“Undangannya untuk berapa orang, Indi?” tanya Ibu.
“Untuk 2 orang, Bu. Pasti aku akan senang kalau Ibu dan Bapak bisa menemani di Jakarta. Ini moment penting buatku,” jawab gue.
Bapak terdiam beberapa saat, “Jadi siapa yang akan menjaga Eris di rumah? Bi Ade? Atau Puja?”
Kami ikut terdiam, memikirkan solusi yang paling tepat untuk Eris, anjing peliharaan kami yang sudah pasti nggak bisa ikut menginap di hotel.
“Sudah, kamu pergi dengan Ibu saja ya. Biar Bapak menyusul di malam penobatan nanti,” Bapak memutuskan, --- yang langsung disetujui oleh Ibu.
***
Gue masih ingat betul percakapan kami ketika gue menjadi finalis Kartini Next Generation Award 2015. Sungguh gue ingin kedua orangtua gue menemani, tapi untuk kami Eris juga anggota keluarga, ---dan keluarga artinya ‘no one left behind’. Gue sering bilang bahwa gue dan Eris nggak terpisahkan, tapi sebenarnya ini juga berlaku untuk Ibu dan Bapak. Mereka selalu berusaha untuk nggak meninggalkan Eris sendirian di rumah. Itulah kenapa gue terkadang hanya bisa ditemani oleh salah satu dari mereka saja jika harus menginap di luar kota. Menjadikan Eris sebagai anggota keluarga merupakan sebuah komitmen. Gue, Ibu dan Bapak bahagia dengan kehadiran Eris, dan kami juga ingin memastikan Eris merasakan hal yang sama.
Heran rasanya jika mendengar ada orang yang menelantarkan atau menyia-nyiakan hewan peliharaannya. Alasan gue memelihara Eris (teman-temannya) tentu saja karena gue menyayanginya. Tapi faktanya masih ada orang yang membawa hewan ke kehidupan mereka hanya sebagai kebanggaan atau penanda status sosial. Semakin mahal harga hewan yang mereka miliki, akan semakin bangga mereka. Let alone deh soal kelegalannya. Gue kenal kok dengan orang yang memelihara hewan eksotis ilegal di halaman rumahnya. Yang memelihara tanpa berpikir panjang pun ada (malah sepertinya paling banyak). Mereka membeli/mengadopsi hewan saat sedang lucu-lucunya, tapi malah kebingungan ketika hewan-hewan itu mulai tumbuh besar atau malah sakit-sakitan karena usia. Wajah puppy, kitten dan bayi-bayi hewan lainnya sudah pasti membuat siapa pun yang melihatnya jatuh cinta. Tapi bisakah mereka memastikan untuk jatuh cinta dengan hewan-hewan itu selamanya?
Di moment Lebaran yang indah ini gue malah mendengar berita yang memilukan. Seekor anjing betina ditinggalkan pemiliknya mudik berhari-hari dalam keadaan terikat dan tanpa makanan sama sekali! Ketika ada yang menemukan kondisikan sangat mengenaskan, sudah dehidrasi dan vaginanya dipenuhi belatung. Meski dalam keadaan lemah, anjing itu mengangkat kepalanya dan tersenyum (---yang punya anjing pasti mengerti apa maksudnya) ketika tahu ada yang datang untuk menyelamatkannya. Too bad, karena kondisinya begitu buruk ia hanya bisa bertahan selama 3 jam saja :( Hati gue pedih sekali mendengarnya, tapi juga marah. Sangat SANGAT marah. Gue nggak mau meninggalkan Eris terlalu lama karena tahu bahwa dalam konsep waktu anjing, berjam-jam terasa seperti berhari-hari bagi mereka. Dan bayangkan apa yang mereka rasakan jika ditinggalkan berhari-hari dengan leher di rantai, --- dan tanpa makanan sama sekali! Tersiksa sudah pasti! Dan juga bingung! Sudah sejak zaman nenek moyang anjing secara naluriah menjaga dan mempercayai manusia. Saat tuannya pergi mereka akan khawatir, dan kelaparan tentu membuat keadaan lebih buruk. Sampai saat mengetik ini pun gue masih nggak ngerti dengan apa yang ada di kepala pemilik anjing malang itu :/
Gue nggak bilang tinggal serumah dengan hewan peliharaan itu mudah, apalagi jika jumlahnya lebih dari satu, ---bisa dibilang merepotkan malah. Tapi merepotkan bukan berarti nggak menyenangkan. Gue, Ibu dan Bapak somehow sangat menikmati kerepotan kami ketika berbagi tugas, termasuk di saat-saat membingungkan seperti ketika gue harus menginap di Jakarta tapi ingin ditemani oleh keduanya. Seperti yang gue bilang tadi, ini adalah komitmen. Sejak hari pertama Eris ada di rumah kami sudah siap bahwa ia akan tumbuh besar, akan makan semakin banyak, akan ada waktunya ia sakit dan akan ada waktunya kami harus meninggalkannya, ---meskipun diusahakan jangan terlalu sering. Kami sudah membuat list kandidat siapa saja yang bisa dititipi Eris jika terpaksa harus meninggalkannya agar kami dan Eris sama-sama merasa nyaman.
Hari raya apapun sudah pasti merupakan moment yang sangat penting, dan sebagai orang yang tinggal di Indonesia gue mengerti betul dengan tradisi mudik. Siapa sih yang nggak senang jika bisa bertemu dengan sanak keluarga yang tinggal berjauhan, apalagi jika bisa sekalian berlibur? Tapi jangan sampai kita nggak memikirkan nasib hewan peliharaan di rumah. Jika memungkinkan ajak mereka bersama kita. Jika nggak memungkinkan pastikan ada orang yang bisa dititipi. Jika nggak bisa juga... you shouldn’t get a pet in the first place! Gue nggak memanusiakan hewan, tapi jangan pernah lupa bahwa mereka juga mahkluk hidup. Don’t be selfish!
yang lagi makan kue lebaran sama Eris,
Indi
Nb:Guuuuys, selamat hari raya Idul Fitri, ya. Mohon maaf jika ada tulisan-tulisan gue yang menyinggung. I never mean to do that :) Semoga waktu berkumpul kalian bersama keluarga dan kerabat menyenangkan. Amen! :)
Nb: Dan untuk yang bertanya tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor" di tulisan gue sebelumnya, yup novel itu masih tersedia di sini dan royaltinya di donasikan ke hewan-hewan terlantar/korban kekerasan.
_______________________________________________________