kembali satu setengah jam kemudian. Tapi lalu ada yang berbeda. Waktu mobil Bapak terparkir di halaman tempat terapi, yang menjemput ke ruangan terapi bukan Bapak, melainkan Ibu! Gue senang tentu saja, lalu bertanya mengapa Bapak menunggu di tempat parkir. Ibu bilang kami akan makan malam di luar, just 4 of us, me, my brother, Bapak and Ibu. Gue langsung mengangguk gembira, dan nggak menyangka bahwa banyak hal menyenangkan lainnya yang menunggu di hari itu...
Ngomong-ngomong soal lebaran, beberapa hari sebelum lebaran tepatnya tanggal 16 Agustus, gue mengalami hari yang menyenangkan. Well, kebanyakan hari memang menyenangkan, sih, hehehe, tapi gue nggak nyangka akan semenyenangkan ini :D Jadi, seperti hari libur biasanya gue memulai hari dengan terapi. No special outfit, no special hairstyle. Semuanya benar-benar seperti biasa. Diantar Bapak, lalu dijemput kembali satu setengah jam kemudian. Tapi lalu ada yang berbeda. Waktu mobil Bapak terparkir di halaman tempat terapi, yang menjemput ke ruangan terapi bukan Bapak, melainkan Ibu! Gue senang tentu saja, lalu bertanya mengapa Bapak menunggu di tempat parkir. Ibu bilang kami akan makan malam di luar, just 4 of us, me, my brother, Bapak and Ibu. Gue langsung mengangguk gembira, dan nggak menyangka bahwa banyak hal menyenangkan lainnya yang menunggu di hari itu...
![]() |
What I wore: Hair accessory: Naughty | Dress: Toko Kecul Indi | Handbag: BSM | Shoes: Nevada Kids |
![]() |
:D |
Kami berencana untuk dinner di restoran 'all you can eat' di sebuah mall. Waktu menunjukan pukul 5, dan hanya satu jam kurangsebelum waktunya berbuka puasa. Lucunya Ibu nggak ingat soal itu, jadi nggak reservasi dulu sebelumnya. Beliau pikir, cabang di mall ini biasanya sepi, jadi buat apa reservasi. Tapi ternyata di bulan puasa luar biasa penuh sampai-sampai kami harus masuk waiting list dan kembali lagi jam 8 malam! Bukan waktu yang sebentar, hahaha :D
Setelah berunding singkat, Ibu memutuskan untuk menunggu dan membeli beberapa keperluan rumah tangga di supermarket. Hmm, ibu-ibu kan selalu menikmati belanja, jadi pasti bisa 'membunuh waktu' sampai waktunya dinner, hahaha. Sedangkan Bapak dan adik, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan keluar mall. Dan gue... gue nggak punya rencana apa-apa dan memilih untuk menemani Ibu belanja. Tapi lalu Ibu bertanya apa gue nggak menginginkan sesuatu yang lain, sesuatu yang benar-benar gue inginkan. Sambil tertawa gue menjawab bahwa gue kehabisan blush on, lip gloss dan ingin beberapa aksesoris rambut. Jawaban main-main, tentu saja. Tapi ternyata Ibu mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya sambil berkata, "Ini pakai saja uang Ibu".
Setelah berunding singkat, Ibu memutuskan untuk menunggu dan membeli beberapa keperluan rumah tangga di supermarket. Hmm, ibu-ibu kan selalu menikmati belanja, jadi pasti bisa 'membunuh waktu' sampai waktunya dinner, hahaha. Sedangkan Bapak dan adik, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan keluar mall. Dan gue... gue nggak punya rencana apa-apa dan memilih untuk menemani Ibu belanja. Tapi lalu Ibu bertanya apa gue nggak menginginkan sesuatu yang lain, sesuatu yang benar-benar gue inginkan. Sambil tertawa gue menjawab bahwa gue kehabisan blush on, lip gloss dan ingin beberapa aksesoris rambut. Jawaban main-main, tentu saja. Tapi ternyata Ibu mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya sambil berkata, "Ini pakai saja uang Ibu".
