I know, I know, tahun berganti bukan berarti semuanya otomatis menjadi lebih baik. Tapi gue hanya ingin memberikan vibe positif, meski hanya sedikit di tahun baru ini :) Tahun 2020 terasa berat untuk kita semua. Banyak di antara kita (termasuk gue) yang harus kehilangan pekerjaan. Bahkan nggak sedikit yang harus ditinggalkan oleh orang-orang tersayang. Sedikit optimis sepertinya bisa memberi harapan, dan membuat perasaan (suasana hati) menjadi lebih baik. Betul, kan? ;)
Orangtua gue selalu bilang, tahun baru itu waktunya untuk membuat harapan dan semangat baru. Meski sebetulnya kapan saja bisa, tapi saat tahun baru hampir semua orang melakukannya. Mereka percaya doa menjadi lebih kuat saat dipanjatkan bersama-sama, ---dan gue pun begitu. Makanya gue selalu merasa tahun baru itu istimewa, jadi dalam keadaan apapun gue dan Shane selalu usahakan untuk datang ke rumah orangtua gue. Termasuk tahun ini, sejak akhir Desember 2020 Ibu sudah sibuk bertanya gue dan Shane ingin makan apa di sana. Request kami sih sederhana, hanya ingin lumpia buatan Ibu dan jagung bakar, hehe. Sudah tradisi sejak gue kecil, terutama jagung bakar. Mungkin karena itu satu-satunya menu yang netral, bisa dimakan oleh semua, ---bahkan saat gue masih jadi pemakan segala, lalu vegetarian, sampai vegan sekarang, hahaha (sejak 4 tahun lalu) :p
Gue dan Shane lagi total nggak kemana-mana, terakhir keluar ya di bulan Oktober 2020 lalu. Itu pun (lagi-lagi) hanya ke rumah ortu untuk Halloween lalu dilanjutkan ke hotel karena berdekatan dengan ulang tahun pernikahan kami. Selebihnya kami hanya di rumah saja. Sempat bingung juga mau beli hadiah tahun baru dimana karena, seriuosly, kami malas banget kemana-mana :D Akhirnya kami putuskan berbelanja online. Untuk Ibu, Bapak dan Nenek kami pesan jam dinding customize gitu, ada foto kami sekeluarga. Khusus untuk Nenek, kami pilih foto yang ada beliau dan Ibu Mertua? Kenapa? Karena mereka BFF, hahaha. Jadi kami pikir beliau akan senang. Meskipun pasti kadonya akan diterima terlambat, karena Nenek merayakan tahun baru di vilanya, di Purwakarta. Untuk dua keponakan gue, Ali dan Abi Cody, gue dan Shane hanya membeli cokelat karena mereka sudah punya banyak mainan. Lagian, mereka sih lebih happy kalau dapat makanan dibandingkan barang xD
Malam tahun baru gue dan Shane berangkat. Kami putuskan untuk memakai Gocar agar lebih praktis. Barang-barang perbekalan menginap sudah di turunkan ke lobby waktu kami sadar kalau kami kesorean. Uh oh, baru ingat kalau jalan di daerah kami akan ditutup jam 6 sore nanti. Nggak ada Gocar dan taksi yang kosong waktu kami memesannya via aplikasi, huhu. Untung saja Ibu memang akan keluar rumah, jadi bisa sekalian menjemput kami. Agak malu juga sih, niatnya mengunjungi eh malah merepotkan, hehehe. Tapi yaaa mau bagaimana lagi, malam tahun baru macet, makanya kami malas pakai mobil sendiri :D
Ketika tiba kami langsung disambut sama dua keponakan yang gue panggil "the babies", ---yang kata Shane mending dipanggil "the boys" saja karena sudah pada besar, hahaha. Mereka ini nggak selalu ada di rumah ortu, kadang ya di rumah mereka sendiri yang jaraknya nggak jauh dari rumah ortu, atau malah di rumah Nenek mereka (dari pihak bundanya). Tapi kalau saat istimewa seperti ini pasti berkunjung dan menginap, bikin rumah makin ramai. Karena mereka sedang main, jadi gue ikutan. Padahal niatnya begitu tiba mau santai di depan TV sambil rebahan di sofa. Eh, ternyata realitanya sofa penuh dengan mainan dan malah ada kolam renang karet di tengah ruangan, hahaha.