![]() |
Treat from Mommy :) |
![]() |
They're just too cute :) Thanks, Mom! :* |
Gue terkejut sekaligus senang. Bukan, bukan karena jumlahnya besar, tapi karena... gue nggak menyangka, di usia gue yang bukan anak-anak lagi beliau masih menyenangkan gue dengan treat kecil di waktu yang nggak diduga-duga. Mungkin bagi sebagian anak ini adalah hal biasa, tapi untuk gue ini adalah moment yang mengharukan... Bapak dan Ibu adalah orang tua yang penuh kasih, tapi juga sangat disiplin. Sejak kecil, jika gue menginginkan sesuatu, gue harus menabung dulu dari sisa uang jajan. Mereka sangat selektif dengan barang yang gue miliki. Gue memang dibebaskan untuk memilih apa yang gue inginkan, tapi selalu diberikan 'pertimbangan' apakah gue benar-benar membutuhkannya atau nggak. Setelah gue beranjak remaja, gue mulai menyadari bahwa Bapak dan Ibu berbeda dari orang tua teman-teman gue. Waktu teman-teman satu kelas sudah mempunyai HP, Ibu bertanya apa gue menginginkannya juga. Gue bilang, tentu saja gue ingin. Lalu Ibu meminta gue untuk menabung, dan setiap kali nilai gue baik, gue mendapatkan uang jajan tambahan. Hasilnya, gue berhasil mengumpulkan sejumlah uang yang cukup untuk dibelikan sebuah HP monokrom merk Nokia.Gue gembira luar biasa dan menjaga HP gue baik-baik, meski gue satu tahun lebih terlambat dibanding teman-teman yang sudah memiliki HP lebih dulu :)
Bapak selalu bilang bahwa tugas orang tua adalah memfasilitasi kebutuhan anaknya. Gue suka menulis, maka Bapak membelikan gue sebuah komputer tua yang usianya hampir sama dengan gue untuk berlatih menulis. Gue juga suka mendesain pakaian, maka Ibu membelikan gue buku-buku fashion dan membagi ilmu desainnya pada gue. Tapi jika gue menginginkan barbie, boneka binatang, lampu-lampu hiasan dan lainnya, gue harus menabung dulu. Alasannya sederhana, karena usia gue waktu itu sudah cukup untuk mengerti konsep menabung: sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Atau kalimat lainnya, "Ini mungkin akan memerlukan waktu lama, tapi jika berusaha terus pasti akan tercapai" :) Semua yang gue inginkan didapat dari hasil menabung (meski waktu itu 'asal' uangnya masih dari Bapak dan Ibu, lol), terkecuali jika gue membuat suatu prestasi, ulang tahun dan di hari raya, Bapak dan Ibu selalu memberikan gue sesuatu :)
Jangan salah kira, orang tua gue bukan orang-orang yang pelit. Mereka hanya menginginkan yang terbaik, dan itu cara mereka mendidik gue, dan gue menyukainya karena gue mulai mendapat hasilnya di usia dewasa :) Ternyata, dengan memanfaatkan semua fasilitas yang diberi Bapak dan Ibu ditambah dengan menabung berhasil membuat gue melewati fase remaja ke dewasa dengan relatif lancar :) Buat gue, juga buat Ibu dan Bapak, menjadi dewasa adalah bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, membawa stuffed animal kemana-mana bukan berarti imatture, selama nggak bertingkah kekanakan :D
Ketika kuliah, dari pertengahan sampai semester akhir, gue membiayai sendiri. Nggak ada uang saku terkecuali dapat fasilitas antar-jemput menggunakan mobil Bapak. Ibu bukan permintaan orang tua. Mereka justru berpendapat bahwa seharusnya untuk biaya pendidikan gue harus dapat sampai sarjana. Tapi gue pikir, gue sudah punya pendapatan sendiri dan mencukupi, jadi kenapa gue nggak mencoba untuk lebih mandiri, toh usia dewasa sudah semakin dekat :) Syukurlah mereka bisa mengerti dan membantu gue berlatih sehingga gue hampir 'nggak' sadar sudah memasuki usia dewasa :)
Selepas kuliah gue menanggung hidup gue 'sendiri', dalam artian finansial, karena untuk mental orang tua pasti men-support anaknya bahkan sampai akhir hayat. Gue memang masih tinggal di sebuah kamar di rumah Bapak dan Ibu, tapi untuk biaya listrik, internet, telepon dan belanja bulanan mereka menyerahkan sepenuhnya pada gue. Banyak yang mengira gue anak manja karena Bapak atau Ibu sering mengantar gue bepergian, tapi menurut gue itu bukan bentuk manja, tapi bentuk kasih sayang mereka. Mereka hanya ingin berada di sekitar gue, hanya ingin melihat anak gadisnya dari dekat. Dan untuk biaya bensin, tentu saja gue yang menanggung. Mereka murni mengantar :))
Bahagia rasanya ketika mendengar Bapak dan Ibu berkata "bangga" dan terseyum dengan puas :')
Perjalanan gue masih panjang, dan akan selalu membutuhkan proses belajar. Gue nggak pernah menyesal dengan cara didik orang tua gue, sebaliknya gue bangga dan merasa beruntung karena tetap mendapatkan masa kecil yang super indah sembari mendapatkan pelajaran berharga. Apa yang gue hadapi sekarang suatu hari akan berubah ke level yang lebih tinggi. Suatu hari gue harus meninggalkan kamar di rumah orang tua gue dan memulai keluarga kecil gue sendiri. Hidup gue akan lebih menantang dan akan ada banyak hal yang harus diatur. Jika sekarang gue hanya bertanggung jawab untuk diri sendiri, maka suatu hari gue akan mengatur biaya pendidikan anak dan lain sebagainya (bersama suami tentu saja, lol). Gue nggak perlu takut menghadapi itu semua karena dengan support mental dari Bapak dan Ibu gue pasti bisa :)
Dan sekarang, kembali lagi pada 'hari itu', gue membelanjakan uang dari Ibu dengan perasaan yang sangat gembira. Gue nggak menghabiskan semuanya dan menyerahkan sisanya pada Ibu. Hari itu gue belajar sebuah hal baru lagi. Selain untuk mengajarkan anak gue kelak untuk menabung, meyakinkannya bahwa ia bisa mandiri... memberikannya kejutan di waktu nggak terduga akan memberikannya senyuman bahagia sepanjang hari. Seperti yang alami di hari itu :) :) :) :) :)
![]() |
Ibu dan Bapak, ketika akhirnya waktu dinner tiba :) |
blessed girl,
INDI
______________________