Seperti biasa kalau ada Ibu, gue dan Shane bisa makan sampai 5 kali sehari soalnya beliau hobi masak. Ketika gue sibuk bermain dengan the babies, Ibu langsung menyiapkan lumpia istimewa request dari kami. Sengaja, gue dan Shane memang belum makan dari rumah, hihi. Saking banyaknya lumpia yang kami makan, kami sampai minta break dulu sebelum lanjut makan jagung bakar. Padahal Ali sudah semangat untuk bakar jagung sendiri. "Sekarang kan kita lagi pesta," begitu katanya :D Dan dipikir-pikir memang baiknya kami bakar jagung segera sih, soalnya kalau nggak pasti Ali dan Cody keburu ngantuk. Mereka kan balita, masa iya mau ikut begadang sampai tengah malam :D Akhirnya, kami pun berusaha sekeras mungkin memberi ruang di perut untuk jagung bakar buatan Ali, ---yang ternyata bumbunya pure saos tomat doang, hahaha. Tapi enak kok :D
Dibanding para orang dewasa mereka memang lebih menjiwai "pesta" nya xD
Gue senang Ibu dan Bapak menyukai kado kami. Saking bersemangatnya mereka langsung pasangkan jarum dan baterainya. Sekalian yang punya Nenek juga dipasangkan supaya ketika beliau tiba di Bandung bisa langsung dipakai. Kalau the babies sih nggak perlu ditanya, mereka sudah pasti terobsesi dengan kado tahun barunya, hahaha. Nggak sampai 5 menit mereka langsung lahap cokelatnya plus berebutan pula karena cokelat Cody habis duluan :D Ya, begitulah... heboh dan hangat. Kalau ada mereka tiap hari gue nyerah, tapi juga kangen kalau lama nggak bertemu, hehehe.
Oya, berhubung gue dan Shane nggak kemana-mana untuk membeli kado, kami nggak bawa apa-apa untuk Eris, anjing kesayangan kami :( Sebetulnya kalau ada Gocar yang berhenti sih kami mau mampir dulu di petshop, tapi ternyata nggak seperti yang direncanakan. Sebagai gantinya, gue cuci tempat tidur Eris sampai cling. Biar tahun baru tidurnya nyenyak :D
(Edit: Saat tulisan ini dibuat kami sudah beli kado untuk Eris, hehehe).
Betul saja seperti perkiraan gue, sebelum tengah malam Ali dan Cody sudah tidur. Gue jadi leluasa buat nonton TV di sofa. Iya, di sofa! Finally xD Banyak film seru yang diputar. Rasanya seperti dapat kado tahun baru dari TV kabel karena sampai 2 hari ke depan ada beberapa channel yang gratis. Gue benar-benar manfaatkannya sampai-sampai begadang. Mata sepet pun nggak terasa, hahaha. Tapi tentu kerjaan gue nggak cuma makan dan nonton TV saja dong. Gue ngobrol-ngobrol sama Ibu dan Bapak sampai puas (asli, ngalor-ngidul, dari mulai ngomongin tetangga sampai acara TV, lol). Dan yang paling seru gue juga menemukan banyak album foto lama. Bapak menunjukkan foto-foto almarhum Kakek dan Nenek, yang ternyata mereka dulu keren sekali. Jadi terharu, huhu. Maklumlah gue masih kecil waktu mereka meninggal, jadi memory gue dengan mereka hanya sedikit :') Shane juga nggak kalah amazenya melihat foto-foto masa kecil gue. Katanya nggak kebayang dulu gue kecilnya sebandel keponakan Ali dan Cody, hahaha. Eh, padahal nggak lho, dulu gue manis kok :p
Melihat-lihat foto masa kecil gue. Ada yang mau lihat kah selain Shane? Hahaha :D
Saking happynya gue di rumah ortu, kamar tidur yang sudah disiapkan jadi jarang banget ditempati. Seringnya gue di ruang TV, ---dan ruang makan, hehe. Rasanya kalau tidur tuh sayang, takutnya missing out. Meski gue sangat menikmati tinggal berdua saja dengan Shane di rumah mungil kami, tapi ada lho hari-hari dimana gue mikir,"Kayanya enak ya tinggal satu rumah tumplek-tumplek gitu." Tapi gue sadar, untuk gue (dan Shane) itu bukan kondisi ideal. Buat kami lebih fair untuk tinggal terpisah, karena Shane juga kan tinggal berjauhan sekali dengan orangtuanya, dan dia rela tinggal dimana saja asalkan gue happy. (Sebetulnya Ibu Mertua ingin gue tinggal di Amerika, btw, tapi berhubung gue lebih happy di sini, Shane bilang dia saja yang ikut gue). Juga dari sisi ortu gue, mereka sudah membesarkan gue sampai segini besarnya (hahaha), rasanya lebih fair jika memberi mereka ruang untuk menikmati masa tua mereka :)
Lagipula gue jadi punya tempat untuk "pulang", ada rasa rindu dan alasan untuk kembali ke rumah masa kecil gue karena ada Ibu dan Bapak di sana :)
Kami menginap selama 2 malam. Di perjalanan ke rumah kami gue sudah kangen lagi sama mereka (termasuk sama the babies dan Eris juga). Lucunya dulu gue suka berpikir kalau kangen itu hanya berlaku untuk yang tinggalnya berjauhan. Tapi setelah 2 tahun tinggal terpisah, gue jadi sadar kalau kangen itu bukan soal tempat, tapi soal dengan siapa dan dengan suasana yang melekat di hati. Semoga saja keadaan cepat membaik ya biar gue bisa sering-sering menginap di sana lagi. Sekali lagi, selamat tahun baru, semuanya! :)
(virtual) kisses,
Indi